[34] Ane Lagi

406 200 71
                                    

"Kalau tidak bisa menepati, tidak perlu berjanji."

—Ciize Airazena Zatama—

—Ciize Airazena Zatama—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Happy reading•


Minggu sore, Devano tampak sudah siap untuk pergi menonton final pertandingan futsal Tim Adijaya melawan Tim Angkasa. Kaki panjang laki-laki itu melangkah keluar dari kamar dan tak sengaja dia bertemu dengan Andra yang tampak sudah siap juga untuk pergi. Adiknya itu tidak menyuruh Devano untuk menjemput Zena lagi, karena Andra sudah berjanji dengan Zena kalau dia yang akan menjemput Zena lalu menonton final bersama.

Devano hanya melirik Andra sekilas lalu pergi mendahului adiknya itu. Andra masih berdiri di tempatnya, karena dia mengabari Zena kalau sudah akan berangkat. Setelah Zena mengirimkan balasan Andra segera keluar meninggalkan rumahnya yang sepi.

Sampai di tengah-tengah perjalanan ponsel Andra yang dia simpan di saku jaket berdering, karena ada panggilan masuk. Andra menepikan motornya, diambil benda pintar dari saku celananya. Ketika dilihat nama yang tertera di layar ponselnya adalah Ane. Tak membuat gadis itu menunggu Andra menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar sehingga panggilan terhubung.

"Halo Ne, ada apa?" tanya Andra.

"Halo Ndra. Ehm, maaf kalau aku ganggu. Aku mau minta tolong kamu buat nganter aku ke rumah sakit bisa gak?"

"Lo sakit?"

"Bukan. Tapi aku mau ke rumah nyusul mama,"

"Emang supir lo ke mana?"

"Supir aku baru pulang ke rumahnya,"

Andra dibuat bingung. Dia sudah ada janji dengan Zena, tapi jika dia menolak membantu Ane, kasihan.

"Kamu gak bisa ya, Ndra?"

"B-bisa. Gue ke rumah lo sekarang," kata Andra.

"Aku tungguin, Ndra. Makasih banyak ya,"

"Iya."

Tut ... tut ... tut ...

Setelah mengakhiri panggilan teleponnya dengan Ane, Andra langsung mencari nama Zena di kontaknya dan menelepon gadis itu untuk memberitahu mungkin dia akan terlambat menjemput Zena. Tak lama menunggu Zena mengangkat teleponnya.

"Kamu udah sampe di depan? Cepet banget," kata Zena.

"Belum Na, aku masih di jalan."

"Oh. Ada telepon?"

"Tadi Ane telepon aku, dia minta tolong buat minta anter ke rumah sakit."

"Ane sakit?"

"Bukan Ane, tapi Mamanya," jawab Andra. "Aku mau nolak, tapi gak enak, Na. Dia bilang supirnya baru pulang."

ABSQUATULATE (TERBIT)Where stories live. Discover now