11. Sick

11.9K 2.1K 647
                                    

TAEYONG TERBANGUN dari tidurnya saat merasa perutnya amat kram. Ketika membuka mata lalu mencoba bangkit dari posisinya yang masih berbaring di atas ranjang, penglihatannya justru berkunang-kunang.

Lelaki manis itu kemudian menyentuh keningnya sendiri.

Sangat panas.

Ia demam.

Menghembuskan napas melalui mulutnya, Taeyong pun berdiri lalu berjalan dengan langkah sempoyongan ke arah kamar mandi. Namun sesampainya di depan wastafel, ia tiba-tiba merasa mual. Hingga selang beberapa detik kemudian, Taeyong lantas memuntahkan isi dari dalam perutnya.

Tidak hanya berhenti di situ, sang pemuda Lee seketika merintih kesakitan akibat kram di perutnya yang semakin menjadi-jadi. Ia pun melangkah ke bilik toilet lalu buang air besar. Berharap bahwa sakit yang dirasakannya hanya karena masalah pencernaan biasa.

Sayangnya, alih-alih merasa lebih baik Taeyong justru dibuat panik saat kepalanya seketika terasa ringan. Tubuhnya panas dingin. Dan keringat tiba-tiba mengucur deras di keningnya.

Alhasil setelah selesai buang air besar Taeyong buru-buru berjalan kembali ke tempat tidurnya. Mencari ponselnya lalu menekan salah satu kontak di sana. Berharap bahwa sosok yang kini belum mengangkat panggilan teleponnya bisa membantunya.

“Ada apa kau menelponku sepagi ini, kubis ungu?

Taeyong mengigit bibir bawahnya sejenak saat mendengar suara bariton menggema di ponselnya. Ia kemudian berbaring menyamping di atas ranjang lalu meringkuk, sebab kram di bagian perutnya benar-benar tak tertahankan.

“Jaehyun, bolehkah aku meminta bantuan mu?” ucap si lelaki manis dengan suara lirih.

“Apa?”

Taeyong mendesis, “Bisakah kau membeli obat untukku di apotek? Pagi ini aku tiba-tiba demam, kepalaku sangat sakit dan aku baru saja muntah.” jelasnya sekuat tenaga.

“Kau di unit mana dalam gedung yang semalam?”

“Unit N1.”

“Berapa passcode apartemenmu?” tanya Jaehyun.

“Kosong satu, kosong tujuh, sembilan...”

Sebelum ucapan si lelaki manis selesai, ia kembali bangkit dari posisinya. Hingga tanpa sadar ia melemparkan ponselnya begitu saja di atas bantal.

Taeyong kemudian berlari ke arah toilet dan lagi-lagi memuntahkan isi perutnya. Meninggalkan sambungan telepon yang belum diputuskan oleh Jaehyun.

Saat hendak kembali ke tempat tidurnya, lelaki manis itu tiba-tiba merasa pusing. Selang beberapa detik kemudian, ia ambruk di atas lantai hingga penglihatannya perlahan menggelap.

Namun ketika Taeyong merasakan sebuah benda dingin dan basah mendarat di keningnya, ia perlahan membuka mata. Kedua alisnya lantas saling bertautan saat mendapati Jaehyun terduduk di sebelahnya yang tengah berbaring terlentang. Memandanginya dengan raut mengejek lalu menyeringai.

Tapi yang membuat Taeyong semakin heran adalah kenyataan bahwa ia telah berada di atas ranjang. Padahal seingatnya, ia terjatuh pada lantai setelah kembali dari toilet. Selepas itu, ia tidak merasakan apa-apa selain penglihatannya yang berubah menjadi gelap.

“Kau masih hidup, Lee Taeyong.”

“Bagaimana kau bisa masuk ke apartemenku?” tanya Taeyong.

Jaehyun mendengus, “Bahkan pencuri pun bisa masuk ke apartemen mu jika mereka tahu identitasmu.”

“Jangan menggunakan tanggal lahirmu sebagai passcode, itu sangat mudah ditebak.” Ia melanjutkan.

Rivalry | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang