TigaTiga |•| Mengikhlaskan semuanya

458 38 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

SETELAH persidangan selesai, Kenzie mengantar Ziell pulang. Remaja laki-laki itu khawatir melihat keadaan Ziell yang sudah pucat. Wajar, ia pasti shock melihat persidangan sahabatnya sendiri. Ditambah, Ziell harus menghadapi kenyataan bahwa sahabatnya benar bersalah, dan sudah dijatuhkan hukuman.

"Masuk, terus istirahat." kata Kenzie masih duduk di diatas motor kesayangannya.

"Kak Kenzie, mau kemana?"

"Gue mau ke apart Nesya, bentaran doang,"

Sesaat Graziell terdiam. Apakah wajar ada sedikit rasa cemburu dihatinya? Tapi seolah bisa membaca pikiran Ziell, Kenzie tiba-tiba berkata, "Lu cemburu sama Nesya? Haha yang bener aja,"

"Udah gue bilang, dia temen kecil gue. Masuk Sono," Kenzie terkekeh seraya mengacak-ngacak rambut Graziell dengan gemas.

"Iya, ini mau kok."

"Berangkat ya," seru kenzie menutup kaca pada helm full face nya. Pria itu mulai menancap gas. Berbelok ke arah kanan dari gerbang rumahnya.

Setelah kepergian Kenzie, Graziell menghela nafas lelah. Entah kenapa, dia masih memikirkan Alena. Bagaimana dengan nasib wanita itu? Ia terbukti bersalah, meskipun kasusnya termasuk pembunuhan tak sengaja.

"Ziell!" seseorang memanggil namanya. Ziell yang sudah melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam rumah, menoleh ke belakang. Elvira?

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu,"

¢•¢•¢

Kenzie sudah sampai di depan pintu apartemen Nesya. Pria itu mengetuk pintu beberapa kali, sampai akhirnya terdengar suara akses pintu. Kenzie masuk ke dalam apartemen.

"Minum? Udah tau ngerusak badan, Kebiasaan bat dah," cibir Kenzie duduk di sofa, melihat Nesya menuangkan Vodka ke dalam gelas kecilnya.

"Hahaha, kali ini beneran terakhir, Ken. Gue cuma pengen ngelepas semuanya," Jawab Nesya meneguk minuman itu. Tak terasa, air matanya meluncur begitu saja di pipi. Nesya teringat dengan mendiang kekasihnya.

Diusapnya pelan punggung Nesya agar lebih tenang. Kenzie mengangguk paham dan ikut merasakan kesedihan. Bagaimana tidak, dulu Nesya diselingkuhi oleh Fikri, dan sekarang ia harus kehilangan pria itu lagi. Bedanya, sekarang jika wanita ini merasa rindu, hanya ada satu tempat yang bisa Ia datangi. Yaitu pusara.

"Lo mau tinggal di Indo?"

"Nggak, Ken. Nanti sore gue mau ke gereja, doain Fikri. Malemnya langsung flight Australia." jawab Nesya yang diangguki Kenzie.

KENZIELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang