14. Apartment

11.8K 2.2K 738
                                    

TAEYONG MENGEDARKAN pandangan ke arah jalanan melalui jendela mobil. Sudah sepuluh menit berlalu sejak ia dan Sehun meninggalkan area kantor. Namun hingga kini designer sampul Persona itu tak kunjung memberitahunya tentang di mana tempat kencan mereka.

“Rahasia. Tapi aku yakin kau akan menyukainya.”

Hanya itu lah jawaban Sehun ketika Taeyong bertanya beberapa saat lalu. Si lelaki manis pun tidak ambil pusing. Ia hanya menurut lalu duduk dengan tenang pada bangku penumpang.

Ketika lelaki di sampingnya tengah fokus menyetir, pikiran Taeyong lantas masih tertuju pada untaian kalimat yang diucapkan Jaehyun padanya. Atau lebih tepatnya penjelasan tentang aturan main dalam pertandingan kissing game.

Kau harus mencium Sehun saat kalian berkencan malam ini.

“Setelah itu kau harus menjelaskannya padaku. Jelaskan secara jujur bagaimana rasanya berciuman dengan Sehun di depan ku.”

Jika menurutmu ciuman Sehun lebih baik dari ciuman kita di meja kerjamu beberapa waktu lalu, kau menang. Setelahnya, kau bebas untuk mengencaninya, menjadikannya kekasihmu atau bahkan memintanya untuk menikahimu.”

Tapi jika ternyata ciumanku jauh lebih baik darinya, maka aku lah yang menang. Dan setelahnya, kau tidak boleh mencium Sehun lagi atau membiarkannya menyentuhmu sedikit pun.

“Terlepas dari siapa pemenang dalam game ini, aku akan tetap memaafkanmu terkait masalah yang kemarin. Tapi dengan syarat, kau harus menjelaskan tentang ciuman siapa yang lebih baik terlebih dahulu.”

Tanpa sadar Taeyong refleks mengerang frustasi. Membuat Sehun meliriknya sejenak lalu mengangkat kedua alis.

“Taeyong, apa kau baik-baik saja?”

Si lelaki manis berdeham, “Ya. Aku baik-baik saja,” katanya seraya memainkan kuku di atas paha, “Aku hanya sedang memikirkan interview untuk pemilihan direksi nanti.”

Sehun terkekeh, “Tenang lah. Aku yakin kau bisa melakukannya dan mengalahkan Jeong Jaehyun menyebalkan itu.”

Taeyong hanya memberi respon senyuman yang bahkan terkesan dipaksakan. Ia kemudian kembali membuang pandangan ke luar jendela. Melebarkan mata saat mendapati bahwa Sehun membawanya ke area taman Sungai Han.

“Kita akan berkencan di sini?” tanyanya.

“Ya,” Sehun tersenyum seraya memarkirkan mobilnya.

Taeyong pun hanya mengangguk paham. Entah mengapa ia tiba-tiba merasa tidak bersemangat. Padahal ini adalah kencan keduanya dengan sosok yang selalu ia kagumi. Namun pikirannya justru berlabuh pada seseorang yang membuatnya kehilangan kepercayaan diri.

“Ayo,” kata Sehun seraya menuntun Taeyong keluar dari mobil.

Keduanya kemudian berjalan menyusuri taman Sungai Han yang cukup ramai pengunjung. Hingga saat Sehun kemudian menghentikan langkah tepat di sebuah food truck, si lelaki manis lantas melebarkan mata.

“Kau pernah memberitahuku bahwa kau menyukai tteokbokki dan odeng,” ucap si pemuda Oh. “Makanlah sepuasmu. Aku yang akan membayarnya.”

“Hitung-hitung sebagai acara perpisahan sebelum aku pindah dari Persona Minggu ini,” ia melanjutkan.

Taeyong tersenyum, “Terima kasih, Sehun.”

Melihat raut wajah si lelaki manis yang tak seceria biasanya membuat Sehun lantas menyipitkan mata. Ia kemudian menepuk pundak Taeyong lalu bertanya.

“Apa kau tidak enak badan?”

Sang asisten Nyonya Kwon mengangguk kecil, “Hm, aku merasa sedikit pusing.” katanya, “Tapi ini bukan masalah besar.”

Rivalry | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now