30.1 The Barriers

1.8K 231 33
                                    

WARNING !!! ( 21+ )










The last part was too long.
So, I made it into two parts.

And I wish you like it too 😊










Renjun dan Haechan bersembunyi dibalik pohon yang lumayan besar, dengan posisi saling berhadapan. Saat itu polisi berhasil menemukan tempat mereka karena bantuan pelacak pada mobil Hyunsuk. Dan Hyunsuk nyatanya berbaik hati tidak mengizinkan keduanya membawa mobilnya, meski harus berakhir dengan berjalan jauh seperti ini. Renjun memastikan para polisi tidak melihat keduanya sedang bersembunyi, dia juga telah melihat mobil polisi dan baracuda tentara lalu lalang.

Pada kesempatan ini, Haechan justru melingkari pinggang ramping Renjun; mendekapnya, "Jangan pergi..."

Ini bukan saatnya, tetapi... bisakah sebentar saja; sambil menunggu para polisi menjauh dari persembunyian mereka.
Tangan Renjun beralih memeluk leher Haechan, menyembunyikan kepalanya diceruk lehernya, "Tidak. Aku tidak akan kemana-mana, aku selalu bersamamu." Renjun setengah berbisik.

Lalu, Renjun melepas dekapan mereka. Tangannya menangkup diantara rahang dan pipinya, pandangannya tepat melihat kedua mata Haechan lalu turun pada bibirnya. Tidak menunggu waktu lama, ia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Haechan.

Dengan mata yang saling menutup, bibir mereka saling menjumpai satu sama lain, rasa rindu yang menggebu dan rasa sakit yang beradu jadi satu.
Tanpa sadar, Renjun meneteskan airmatanya melalui celah mata. Rasanya waktu seakan berhenti dan tidak ada masalah diantara keduanya.

"Ngghh..." Lenguhan Renjun terdengar, menandakan ia menikmati perpaduan bibir mereka. Tangan satunya kembali memeluk leher Haechan; jemarinya perlahan hilang dalam rambut coklat milik kekasihnya dan Dia semakin mengeratkan dekapannya pada pinggang Renjun.

Seperti mereka tidak ingin melepas satu sama lain. Tidak ingin lagi kehilangan.

Renjun telah memilih Haechan. Untuk mengisi kekosongan dalam hatinya, untuk melengkapi hidupnya yang rumpang dan untuk melewati badai yang mungkin akan datang dihari selanjutnya. Tidak peduli seberapa buruknya Haechan dimasa lalu, dia akan tetap bersamanya karena masa depan lebih berharga daripada masa lalunya.

Namun Renjun harus sadar jika keduanya harus cepat pergi dari tempat ini dan berusaha menghubungi Hyunjin atau Felix. Ia pun mendorong pelan dada Haechan agar melepas perpaduan bibir mereka, setelahnya ia merapikan rambut coklat yang berantakan karena ulahnya sendiri.

"Kajja." Renjun meraih lengan Haechan lalu menyampirkan kepundaknya dan tangan yang lain menyentuh rusuknya.

Setelah lama berjalan, mereka kembali berhenti sejenak. Renjun menurunkan lengan Haechan dan membantunya duduk, lalu ia mengeluarkan ponsel milik Jeno; berjalan kedepan mencari sinyal. Semoga saja, sinyal itu memihak padanya. Ia menekan kontak Hyunjin, menggumamkan munculnya sinyal. Ia melihat sejenak Haechan yang juga sedang melihatnya dari duduknya.

Panggilan pun akhirnya tersambung, dia mengucap syukur, "Hyunjin, Kau mendengarku?"

"Renjun, kau dimana?"

"Bisakah kau melacak dan menemukan kami?"

"Tidak jelas. Kau bicara apa?"

"Lacak."

"Apa?"

"Lacak!"

Renjun frustasi saat mengatakannya, sambungannya memang terhubung tetapi... Ah! Sialan, ponsel Jeno juga mati total. Dia pun kembali pada Haechan dan duduk bersamanya, "Semoga Hyunjin mengerti maksudku." Haechan meraih jemarinya dan mengenggam erat, dia berusaha tersenyum meski urat disekitar wajahnya terasa ngilu.

[✔️HYUCKREN] Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang