13. Truth

11.1K 2K 649
                                    

TAEYONG MEMBUKA pintu mobil Sehun yang telah terparkir di depan gedung apartemennya sejak beberapa menit lalu. Ia duduk di samping si pemuda Oh. Menyunggingkan senyum tipis lalu mengangkat kedua alis kala designer itu menyodorkan bucket berisi bunga daisy dengan warna merah, putih dan orange.

“Untukmu,” ucap Sehun. “Senang bisa melihatmu dalam kondisi sehat pagi ini.”

“Terima kasih.”

Taeyong menunduk, ia tersipu. Namun lelaki manis itu lantas kembali menatap Sehun saat mengingat sesuatu.

“Terima kasih juga atas mawarnya,” ucap si pemuda Lee tulus.

“Maksudmu daisy?”

“Ya, dan daisy ini.”

Taeyong tersenyum. Sementara Sehun lantas mengangguk sebelum membuat mobilnya melaju. Menyusuri jalan raya kota Seoul menuju kantor Persona Magazine.

“Jaehyun benar-benar menyebalkan,” celetuk Sehun lalu melirik ke arah Taeyong sekilas. “Sekarang aku tahu kenapa kau sangat membencinya.”

“Ada apa dengan Jaehyun?” tanya Taeyong.

Sehun mendengus, “Saat tiba di Seoul dua hari yang lalu, aku terus menelponmu. Entah berapa kali,” katanya.

“Apa?”

Taeyong mengerutkan kening. Sebab Jaehyun tidak pernah memberitahu bahwa Sehun menelponnya.

“Lalu tepat jam tujuh malam aku kembali menelponmu dan Jaehyun lah yang mengangkatnya,” ia melanjutkan.

“Dia memberitahuku bahwa kau sakit. Tapi saat aku meminta alamat apartemenmu dia justru mematikan ponselmu,” katanya.

Taeyong terdiam. Sehun memang baru mengetahui letak apartemennya kemarin pagi. Tepat setelah pemuda Oh itu menelpon dan meminta alamatnya lalu berkata akan menjemputnya hari ini.

“Apa kemarin kau baik-baik saja? Apa Jaehyun memperlakukanmu dengan buruk?” Sehun mendesis.

“Andai aku tidak ke Busan, mungkin kau tidak akan terlibat dalam rumor bersama Jaehyun lalu terjebak dengannya saat kau sakit.” sambungnya, “Maafkan aku.”

Taeyong menipiskan bibirnya. Nyatanya Sehun juga telah tahu tentang rumor yang menimpanya bersama Jaehyun. Padahal ia tidak pernah memberitahu hal itu kepada lelaki di sampingnya. Sehun pun bukan termasuk karyawan inti di Persona.

Itu artinya kabar miring tentang bagaimana ia menggoda Jaehyun memang telah tersebar di setiap lapisan karyawan, pikirnya. Taeyong seketika kembali merasa takut dibuatnya.

“Jaehyun merawatku dengan baik,” ucap si lelaki manis. “Dan kau tidak perlu meminta maaf untuk itu. Aku sungguh tidak apa-apa.”

“Benarkah?” Sehun menghela napas lega, “Baiklah. Tapi tetap saja, Jaehyun sangat menyebalkan.”

Taeyong terkekeh, “Aku tahu.”

“Ah benar, apa kau memiliki waktu luang malam ini?”

“Ya. Kenapa?”

Sehun tersenyum, melirik sekilas ke arah sang asisten Nyonya Kwon lalu berkata. “Aku ingin mengajakmu berkencan. Apa kau bersedia?”

Si pemuda Lee terlihat berpikir sejenak, “Baiklah.” ia akhirnya setuju.

Sesampainya di basemen Persona Magazine; bersamaan dengan mobil Sehun yang berhenti melaju, si pemuda Lee lantas menghela napas panjang. Ia sudah sangat siap untuk kembali mendapat pandangan aneh bahkan mengejek dari karyawan lainnya ketika ia berjalan menuju ruangan.

Rivalry | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang