Duadua |•| Tragedi jl. kamboja

652 90 62
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Sudah ditekan bintangnya?😗

KENZIE menginjak pedal rem. Tanpa ba-bi-bu lagi, Ziell keluar dari mobil. Warga terlihat berkerumun, suasana disana sangat ramai. Belum lagi, polisi sibuk berlalu lalang mengamankan warga seraya membentangkan garis kuning di sekeliling lokasi.

Dengan langkah tergesa, Graziell menerobos kerumunan warga. Melewati garis polisi, ketika melihat di dalam sana ada Alena, sahabatnya.

Kenzie tidak tinggal diam. Ia ikut menerobos masuk, meski tadi dihalangi oleh beberapa polisi.

"ALENA!"

Alena yang melihat kehadiran Ziell, langsung menghambur ke pelukannya. Tubuhnya bergetar hebat, air mata terus mengalir deras dipipi. Belum lagi rambutnya yang terlihat acak-acakan, keadaan Alena sangat kacau.

Mata Graziell sempurna membulat, melihat jasad Fikri yang tergeletak dilantai. Tangannya berlumuran darah, memegang pisau dapur yang masih tertancap diperutnya. Cipratan darah ditembok dan lantai terlihat sangat mengerikan.

Belum ada fakta pasti tentang kematiannya. Entah ini sebuah pembunuhan atau kasus bunuh diri. Belum bisa dipastikan.

"Fikri.... Fi--fikri Ziell.. Fikri" racaunya dengan suara yang bergetar.

"Tenangin diri Lo, Al."

Kenzie melihat ke arah Ziell, memberi kode agar dia membawa Alena keluar. Ziell mengangguk. Tapi saat diambang pintu, satu wanita dan laki-laki paruh baya datang dengan raut wajah panik.

"FIKRII!!!!" wanita itu berlari ke arah putranya yang tergeletak dilantai. Polisi datang dan langsung menghalanginya. Itu akan merubah keadaan TKP yang akan diselidiki.

"Ibu, harap tenang dulu."

"Tolong menjauh dari korban!"

"Tante..." Kata Alena lirih. Tapi wanita itu menatapnya dengan kilatan amarah.

Plak

"Apa yang kamu lakukan terhadap anak saya?!? GARA-GARA KAMU ANAK SAYA JADI BEGINI!!!" Wanita itu menyerang Alena. Secepat kilat Ziell menarik Alena menjauh, meski tadi sempat terkena jambakannya. Kenzie ikut membantu melerai, suasana disana semakin ricuh.

Selama ini, Fikri tinggal sendiri di Jakarta. Sedangkan orang tuanya meentap di Bogor. Bukan tanpa alasan, Fikri ingin menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu di kota ini. Orang tuanya hanya sesekali saja datang menjenguk.

Meski Kenzie sedari tadi diam, tapi mata dan otaknya terus bekerja. Ia melihat ke arah sekitar lokasi tempat meninggalnya Fikri, sungguh sangat janggal. Sepertinya Fikri bukan mengakhiri hidupnya, tapi dibunuh.

Saat ini, pusat pikiran Kenzie mengarah pada satu nama. Nesya Daneendira.

"Tolong, semuanya keluar dari sini!"

KENZIELLWhere stories live. Discover now