[25] Alasan Yang Sebenarnya

482 226 32
                                    

"Meskipun alasannya untuk kebaikan, tetapi yang namanya kebohongan akan tetap menyakitkan."

—Ciize Airazena Zatama—

—Ciize Airazena Zatama—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy reading•


[Dua bulan setelah kejadian di rumah Geo]

Zena terlihat duduk sendirian di salah satu kursi sebuah kafe. Gadis berambut panjang itu tampaknya sedang menunggu seseorang, beberapa kali dia melirik arlojinya, hingga tak lama terlihat ada seorang gadis berambut sebahu berjalan mendekati Zena. "Zena," panggil gadis berambut sebahu itu.

Zena menoleh, retinanya menangkap Irine dengan model rambut baru. Seulas senyum Zena berikan menyapa teman yang sudah dua bulan lamanya tidak dia jumpai.

Irine mengulas senyum manis menyapa Zena. Terlihat kalau gadis itu merindukan Zena. "Udah dari tadi?" tanya Irine. Dia tahu dia sudah membuat Zena menunggu.

"Ehm, belum," jawab Zena. "Duduk, Ne," kata Zena mempersilakan. Dengan senang hati Irine duduk di depan Zena.

"Gimana kabar kamu?" tanya Zena.

"Gue baik. Lo gimana?" tanya Irine balik.

"Aku juga baik."

Irine melirik ke arah luar kafe melihat Mamanya yang menunggu di sana. "Na, gue gak bisa lama-lama. Takut mama nungguin. Sebenernya gue ngajak lo ketemu, karena ada sesuatu yang mau gue kasih tahu ke lo," kata Irine membuat Zena terlihat penasaran.

"Sesuatu apa, Ne?" tanya Zena.

"Ini soal gue sama Devano," jawab Irine. Zena semakin terlihat penasaran. Gadis itu diam menunggu Irine menyampaikan apa yang ingin temannya itu sampaikan.

Sementara Irine tampak menarik napas panjang dan membuangnya perlahan lalu baru dia kembali mengeluarkan suara. "Selama ini, gue sama Devano gak pernah ada hubungan apa pun. Apa yang pernah lo lihat dan lo denger, semua itu kebohongan," ujar Irine membuat kening Zena menggelombang tak mengerti.

"Maksud kamu apa?" tanya Zena meminta penjelasan.

"Gue gak pernah pacaran sama Devano. Yang lo lihat di kafe dulu cuma sandiwara. Sandiwara yang Devano buat," ucap Irine mulai menjelaskan.

"Aku masih gak ngerti," kata Zena. Gadis itu bukan lambat berpikir, tetapi apa yang Irine katakan membuatnya bingung. Gadis itu bingung, karena bagaimana bisa Irine mengatakan semua itu adalah sandiwara padahal dulu Irine mengatakan semua itu memang benar dan dia juga adalah korban Devano?

Irine bisa mengerti, mungkin terlalu mengejutkan untuk Zena. Irine mulai menjelaskan dari awal agar Zena bisa mengerti apa maksud ucapannya. "Dua tahun lalu, Devano dateng nemuin gue. Dia minta tolong gue buat jadi selingkuhan dia dan kita sengaja mancing lo buat dateng ke kafe malam itu, sampe akhirnya kalian putus."

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang