.
.
.PAGI ini Kenzie tidak sarapan sendiri, tumben sekali Papahnya makan sebelum pergi ke kantor. Biasanya ia lebih memilih makan disana dengan alasan, pagi ini papah ada meeting. Hhh menyebalkan.
"Kamu ternyata udah dewasa ya Ken" ucap Papahnya terkekeh.
Kenzie hanya diam menikmati makanannya. Tumben sekali Papahnya mengatakan hal seperti ini.
"Maaf ya, selama ini papah selalu sibuk di kantor, nggak terlalu merhatiin kamu."
Lagi-lagi Kenzie hanya diam. Lalu menatap Papahnya dengan heran. Ada angin apa gerangan papahnya mengatakan ini?
"Langsung ke intinya Pah" ucap Kenzie tak mau ada basa basi.
"Hmm jadi gini--" ucap Papahnya menggantung sambil meletakkan sendoknya dipiring.
"Hari Rabu nanti, Papah rencananya mau ngadain makan malam dirumah ini"
"Sama siapa?"
"Tante--"
"Pacar papah?" tanya Kenzie langsung memotong ucapan Papahnya.
"Sampe kapan Papah gini? Paling tu cewek matre juga kayak kemaren"
"Tapi ini beda Ken-- dia wanita yang baik dan mandiri"
Cih!
Kenzie memutar bola matanya malas. Ia meletakan gelasnya kasar, sampai terdengar suara bantingan antara gelas dengan meja makan.
"Serah" ucapnya singkat dan langsung beranjak dari duduknya. Ia berjalan ke arah garasi, setelah mengambil kunci motor yang ada di sofa. Hari ini Kenzie ada kelas pagi.
Sungguh, Kenzie sangat malas ketika Papahnya akan mengenalkan dirinya pada pacarnya. Karna ia tau, wanita yang berpacaran dengan Papahnya hanya menginginkan uangnya saja. Mungkin itu juga yang membuat Kenzie lebih nyaman sendiri.
¢•¢•¢
Remaja laki-laki berusia 19 tahun itu pergi ke minimarket terlebih dahulu, sebelum ke kampusnya. Jujur saja, perut Kenzie masih terasa lapar.
Karna papahnya mengatakan hal yang membuatnya malas, terpaksa ia harus menyudahi acara sarapannya tadi. Menyebalkan!
Setelah mengambil dua roti dan susu coklat, ia berjalan ke arah kasir. Sembari menunggu, Kenzie mengedarkan pandangannya ke arah gadis yang baru saja keluar dari minimarket ini.
Gadis dengan satu ikatan rambutnya, memakai kemeja kotak-kotak yang dipadukan dengan celana jeans. Rasanya Kenzie tidak asing dengan gadis itu.
YOU ARE READING
KENZIELL
Teen Fiction"Dasar kulkas!" "Berenti manggil gue kulkas!" "Kak Kenzie gada bedanya kayak kulkas, dingin." "Kulkas dingin? Sok tau." "Kulkas kan emang dingin!" "Kalo mati lampu?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Terus kapan mati lampu? Biar gak dingin l...