[14] Kembalinya Geo

552 282 23
                                    

•Happy reading••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy reading•


Hari berikutnya, di sekitar jam setengah dua siang terlihat Andra sedang berjalan di koridor sekolah bersama seorang siswi. Siswi itu adalah Ane—gadis yang memiliki gingsul yang juga merupakan anggota OSIS SMA Adijaya, lebih tepatnya dia sebagai sekretaris—Siang itu mereka baru saja kembali dari ruang OSIS, karena kebetulan kelas mereka sedang kosong lalu mereka memanfaatkan waktu itu untuk mengecek ruang OSIS.

"Eh, Ne, notulen rapat yang minggu kemarin udah lo kirim ke gue belum, ya? Gue belum sempet baca, lupa juga udah lo kirim apa belum," tanya Andra.

"Udah kok, Ndra. Nanti aku kirim ulang aja kalau di kamu udah gak ada," jawab Ane.

"Oke."

Saat keduanya sedang berjalan dengan santai tiba-tiba saja di koridor yang tadinya sepi terlihat dari arah berlawanan ada seorang siswa dengan seragam yang tidak rapi dan napas yang terengah-engah berlari sangat kencang hingga menabrak bahu Andra dan membuat Andra terdorong ke belakang, beruntungnya Andra tidak sampai jatuh.

"Sorry! Gue gak sengaja!" teriak siswa yang menabrak Andra. Saat si pelaku menoleh, Andra bisa mengenali siswa itu. Siswi itu adalah Vero—teman Devano.

"Kamu gak papa, Ndra?" tanya Ane.

"Gak papa, kok."

•••

Brak!

Suara dobrakan pintu gudang terdengar begitu keras membuat empat curut Adijaya terkejut dan langsung menoleh ke arah pintu. Empat laki-laki itu menatap Vero yang tampak kacau dengan penasaran.

"Ada apa?" tanya Devano sambil menginjak putung rokoknya lalu bangun dari duduknya untuk menghampiri Vero.

"I-itu-Si Dero—," Vero terbata-bata dengan tanganya yang menunjuk-nunjuk arah luar.

"Kembaran lo kenapa?" tanya Sean.

"Tarik napas dulu," kata Devano menenangkan Vero. Devano menebak sepertinya terjadi sesuatu dengan Dero—kembaran Vero.

Mengikuti apa kata Devano, laki-laki berambut hitam agak kecokelatan itu menarik napas lalu membuangnya perlahan. Setelah napasnya mulai teratur Vero kembali berbicara untuk memberitahu apa yang sudah terjadi. "Dero dikeroyok sama Ferdhi," kata Vero memberitahu.

"Si anjing, buat masalah lagi," umpat Bian yang langsung tersulut emosi. Jangan heran, Bian memang seperti itu, sebelas-duabelas dengan Devano.

"Di mana?" tanya Devano mencoba menahan emosinya.

"Tadi di sebrang warung Mbak Nunik, terus Dero dibawa pergi sama anak buah Ferdhi gak tahu ke mana," jawab Vero tampak khawatir. Bagaimana tidak khawatir? Kembarannya dibawa pergi oleh musuh mereka dan kembarannya itu hanya seorang diri.

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang