06. Nightmare

11.7K 2K 584
                                    

TAEYONG YANG baru saja selesai mengenakan kemeja putih kebesarannya lantas mengerutkan kening kala mendengar pintu apartemennya diketuk dari luar. Dalam hati ia bertanya-tanya, siapa gerangan seseorang yang bertamu sepagi ini. Alhasil, dengan sigap ia menghampiri sumber suara lalu membukanya.

“Jaehyun?!” pekik Taeyong. “Dari mana kau tahu alamat apartemen ku?” tanyanya seraya melebarkan mata.

Namun alih-alih menjawab, Jaehyun justru mendorong paksa tubuh si lelaki manis. Ia kemudian masuk dan beralih menutup pintu apartemen Taeyong sebelum mengungkung sang asisten eksekutif Nyonya Kwon di antara dua lengannya.

“Apa yang kau lakukan?”

Taeyong mendadak gugup ketika melihat raut wajah tak bersahabat Jaehyun. Jantung di balik dadanya pun kian menggebu-gebu kala pemilik lesung pipi itu menyeringai tipis.

“Aku hanya ingin mengajarimu bagaimana cara menjadi bawahan yang baik,” bisik Jaehyun seduktif. Ia semakin mendekatkan wajahnya dengan Taeyong hingga lelaki manis itu menahan napas.

“Tapi aku bukan bawahanmu. Dan tidak akan pernah menjadi bawahanmu.”

Jaehyun tertawa kecil, “Benarkah?”

Si lelaki manis refleks mengerang kala Jaehyun tiba-tiba mengecup, menjilat lalu menggigit lehernya yang terekspos. Sebab dua kancing kemeja teratasnya sengaja ia lepaskan.

Taeyong hendak berontak. Namun kedua tangan juga kakinya justru tak berdaya ketika Jaehyun perlahan meraba-raba dadanya hingga turun ke bagian organ intimnya.

“Jaehyun...”

Taeyong benar-benar ingin memukuli dirinya sendiri saat ini. Sebab bukannya berteriak untuk menolak atau justru meminta pertolongan atas aksi Jaehyun yang terbilang sebagai pelecehan, ia justru berdesah setelah menyebut nama pria di hadapannya.

“Aku tidak akan pernah membiarkanmu bekerja dengan tenang sebelum kau paham apa yang harus kau lakukan,” bisik Jaehyun lagi sebelum beralih memagut bibir Taeyong.

Lelaki manis itu pasrah dan memilih untuk memejamkan mata. Sebab semakin ia mencoba untuk melawan dan melepaskan diri dari jeratan si pemilik lesung pipi, seluruh anggota tubuhnya justru berkhianat. Ia bahkan tidak mampu bergerak.

“Mhmm... Bibirmu sangat manis, Taeyong.” gumam Jaehyun di sela-sela ciumannya.

Taeyong kemudian memberanikan diri untuk membuka mata saat merasakan sesuatu di balik celana dalamnya tiba-tiba mengeras dan basah. Namun saat kedua netranya sudah bisa kembali memandangi dunia, bukan Jeong Jaehyun lah yang ia dapati melainkan pemandangan langit-langit kamarnya.

Mengerjapkan kedua mata, Taeyong lantas menelan ludah. Ia pun memandangi pakaian yang masih melekat di tubuhnya, mendapati piyama yang semalam ia pakai sebelum tidur. Sementara kemeja putih yang akan ia kenakan ke kantor masih tersampir di belakang pintu.

“Astaga, aku bermimpi buruk.” gumam Taeyong lalu bangkit dari posisinya hingga berakhir duduk di atas tempat tidur.

Lelaki manis itu kemudian menyibak selimut yang menutupi perut bagian bawah hingga kakinya. Namun hal itu justru membuat ia berteriak histeris setelahnya.

“Sialan!”

Taeyong refleks mengumpat. Sebab ia justru mendapati kenyataan bahwa mimpi buruknya yang dihadiri oleh Jaehyun justru membuatnya terangsang.

Buru-buru ia berlari ke kamar mandi. Menyelesaikan urusannya seorang diri dengan segera, sebelum jam menunjuk ke angka tujuh pagi. Sebab jika ia terlambat lagi, maka mimpi buruknya mungkin akan bertambah hari ini.

Rivalry | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now