17. Jealousy

12.5K 2.1K 644
                                    

MENDENGAR PERTANYAAN Hyesu lantas membuat mulut Taeyong terasa pahit. Perutnya tiba-tiba melilit. Seolah sakit yang dideritanya tempo hari kembali lagi. Raut terkejut di wajahnya pun tidak bisa bersembunyi.

“Tidak. Aku baru tahu jika kau dan Jaehyun pernah...”

Kini giliran Hyesu yang tak kalah terkejut setelah mendengar jawaban dari lelaki manis di sampingnya. Ia kemudian menelan ludah lalu bersuara.

“Taeyong, maaf. Kuharap kau tidak salah paham,” ucapnya. “Kukira Jaehyun telah memberitahumu, jadi tadi aku ingin berterima kasih padamu.”

Sejenak Taeyong termenung. Mencoba mencerna apa yang sedang di alaminya saat ini. Rasa panas di balik dadanya tiba-tiba menjalar hingga ke mata. Namun ia tetap berusaha untuk mengendalikan dirinya.

Lidah Taeyong yang semula kelu lantas terpacu untuk menanyakan sesuatu yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Ia pun akhirnya memberanikan diri, menatap lurus ke dalam manik kecoklatan Hyesu lalu berkata.

“Lalu bagaimana kau dan Yuno bisa bersama lalu menikah seperti sekarang?”

Hyesu menghela napas panjang. Bersiap-siap menceritakan kisah lamanya bersama sang mantan.

Ia menipiskan bibir, menunduk dan menatap jemarinya dan Taeyong yang masih bertautan. Dapat ia rasakan telapak tangan si lelaki manis tiba-tiba berkeringat dingin.

“Aku, Jaehyun dan Yuno telah berteman baik sejak kami sama-sama masuk di Universitas.” Hyesu mulai bercerita,

“Sedari awal, aku sudah diam-diam penasaran dengan Jaehyun. Dia terlihat begitu tenang, dingin dan tak banyak bicara. Namun dia sangat perhatian kepada orang-orang yang disayanginya.”

“Lalu setelah lulus dari Universitas, aku dan Jaehyun mulai menjalin hubungan.”

Wanita berambut sebahu itu kembali menatap Taeyong. Sang asisten Nyonya Kwon masih menyimak setiap untaian kata yang terucap dari bibirnya.

“Tapi selama kami berstatus sebagai sepasang kekasih, aku semakin sulit membaca jalan pikirannya. Bukan hanya sekali atau dua kali kami tidak saling bicara saat dihadapkan pada masalah,” Hyesu melanjutkan.

“Semakin lama, aku pun merasa hubunganku dengan Jaehyun semakin tidak sehat. Terlebih saat aku melihat bagaimana dia begitu marah ketika aku terus menuntutnya untuk berbicara.”

Ingin sekali Taeyong bangkit dari kursi. Berdiri lalu berlari keluar dari ballroom. Mendengar bagaimana Hyesu dan Jaehyun telah saling mengenal cukup lama membuatnya tiba-tiba merasa gundah. Terlebih saat mengingat bahwa mereka menjalin kasih selama dua tahun lamanya.

“Sejak saat itu aku mulai sering bercerita kepada Yuno. Aku bertanya padanya tentang sikap Jaehyun dan bagaimana cara mengatasinya,” Hyesu tersenyum.

“Tapi dari situ lah aku justru merasa memiliki kecocokan dengannya ketimbang adiknya,” ia menghela napas.

“Lalu setelah satu tahun berpisah dengan Jaehyun, Yuno pun menyatakan perasaannya padaku. Kami sama-sama saling menyukai dan akhirnya memutuskan untuk menjalin kasih.”

Hyesu menepuk punggung tangan si lelaki manis, “Jujur saja, hingga saat ini aku dan Jaehyun tidak pernah lagi berkomunikasi. Bahkan untuk menyapanya, aku bingung harus mengatakan apa dan memulai dari mana.”

“Aku dan Yuno pun sangat khawatir lalu berpikir bahwa Jaehyun mungkin tidak akan datang ke acara pernikahan kami,” sambungnya.

Senyum manis kembali terpatri di bibir Hyesu, “Tapi berkat dirimu, Jaehyun akhirnya pulang ke rumah lalu datang ke pesta pernikahanku dan Yuno malam ini.”

Rivalry | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now