DuaSembilan |•| Sebuah kesalahpahaman

530 58 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

SEPANJANG perjalanan pulang, Ziell hanya diam seribu bahasa. Gadis itu merasa kecewa, kenapa Kenzie tidak memberitahu kalau Elvira adalah mantan kekasihnya?

Mereka saat ini hanya berdua di dalam mobil. Ervan yang mengerti kondisi, meminta Elvira untuk pindah mobil. Kenzie juga sedari tadi diam, tak tahu bagaimana mengawali pembicaraan.

"Berhenti, turunin Ziell disini!" kata Ziell tanpa menatap Kenzie. Pria itu menoleh, sempat hendak menginjak pedal rem, tapi ia urungkan. Mobil itu kembali melaju.

"ZIELL BILANG BERHENTI!!" Bentak Ziell menggenggam kuat ujung bajunya. Matanya terlihat merah berkaca-kaca, siap menumpahkan cairan bening yang sudah tak tertampung.

"Kita belum sampai rumah," sahut Kenzie masih dengan suara tenang.

"Kebiasaan Kak Kenzie nurunin orang dijalan kan? Sekarang kenapa gamau? Ziell bilang ber-hen-ti Kak!" Ziell sengaja menekan kata 'berhenti' dan menatap Kenzie penuh amarah.

"Gue udah ninggalin kebiasaan itu."

Amarah Ziell semakin menjadi. Ia berusaha membuka pintu mobil, membuat Kenzie melotot melihatnya.

"Lo apaan si! ZIEL, DIEM!!!" Tak mau ambil resiko, Kenzie langsung menepikan mobilnya. Setelah berhasil menginjak pedal rem, remaja laki-laki itu menatap Ziell tajam, penuh amarah. "Kenapa Lo bego banget sih?! Lo hampir celaka tadi!"

Perkataan Kenzie tak Ziell hiraukan. Gadis berkulit putih itu keluar dari mobil dan langsung lari menjauh. Tak peduli, Kenzie yang terus memanggil namanya. "ZIELL.. ZIELL!!" panggil Kenzie membanting stir.

......

Di sinilah Graziell berada, di bawah pohon yang rindang, juga disuguhkan pemandangan danau di depan mata. Pikirannya dipenuhi pertanyaan, sedangkan perasaannya dipenuhi rasa marah dan kecewa.

Sudah lama rasanya ia tidak ke tempat ini. Terakhir kali, ketika dulu ia bertengkar dengan Fahri, dengan keadaan lebam di sekitar lengannya. Ya, dulu Fahri sering memukul Ziell ketika tidak bisa mengontrol emosi. Mungkin tempat ini memang selalu menjadi saksi ketika Ziell merasa kacau.

Dibenaknya, banyak sekali pertanyaan. Kenapa Kenzie selama ini diam? Kenapa selalu bersikap seolah ia tidak mengenal Elvira? Bahkan Elvira sendiri ikut berpura-pura saja di depannya.

Sekarang, Ziell merasa bodoh. Ternyata hanya ia yang tidak tahu semuanya. Mungkin saat ini Elvira sedang mentertawakan kebodohannya.

Matahari hampir tenggelam. Graziell mengecek ponselnya, terciptalah senyuman getir disalah satu sudut bibirnya. Tidak ada satupun pesan dari Kenzie, artinya memang pria itu tidak peduli. "Bodoh! Mana mungkin Kak Kenzie nyariin Ziell, ngechat aja nggak." gumam Ziell menatap layar ponselnya sendu.

KENZIELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang