04. Competitive

13.7K 2.3K 687
                                    

PAGI INI JAEHYUN kembali datang lebih awal di kantor. Lelaki berlesung pipi yang mengenakan kemeja dark brown itu telah duduk dengan tenang pada meja kerjanya disaat Taeyong sendiri baru memasuki ruangan.

"Selamat pagi, kubis ungu." Sapa Jaehyun diikuti senyum yang menurut Taeyong sangat meremehkan, seperti biasa.

"Selamat pagi."

Taeyong yang hari ini mengenakan baju kaos biru dengan luaran blazer hitam pun duduk pada meja kerjanya. Merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan akibat hembusan angin kencang di luar gedung kantor tadi.

Ia kemudian mengalihkan pandangan pada bayi kaktus di atas mejanya. Tersenyum sumringah kala melihat tanaman kesayangan barunya itu terlihat baik-baik saja. Artinya Jeong Jaehyun dan otak muslihatnya belum meracuni bayi kaktusnya.

"Kubis ungu dan hobi barunya memandangi bayi kaktus seperti orang gila."

Taeyong memicingkan mata ke arah Jaehyun. Pria itu lagi-lagi melayangkan cibiran yang membuatnya kesal sendiri.

"Bisakah sehari saja kau tidak mengomentari apapun yang kulakukan?" Balasnya.

Jaehyun mendengus. "Aku tidak mengomentari mu," Katanya. "Lagipula aku tidak heran jika kau sangat menyukai tanaman."

Pria berlesung pipi itu menaikkan salah satu ujung bibirnya. Membentuk seringai yang membuat Taeyong menyipitkan mata curiga.

Jaehyun kemudian memutar MacBook nya ke arah Taeyong. Layar persegi dihadapannya itu menampilkan foto sebuah keluarga yang tengah mengambil pose di tengah ladang. Di antara sepasang orang tua yang kira-kira masih berusia tiga puluhan, terdapat sosok anak kecil laki-laki berusia tujuh tahunan. Memakai baju kaos merah muda sebagai dalaman jumpsuit hitamnya. Bocah lelaki itu tersenyum sumringah. Memamerkan gigi rapinya seraya membopong keranjang berisi sayur-sayuran di depan dadanya.

Taeyong yang melihat hal itu lantas terdiam. Setengah mati menelan ludah bersamaan dengan kedua tangannya yang tiba-tiba mengepal di atas meja.

Ya, itu fotonya dan kedua orang tuanya yang di-posting oleh sang Ayah pada laman SNS, tepatnya Instagram. Si pria paruh baya memang membuat satu akun khusus untuk berbagi cerita tentang pengalaman hidup, tips merawat tanaman khususnya di ladang, juga membagikan kebersamaan keluarga mereka.

Latar belakang sang Ayah yang pernah bekerja sebagai jurnalis membuat sosok bersahaja itu seakan tak bisa melewatkan satu hari pun tanpa menulis. Ia sangat cinta menuangkan segala sesuatu ke dalam rangkaian frasa. Namun, beberapa puluh tahun lalu si pria paruh baya harus kehilangan pekerjaannya karena memilih untuk fokus menjaga istri dan bayi kecil mereka, Lee Taeyong.

Hingga kini akun Tuan Lee telah banyak diikuti oleh pecinta tanaman juga petani-petani ladang. Postingannya kerap mendapat respon positif meski tak melulu membagikan tentang berbagai tips. Tapi juga foto-foto istri dan anak kesayangannya, Lee Taeyong.

"Jadi Ayah dan Ibumu bekerja sebagai petani sekaligus distributor sayur, Taeyong?" Jaehyun tertawa kecil, "Sekarang aku merasa telah menjadi seorang peramal karena selalu memanggilmu kubis ungu. Aku bahkan bisa menebak jika sesuatu tentang dirimu berkaitan dengan sayuran itu," katanya.

"Ternyata asal-usulmu memang tak jauh dari kubis, kaktus dan bunga. Wajar jika kau menjadikan tanaman sebagai teman," sambungnya namun Taeyong masih terdiam.

Persekian detik berikutnya, Taeyong menarik napas dalam-dalam. Matanya masih tertuju pada layar MacBook Jaehyun.

"Ya, Ayah dan Ibuku bekerja di ladang," Taeyong tersenyum lembut melihat foto kedua orang tuanya yang saat itu masih terbilang muda. Berbanding jauh dengan sekarang dimana Ayah juga Ibunya perlahan telah menua. Termakan usia.

Rivalry | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now