[18] Keributan di Basement Mall

472 256 34
                                    

"Jangan selamanya menutup mata dan telinga, karena bisa jadi ada kebenaran yang belum kamu lihat dan dengar."

—Alibram Devano Adinata—

—Alibram Devano Adinata—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Happy reading•


Ternyata Andra tadi pergi main ke rumah Zena. Sekitar pukul empat sore Andra baru pamit pulang dan akhirnya meninggalkan Zena sendirian di rumah. Sama dengan Andra dan Devano, gadis itu hanya sendirian di rumah, karena memang orang tua Zena dan orang tua Devano, Andra sedang bersama-sama pergi ke luar kota untuk menghadiri acara.

Setelah kepulangan Andra, Zena merebahkan tubuhnya di atas kasur. Baru Zena akan membuka aplikasi Instagram, tiba-tiba ada pesan masuk dari seseorang yang ternyata itu adalah pesan dari Geo. Zena sudah menyimpan nomor laki-laki itu, setelah kemarin mereka bertukar nomor ketika Geo mengantar Zena pulang.

Gadis itu membaca pesan Geo, Geo ternyata mengajaknya keluar untuk membelikan kado ulang tahun teman Geo. Zena yang sedang tidak memiliki kegiatan dan dia juga merasa bosan di rumah langsung mengiyakan ajakan laki-laki itu. Geo pun akan langsung menjemput Zena. Tak mau membuat Geo nanti menuggu, Zena segera bersiap-siap.

•••

Tampak motor Sean dan Bian melewati Jalan Pangarep dengan Devano membonceng motor Sean, dan Dio membonceng motor Bian. Mereka berniat akan pulang. Namun, saat mereka sedang dengan santai mengendari motornya tiba-tiba saja ada tiga motor menyalip lalu menghadang mereka. Jelas itu membuat Sean dan Bian terkejut, beruntung mereka bisa mengerem dengan cepat. Kalau tidak, sudah pasti terjadi kecelakaan.

"Shit! Cari masalah tu orang!" umpat Bian yang langsung turun dari motornya. Dengan kesal Bian menghampiri tiga motor di depannya disusul Devano, Sean, dan Dio.

"Lo pada bisa naik motor gak, sih?!" serkah Bian memaki enam orang yang masih berada di atas motor itu. "Turun sini lo!" kata Bian lagi.

Enam orang itu turun, berdiri dengan angkuh di depan empat curut Adijaya.

"Wah, lo lagi," ucap Dio saat tahu ternyata orang-orang itu adalah Ferdhi dan anak buahnya.

Sean membuang napas lelah menatap Ferdhi yang tak ada habisnya mencari masalah dengan mereka. "Hadeh, lo mau ngapain lagi?" tanya Sean.

"Kalem-kalem. Lo semua main ngegas aja," kata Ferdhi dengan tampang tengilnya, membuat empat curut menatap malas laki-laki itu.

"Yang ngegas siapa, Bos? Lo tiba-tiba ngehadang kita, maksudnya apaan?" tanya Bian tak terima. "Kalau lo mau mati bilang, dengan senang hati gue bakal tabrak lo," tambahnya.

Ferdhi tak menanggapi ucapan Bian, laki-laki itu melangkah maju mendekati Devano yang sejak tadi memilih diam. Ferdhi mendekatkan mulutnya ke telinga Devano lalu membisikkan sesuatu. "Btw, cewek itu lagi sama Geo. Temen-temen lo kayaknya kerjanya gak becus."

ABSQUATULATE (TERBIT)Where stories live. Discover now