[40] Salah Paham

441 193 149
                                    

•Happy reading••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Happy reading•


Di sebuah tangga yang berada di dekat Lab 1 SMA Adijaya, terlihat Devano dan Zena sedang mengobrol. Devano memang sengaja mengajak Zena mengobrol untuk memberitahu tentang masalah Ane yang ternyata menjadi orang suruhan Sandra untuk menghancurkan hubungan Zena dengan Andra.

"Jadi, semua itu rencana Sandra. Aku gak habis pikir, kenapa ada orang kayak gitu," ucap Zena setelah mendengar cerita Devano.

"Mending lo baikan sama Andra," saran Devano. "Dan gue minta, lebih baik mulai sekarang lo jauhin gue," lanjut laki-laki itu.

Tatapan Zena langsung terfokus pada manik mata Devano. "Kenapa, Dev?" Gadis itu tampak tak ingin melakukan kalimat terakhir yang Devano ucapkan.

"Gue gak mau Andra makin salah paham sama gue," jawab Devano mengingat kejadian kemarin sore. "Gara-gara gue peluk lo di kamar dan nganterin lo pulang kemarin, Andra jadi mikir gue suka sama lo," cerita Devano.

"Udah cukup gara-gara Ane, kalian berantem. Jangan sampe Andra mikir kalau gue beneran mau ngerebut lo dari dia."

"Andra bilang kayak gitu sama kamu?"

"Gue gak bisa nyalahin Andra, karena emang dia gak tahu apa-apa. Makanya itu, gue minta mending lo jauhin gue," tutur Devano.

Kepala Zena menggeleng. "Engga, Dev. Udah cukup kamu minta aku buat lupain kamu. Aku gak mau kalau harus jauhin kamu," ucap Zena jujur.

"Apa mending kita kasih tahu Andra yang sebenernya, kalau dulu ki—."

"Engga. Gue gak akan kasih tahu Andra itu sekarang," potong Devano.

"Kenapa, Dev? Mau sampai kapan? Kalau kayak gini sama aja kita jahat ke Andra."

"Tapi ini demi kebahagiaan Andra."

"Mau sekarang atau nanti, Andra pasti bakal tahu. Dan kalau Andra sampe tahu dari orang lain, pasti dia bakal lebih sedih."

"Kalau kamu gak berani ngasih tahu dia biar aku aja," kata Zena bertekad.

"Gak, Na. Gue mohon jangan," tolak Devano. "Percaya sama gue. Semuanya bakal baik-baik aja. Dan pada akhirnya nanti lo berdua pasti bahagia."

Tatapan Zena semakin dalam menatap laki-laki di hadapannya itu. "Terus kamu?"

Sudut bibir Devano tertarik ke atas, membuat wajahnya dihiasi senyum tipis. "Gue? Gak usah khawatir. Gue selalu bahagia," jawab Devano.

"Kamu terlalu baik, Dev," kata Zena yang tak pernah berpikir bahwa Devano sangat menyayangi Andra, bahkan sampai rela mengorbankan perasaannya.

"Jangan bilang gue baik. Gue masih jauh dari kata itu," ucap Devano.

•••

ABSQUATULATE (TERBIT)Where stories live. Discover now