"Pergi sendiri, gue ada urusan." katanya datar sambil meneguk air putih itu.
"Yahh, kak. please.. nanti malem kita kesini ya,"
Bujukan terus dilontarkan oleh gadis berlesung pipit itu. Mulai dari memasang wajah cemberut, sampai puppy eyes. Tapi Kenzie hanya mengedikkan bahu, mengabaikannya. "Please.. sekali iniii ajaa,"
"Gabisa, gue ada urusan."
"Apa gabisa ditunda dulu urusannya? Cuma malem ini doang kok,"
"Lo siapa, ngatur-ngatur gue?" tanya Kenzie yang membuat Ziell terdiam seribu bahasa.
Gadis itu memanyunkan bibirnya. Cairan bening itu mulai menumpuk di pelupuk mata, membuat penglihatannya buram. Selalu ada saja sikap Kenzie yang membuat moodnya berantakan.
"Adik sekaligus pacar Kak Kenzie!"
"Sebenernya Kak Kenzie serius sayang gak sih, sama Ziell?! Ngeselin!"
Setelah mengucapkan itu, Ziell melenggang pergi menaiki tangga sambil menyeka air matanya.
"JANGAN IKUTIN ZIELL!" Ancamnya dengan nada galak dari atas tangga.
Kenzie dari kejauhan terus memperhatikan gadis itu, menggeleng pelan sambil tertawa. Ia keluarkan benda pipih dari kantong celananya, jarinya mulai bermain disana.
