Part 5 - Mengajari

761 117 3
                                    

Mi Ho terbangun bahkan sebelum alarmnya berbunyi dan dia langsung mengecek ponselnya. Tidak ada pesan lagi dari @doanenek. Dia hanya tinggal seorang diri di sebuah rumah mewah yang dia beli sekitar empat tahun lalu di kawasan elit Hannam-dong.

Bibi pengurus rumah hanya datang pagi hari dan pergi saat siang. Selain itu, hanya ada seorang tukang kebun yang bertanggung jawab menjaga taman belakang rumahnya dimana disana juga terdapat kolam renang dan arena gym. Tapi dia hanya datang seminggu dua kali.

Mi Ho memutuskan bangun dan menuju kamar mandinya untuk mencuci muka. Kemudian dia menuju ke grand piano yang terletak di ruang tamu dan memainkan beberapa nada.

Pikirannya secara tiba-tiba melayang ke permintaan maaf Mi Ra semalam. "Dia minta maaf tapi dengan marah-marah. Dasar gadis aneh," gumam Mi Ho masih memainkan beberapa nada dan mencatatnya di buku not nya. Nada baru ini muncul di kepalanya.

Karena permintaan maaf Mi Ra semalam, ingatan akan kematian Ayahnya kembali menyeruak. Mi Ho dan Ayahnya sangat dekat. Ayahnya sering kali mengajak Mi Ho ke konsernya dan saat dirumah mereka kerap bermain piano bersama. Ayahnya adalah salah satu alasan yang menjadikannya ingin berkarya juga di musik. Dia merindukan ayahnya.

Mi Ho keluar dari apartemen mewahnya sekitar pukul sepuluh dan hari ini dia membawa Maybach miliknya. Setelah dua puluh menit perjalanan, Mi Ho sampai di gedung tinggi XT.

Seperti biasa, Mi Ho langsung ke lantai 25 dimana ruangannya berada. "TING." Pintu lift berbunyi lagi dan Areum dengan anggunnya melangkah masuk. Seperti biasa, Areum suka sekali memakai mini skirt dan menunjukkan kaki jenjangnya. Dia juga memakai atasan berbulu dan high heels dengan strap sampai diatas mata kaki, membuat tampilannya nampak mewah.

"Mi Ho. Aku menelponmu semalam kenapa tidak menjawab," kata Areum yang sudah berada di dalam lift bersama Mi Ho.

"Aku tidur," jawab Mi Ho berbohong. Sebenarnya dia agak malas semalam harus meladeni Areum. Selama ini Mi Ho selalu siap menampung segala keluh kesah dan cerita Areum tentang apapun. Tapi entah kenapa semalam Mi Ho merasa malas.

"Kau sudah bertemu Ye Jun?" tanya Areum lagi.

"Ooh, kemarin. Dia ke tempatku," jawab Mi Ho malas.

"Nanti malam aku mengajaknya makan malam dan dia bersedia. Sore nanti aku akan ke salon dulu supaya wajahnya bersinar," kata Areum dengan senyumnya yang paling manis.

Mi Ho mendengus. "Wajahmu sudah bersinar. Mau dibuat bersinar seperti apa lagi?" sindir Mi Ho.

"Ah laki-laki tidak akan pernah paham. Sudahlah. Tugas kalian hanya mengagumi kami. Oh Mi Ho, kau sudah diberitahu Won Shik oppa kita akan syuting iklan bersama minggu depan?" tanya Areum sekali lagi.

TING. Pintu lift terbuka tepat di lantai 25.

"Ya, hyung sudah memberitahuku," kata Mi Ho dan langsung berjalan ke ruangannya. Mi Ho tahu bahwa Areum masih mengekor di belakangnya. Ini sudah menjadi kebiasan bagi wanita itu. Bagi orang yang tidak tahu, mereka selalu beranggapan bahwa Areum menyukai Mi Ho. Namun hanya Mi Ho dan Won Shik yang tahu bahwa Areum hanya ingin Ye Jun.

Ye Jun adalah keponakan pemilik XT Entertainment tapi dia satu-satunya orang yang akan menggantikan posisi pamannya. Itu karena paman Ye Jun, yang sekarang harus bekerja dari rumah karena kondisi kesehatannya, belum memiliki anak dan dia sangat dekat dengan keponakan satu-satunya itu.

Saat berjalan menuju ruangannya, Mi Ho hampir saja menabrak Mi Ra yang berjalan sambil menunduk menatap dokumen di tangannya. Dengan sigap Mi Ho langsung berhenti namun tidak begitu dengan Mi Ra. Gadis itu tidak melihat kearah depan sehingga dia sempat menabrak Mi Ho dengan pelan.

a Fan, an Enemy, but Then a Lover [COMPLETED]Where stories live. Discover now