Part 16 - a Visit

638 97 4
                                    

Mi Ho tidak peduli dengan alasan Ye Jun menelpon Mi Ra malam-malam begini. Dia juga sudah tahu bahwa Ye Jun menyukai Mi Ra. Dia tidak suka gadis dengan mulut sembarangan itu bisa tersenyum saat menerima telpon dari Ye Jun. "Aahh ... aku tidak peduli dengan mereka. Aku tidur saja," batin Mi Ho sambil membanting pintu kamarnya dengan sangat keras.

*

Mi Ho sedang bersama Jung Si Young, salah satu anggota girlband yang sedang naik daun, saat mereka sedang rehat dalam suatu acara live music di Pantai Guryongpo di Pohang-si, Gyeongsangbuk-do. Mereka duduk di tenda putih besar dimana mereka masih bisa melihat ke luar dengan pantai Guryongpo terbentang dengan sangat indah sepanjang mata memandang.

Musim panas tentu saja waktu terbaik untuk menghabiskan waktu di pantai dan karenanya, pantai ini cukup banyak didatangi pengunjung apalagi karena ada acara musik hari ini. Mi Ho dan beberapa penyanyi besar lainnya mengisi acara hari itu.

Mi Ho sebenarnya lebih suka menciptakan lagu daripada menyanyi di atas panggung. Namun produser yang menginginkan dia membawakan lagunya sendiri. "Oppa, deobji anhni?" kata Si Young dengan nada manja dibuat-buat. Bajunya sangat minim dengan perut terekspos dengan sempurna. Wanita itu mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah dan tangan satunya dia gunakan untuk mengipas bagian leher bajunya.

[deobji anhni? = kau tidak kepanasan?]

Mi Ho paham betul apa yang Si Young lakukan. Sayangnya dia sama sekali tidak tertarik. Mi Ho memilih untuk diam bahkan tanpa melihat ke arah wanita yang entah kenapa malah duduk disebelahnya bukannya bersama teman satu grupnya.

Mi Ho memandang ke depan. Pasir halus putih terlihat sangat indah ditambah pantulan sinar matahari membuat pasir di pantai Guryongpo berkilauan. Di kejauhan, dia melihat keluarga kecil sedang berjalan di tepian pantai. Mereka nampak sangat bahagia. Sang Ayah beberapa kali menggoda anak mereka dengan mengenai cipratan air laut ke arah si anak perempuan kecil yang sepertinya masih berusia tiga tahun.

"Oppa, kau sedang melihat apa?" tanya Si Young dan Mi Ho berani bersumpah dia sudah ingin sekali berteriak ke wanita sebelahnya supaya dia tidak bicara sok imut begitu.

Kembali mengacuhkannya, berharap Si Young cepat mengerti dan pergi, Mi Ho mengeluarkan ponselnya dan memencet kontak di ponselnya.

"Ahhh Mi Ho kebetulan sekali kau menelpon," kata Mi Ra di seberang sana, membuat Mi Ho mengangkat sebelah alisnya.

"Temanku, teman baikku, satu-satunya sahabatku," lanjut Mi Ra.

"Ya ya aku paham. Kenapa dengan dia?"

"Barusan dia menelponku dan mengatakan dia sudah berada di bandara Incheon. Dia sengaja datang ke Korea bersama kakaknya karena mengkhawatirkan diriku. Dia bertanya alamat rumah ini. Kalau kau keberatan mereka ke rumahmu, aku bisa keluar ke suatu tempat untuk menemui mereka," sambung Mi Ra.

"Jangan kemana-mana. Berikan saja alamat rumahku tapi pastikan mereka bisa dipercaya," kata Mi Ho tegas.

"Bisa ... bisa. Kau bisa percaya pada kami," kata Mi Ra senang dan hal itu tanpa disadari Mi Ho, membuat pria itu tersenyum tipis. Si Young yang memperhatikan Mi Ho daritadi tidak kelewatan melihat senyum Mi Ho. Mi Ho terkenal sebagai artis yang jarang berinterksi dengan artis lain. Membuat dia dijuluki artis yang suka pilih-pilih teman.

"Terima kasih banyak. Maaf ... aku merepotkan sekali lagi. Semoga harimu menyenangkan Mi Ho," kata Mi Ra dan gadis itu menutup sambungan telponnya.

Mi Ho kembali tersenyum. Seketika Mi Ho merasa Mi Ra sesaat tadi mirip dengan nenek yang suka sekali mendoakannya.

*

a Fan, an Enemy, but Then a Lover [COMPLETED]Where stories live. Discover now