06. The Black Rose

3.4K 414 86
                                    

WARNING!!! 18+



Lee Felix dan Huang Renjun sedang berada di depan rumah tradisional ini, menikmati udara segar dan pemandangan yang tersuguh didepannya. Pepohonan rindang, bukit yang terlihat dari kejauhan dan suara air sungai di dekat rumah ini. Sesekali mereka berbincang hal acak.

"Kapan kita kembali?"

Felix terkekeh kemudian tersenyum tipis, "Nanti sore. Nikmati saja suasana disini. Apa kau tidak bosan dengan suasana kota dan apartemen itu?"

Renjun mengambil napas panjang dan membuangnya perlahan, "Aku bahkan ingin lebih lama disini."

"Aku juga. Tapi kita tidak bisa lebih lama lagi." Kali ini Felix berdecak sesal.

Renjun tampaknya masih ingat kejadian tadi malam, ia memandang tubuh teman baiknya lalu beralih memandang wajahnya yang masih asyik dengan panorama di depan mereka, "Felix."

"Hm?"

Dengan perasaan gugup, ia berusaha membuka suara kembali. "Maaf, jika aku lancang. Semalam, aku melihat banyak luka ditubuhmu. Bagaimana kau bisa mendapatkannya?"

Renjun terpaku ditempat saat Felix tiba-tiba membuka kausnya dan menampilkan seluruh luka yang mengerikan di mata Renjun. "Semua luka ini maksudmu?"

Renjun memandangnya penuh kengerian dan ngilu. Perut, dada, dan lengan. Pantas saja Felix tidak pernah mengenakan kaus atau baju lengan pendek, ada yang ia sembunyikan agar orang-orang termasuk Renjun tidak bergidik ngeri dibuatnya. Tapi hari ini, ia menyaksikan sendiri apa yang pria itu sembunyikan.

"Sentuh saja jika ingin menyentuhnya. Tidak sakit, ini luka lama." Renjun pun menyentuh garis panjang dibagian tulang rusuknya. Ia dibuat merinding setengah mati. Sedangkan Felix hanya melihat apa yang dilakukan Renjun pada tubuhnya.

Lee Felix mencengkram pergelangan tangan Renjun, membuatnya terkejut dan memandangnya.

Apa yang dilihat mata Renjun sekarang?

Sorot mata itu bukanlah Felix yang ia kenal. Begitu tajam dan semakin mengintimidasi, Ia seperti bertemu dengan seorang psikopat layaknya ia melihat drama Thriller.  Felix mengulurkan tangan sebelahnya ke leher putih pemuda China itu. Ia dapat melihat urat nadi berwarna biru kehijauan disisinya, lalu mencoba merasakan denyutan nadinya.

"Bagaimana caranya agar nadi ini berhenti berdenyut?" Pertanyaan macam apa itu, Renjun dengan payah menelan salivanya. Karena takut jantungnya memompa tak normal. Felix mendekatkan wajahnya pada Renjun; ia pun menutup matanya saat deru napas pria itu menerpa sebagian wajahnya.

"Aku membuatmu takut, ya." Lalu, ia menyatukan kening keduanya; Renjun mengernyit dalam pejamnya. Kemudian jemari kokohnya mengusap pipi chubby nan halus tersebut.

"Maaf." kata terakhir yang Felix lontarkan sebelum akhirnya menjauhi Renjun dan memilih masuk kedalam.

Sorenya, keduanya kembali ke kota untuk mengulang kembali rutinitas hariannya. Dalam hati mereka, ingin sekali lebih lama atau bahkan tinggal disana. Suasana disana sangat damai, tidak seperti kota yang sangat ramai dan kacau.

Renjun tertidur selama perjalanan yang ditempuh 3 jam itu. Sesekali Felix memandang wajah tenang pria mungil di sampingnya, tak heran jika kini banyak mahasiswa yang berkata pada Felix bahwa Huang Renjun layaknya pangeran dari dunia lain. Ketampanannya tidak nyata.

[✔️HYUCKREN] Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang