Part 12 - Eyes and Heart Beats

694 105 3
                                    

"Boleh aku ketempatmu sekarang? Aku butuh teman bicara," tanya Ye Jun. Ye Jun diam mendengarkan jawaban seseorang di ujung sana sebelum akhirnya berkata, "Terima kasih. Aku kesana sekarang."

Ye Jun kembali menyalakan mesin mobilnya dan memutar kemudi karena kini dirinya tidak ingin langsung pulang. Beberapa menit kemudian, dirinya sudah sampai dan memarkirkan mobilnya di pelataran rumah mewah di Hannam-dong.

Saat Ye Jun sudah memasuki gerbang rumah mewah tersebut, pria yang di telponnya tadi sudah berdiri di depan pintu dengan baju longgar berwarna putih dan celana kain berwarna coklat muda. Pria itu sedang memperhatikannya saat Ye Jun memelankan laju mobil dan memarkirkan mobilnya.

"Cepat sekali kau sudah di rumah dan ganti baju. Aku pikir kau masih di pesta tadi bersama Areum," tanya Ye Jun keluar dari mobilnya dan berjalan dengan santai ke arahnya.

"Ada sesuatu yang terjadi?" tanya Mi Ho.

Bukannya menjawab pertanyaan Mi Ho, Ye Jun hanya tersenyum simpul dan menepuk pundak Mi Ho pelan. "Aku hanya tidak ingin kau sendirian malam ini," canda Ye Jun yang membuat Mi Ho mendengus mendengarnya.

Keduanya masuk ke dalam rumah dengan Ye Jun berjalan di depan sebelum sang tuan rumah. Berbeda dengan Ye Jun yang langsung merebahkan badannya di sofa empuk di dalam ruang tamu, Mi Ho berjalan ke arah dapur yang masih terlihat dari tempat Ye Jun duduk.

Rumah Mi Ho sangat luas namun di lantai satu hampir tidak ada dinding yang memisahkan antar ruang sehingga ruang tamu, dapur, dan ruang makan saling terhubung dan terbuka. Saat malam hari Mi Ho sendirian di rumah karena bibi pengurus rumah hanya datang pagi dan pulang saat siang hari. Mi Ho mengambil dua minuman kaleng dingin di lemari esnya yang sangat besar.

"Apa kau memikirkan pekerjaan?" tanya Mi Ho saat dirinya ikut duduk disamping Ye Jun dan membuka minuman kalengnya. Keduanya membuka minuman kaleng mereka bersamaan dan menimbulkan suara desisan segar dari minuman bersoda mereka yang cukup menggema di ruangan.

Ye Jun meneguk minumannya kemudian pandangannya dia tujukan pada perapian di depannya. "Pekerjaan akan berat mulai sekarang. Tapi bukan itu yang sedang mengusikku sekarang," jawab Ye Jun.

"Katakan padaku Mi Ho. Kira-kira apakah ada perempuan yang akan menolakku jika aku menyatakan suka pada mereka?" tanya Ye Jun masih menatap kedepan dengan pandangan kosong.

Mi Ho di lain pihak merasa bergidik karena Ye Jun menanyakan hal tersebut padanya. "Seharusnya tidak ada. Seperti diriku, tidak akan ada wanita yang bisa menolak pesonaku," kata Mi Ho bercanda namun dengan raut wajah serius kemudian kembali meneguk minumannya.

Jawaban Mi Ho sontak membuat Ye Jun tertawa cukup keras dan dia memukul lengan Mi Ho dengan kepalan tangannya. "Ya, aku juga penasaran kenapa dia menolakku," kata Ye Jun dan kali ini dia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar dan menutup matanya. Mi Ho menoleh kearah Ye Jun.

Walaupun Ye Jun tidak mengatakan lebih lanjut tentang siapa yang sudah menolaknya, Mi Ho sepertinya bisa menebak dan dia cukup yakin tebakannya tepat. Mi Ho ikut menyandarkan kepalanya entah kenapa kepalanya tiba-tiba terasa lebih berat.

*

"Mi Ra tolong pakaikan ini pada Mi Ho. Ini, dan ini, oh ini juga," kata Mi Sun sambil memberikan jaket kulit hitam, syal tipis, dan jam tangan di kedua tangan Mi Ra. Hari ini Hae Won tidak masuk kerja sehingga Mi Ra harus menggantikan pekerjaan Hae Won.

Dengan tangan penuh di tangannya, Mi Ra berjalan mendekati Mi Ho yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Hari ini pria itu tampil di sebuah acara musik untuk mempromosikan album barunya.

a Fan, an Enemy, but Then a Lover [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat