Part 35 - Pertemuan dengan Cho Areum

561 81 0
                                    

Sejak pertemuan panas dengan Gendis di gedung XT, Han Mi Ra tidak mendengar lagi soal Gendis. Gadis itu tidak lagi menemuinya atau meneleponnya untuk minta ditemani seperti yang sudah-sudah. Dan ini sudah menginjak hari keempat sejak tragedi tersebut. Han Mi Ra sedikit bisa bernapas lega karena dia tidak lagi merasa terganggu di jam kerjanya. Begitu juga dengan Mi Ho yang begitu girang bisa membawa Mi Ra pulang ke rumah mewahnya.

Malam itu Mi Ho seperti biasa pulang bersama Mi Ra. Keduanya mencoba berhati-hati agar tidak ada yang curiga. Sejujurnya Mi Ho ingin segera mengumumkan hubungannya dengan Mi Ra tapi dia tahu akan sangat nerat untuk dihadapi untuk Mi Ra. Karena itu dia harus menyusun strategi. Melihat Mi Ra terluka dan diserang adalah hal terakhir yang dia ingin lihat.

Mi Ho dan Mi Ra menikmati daging asap serta kimchi yang telah disiapkan bibi Somin dan keduanya duduk di meja makan bersama. "Dia pulang hari ini," gumam Mi Ra di sela makan malamnya sesaat setelah dia melihat ponselnya.

"Siapa?" tanya Mi Ho tidak mengerti.

"Hah?" Mi Ra mendongak tidak menyadari bahwa Mi Ho menangkap gumamannya. "Oh, Gendis. Sepupuku. Aku melihat statusnya. Dia sekarang di bandara, bersiap kembali ke Indonesia," jawab Mi Ra. Mi Ra pikir Mi Ho akan berkomentar tapi ternyata pria itu memilih tidak berkata apa-apa mengenai info yang baru dia dengar.

Di dalam hatinya, Mi Ho bersyukur gadis yang telah menyakiti Mi Ra itu tidak harus lagi berada di dekat mereka. Dia tidak memiliki toleransi lebih.

Setelah makan malam, Mi Ho dan Mi Ra masuk ke dalam kamar masing-masing dengan Mi Ho mengecup dahi Mi Ra lama sebagai ucapan selamat malam. Mi Ho tidak lagi berani meminta Mi Ra tinggal di dalam satu kamar dengannya setelah Mi Ra mengancam akan pulang ke apartemennya sendiri. Walaupun tidak memiliki orang tua, Mi Ra ingin menjadi gadis baik untuk menghargai mendiang Ayah dan Ibunya, begitu yang dikatakan Mi Ra saat itu.

*

Sekitar jam sepuluh malam saat Mi Ra sudah setengah tertidur, pintu kamarnya diketuk. Dengan malas Mi Ra pun turun dari tempat tidur dan menuju pintu. Mi Ho berdiri di sana sudah memakai sneakers dan hoodie warna abu-abu gelap. "Kau mau ke mana?" tanya Mi Ra sedikit mengantuk.

"Areum baru saja menelponku. Dia ingin bertemu malam ini. Apa kau mau ikut denganku?" Pinta Mi Ho.

Mi Ra terdiam sebentar menimbang-nimbang apakah dia harus ikut atau tidak. Setelah mempertimbangkan selama satu menit, akhirnya Mi Ra menjawab, "Sebaiknya tidak. Pasti dia ingin bicara berdua saja denganmu. Lagipula akan sangat buruk kalau sampai ada yang melihat kita berdua."

Mi Ho maju satu langkah ke arah Mi Ra dan mendekap gadis itu erat. "Maafkan aku. Aku tidak akan membiarkanmu hidup dalam bayangan seperti ini lebih lama lagi. Aku akan mencari cara. Kuharap kau mau menungguku selama itu."

Tawa Mi Ra teredam dalam pelukan Mi Ho. "Aku sama sekali tidak merasa keberatan. Terus seperti ini pun tidak masalah," kata Mi Ra. Mi Ho sontak melepas pelukannya dan memandang lekat le gadis itu dengan kedua tangannya masih di pundak Mi Ra.

"Kau pasti bercanda kalau berpikir aku tidak akan melakukan apa-apa untuk merubah situasi ini. Satu yang pasti. Aku akan memastikan kau jadi milikku selamanya," tegas Mi Ho. Mi Ra kembali mendaratkan kepalanya ke dada bidang Mi Ho, merasa sangat terharu dengan kata-kata yang barusan dia dengar.

Mi Ra selalu merasa nyaman dan merasa dia berada di tempat di mana dia seharusnya saat berada di pelukan Mi Ho.

*

Dengan dua minuman sudah dia pesan, Areum datang di Metamorph, salah satu club paling berkelas dan tertutup untuk para anggota khusus saja. Untuk menjadi anggota di Metamorp pun tidaklah mudah. Butuh tiga bulan menunggu konfirmasi dari club ini sebelum akhirnya mereka bisa benar-benar menjadi pengunjung di metamorp.

a Fan, an Enemy, but Then a Lover [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant