21. The Revealed

1.9K 266 81
                                    








WARNING 20+








"Huarrmmmm..."

Suara itu keluar dari rongga mulut Huang Renjun. Tinggal sendiri di apartemen nyatanya membuat hidupnya membosankan dan monoton, terlebih sekarang orang yang sering mengganggunya malam-malam tidak lagi menghubungi atau mengiriminya pesan.

Selepas pulang part-time, Renjun selalu sibuk dengan ponselnya, mengotak-atik panggilan hingga lupa jika waktu telah menunjukkan dinihari dan berakhir tidak tidur.

Tidak tau harus bagaimana, perasaan sedih selalu muncul dan menyelubungi dirinya setiap waktu, dia tidak siap dengan semuanya.

Tidak siap dengan Lee Haechan yang terus mendesaknya untuk berhenti menyukainya, siapa yang tahu jika Lee Haechan semakin mendesaknya berhenti maka semakin besar rasanya pada pria berkulit tan itu.

Matanya sendu karena mengantuk dan kurang tidur. Ribuan pesan dan ratusan misscall ia lakukan agar Haechan dapat mengerti, Ia beranjak menuju dapur dengan langkah gontai dan lemah seakan ia telah menyerah hanya untuk hidup saja.

Awalnya ia berniat mengambil segelas air putih lalu kembali ke kamar, tetapi matanya melihat sebuah apel di dalam lemari pendingin. Dia lupa pernah membeli dan menyimpannya, Ia pun lantas mengambil sebilah pisau lalu mengupas dan memotongnya. Terlihat masih bagus dan segar.

Perhatiannya lalu teralihkan pada pisau yang ia pegang daripada buah yang telah ia potong, ia tersenyum tipis, "Bagaimana seorang pembunuh menggunakan pisau untuk membunuh?"

Lalu, ia meletakkan sisi tajam pisau tersebut pada pergelangan tangannya, "Apa seperti mengupas dan memotong buah apel?"

Perlahan ia menekan sisi tajamnya dan menariknya hingga kulit dari pergelangan tangannya mengeluarkan darah, Ia memerhatikan bagaimana tetesan darah itu jatuh mengenai potongan buah apel dibawahnya.

Bibir Renjun melukis sebuah seringai dan kekehan pelan, "Seperti ini?"

Sesaat setelahnya, dua hal itu kembali menyerang Renjun. Sakit kepala dan suara denging. Ia mengerang dengan menahan meja makan, dan memejamkan matanya terlampau erat. Dia tidak tau kenapa terus seperti ini, tapi ini sangat menganggu juga misterius. Dia belum pernah mengalaminya, dan otaknya tidak memiliki masalah apapun menurut dokter yang memeriksanya.

Berangsur dua hal itu menghilang dengan sendirinya, "Aaaarrrghhh! Sakit..." Erangnya sambil memegangi pergelangan tangan yang ia gores sendiri dengan pisau. Kemudian ia menuju tempat cuci piring, membilasnya hingga darah tidak mengalir lagi. Renjun mengernyit juga heran, kenapa mendadak ia memikirkan seorang pembunuh dan cara mereka membunuh orang lain.

Renjun selesai dengan plester ditangannya. Dia sedang duduk di bawah sofa apartemennya, melihat TV yang tidak menyala. Ibu jarinya mengusap goresan yang telah tertutupi plester dengan heran dan bertanya-tanya.

Kembali pada Lee Haechan, Renjun masih menunggu pria itu membalas panggilannya.

Renjun tidak pernah berpikir seseorang akan masuk ke dalam hatinya meski ia tau banyak orang yang menaruh hati dan tertarik padanya. Renjun hanya menganggap mereka membuang-buang waktu dengan hati dan perasaan mereka.

Tapi dia dengan tangan terbuka membuka pintu hatinya untuk seorang Lee Haechan, yang dijauhi dan mungkin dibenci oleh orang disekitarnya karena sikap dan ucapannya yang kelewat dingin dan tidak peduli dengan keadaan.

Huang Renjun tidak tau siapa Lee Haechan. Latar belakang keluarganya, asalnya dan perasaan yang ia timbulkan saat itu. Hanya saja Renjun terpesona pada pandangan mata yang menyiratkan sesuatu rahasia dan juga ketulusan.

[✔️HYUCKREN] Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang