[9] Satu Kelas

719 346 44
                                    

"Sakit itu, ketika saling mengenal, tetapi harus berpura-pura asing."

—Ciize Airazena Zatama—

—Ciize Airazena Zatama—

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

•Happy reading•



"Permisi, Bu."

Suara Zena berhasil mengalihkan perhatian seluruh isi kelas. Semua menoleh ke arah pintu kelas yang memperlihatkan Zena dengan senyum manisnya. Guru yang sedang mengajar di kelas pun segera menghampiri gadis itu.

"Kamu murid baru itu, ya?" tanya guru Bahasa Inggris yang terlihat cantik dan masih muda bernama Bu Riri.

"Iya, bu," jawab Zena sopan.

"Ayo, ikut Ibu."

Zena mengikuti Bu Riri memasuki ruang kelas. Saat Zena berdiri tepat di depan kelas. semua pasang mata menatap ke arah Zena. Tak terkecuali seorang siswi yang duduk di bangku tengah tepat lurus dengan posisi Zena berdiri saat itu. Matanya terbuka lebar, wajahnya menujukkan raut wajah terkejut ketika melihat Zena.

"Ne?" panggil Meisya yang menyadari Irine tiba-tiba diam menatap Zena. "Irine?" panggil Meisya sekali lagi.

Barulah Irine tersadar. "I-iya kenapa?"

"Lo kenapa?" tanya Meisya yang dijawab gelengan kepala oleh Irine.

Saat Irine terkejut akan kedatangan Zena di kelas itu, sepertinya Zena belum menyadari bahwa ada Irine di sana.

"Silakan kamu perkenalkan diri," titah Bu Riri pada Zena. Zena menganggukkan kepalanya.

"Hai semuanya!" Sapa Zena ramah pada seluruh isi kelas. Zena mengedarkan pandangan ke setiap sudut kelas. Dan.

"Irine!" —batin Zena.

Zena yang akhirnya menydari kalau ada Irine di kelas itu tampak terkejut. Untuk bebebapa detik dua gadis itu saling menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hai, cantik!" sampai terdengar suara Dito. Suara Dito itu pun berhasil menyadarkan Zena.

Meskipun masih memperhatikan Irine, Zena yang belum jadi berkenalan, melanjutkan perkenalannya. "Sebelumnya aku minta maaf, karena mengganggu waktu belajar kalian. Perkenalkan nama aku Ciize Airazena Zatama. Kalian bisa panggil aku Zena. Salam kenal semua!"

"Hai, Zena! Gue Dito Mahentra. Lo bisa panggil gue sayang," ucap Dito dengan lantang membuatnya mendapat sorakan dari semua teman kelasnya.

"Sudah-sudah. Kalau begitu Zena, kamu bisa duduk di sebelah Tiara," kata Bu Riri.

"Bu, Zena duduk di sebelah saya aja. Biar Arya yang pindah duduk sebelahnya Tiara," usul Dito.

"Tidak ada ya Dito! Nanti kamu godain Zena terus."

ABSQUATULATE (TERBIT)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu