Tiga lima |•| Bohong

396 37 35
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"ADA apa, Ziell?" tanya Raka dengan suara rendah.

"Raka..."

Raka yang mengerti bahwa gadis itu sedang sedih, langsung menariknya ke dalam pelukan. Graziell kembali menangis sampai sesenggukan.

"Gapapa, nangis aja. Ceritanya nanti, okay?"

•••

Graziell menatap kosong tembok yang ada dihadapannya. Saat ini, Ia berada di ruang OSIS. Sedangkan Raka, tadi pamit ke kantin.

"Ziell, minum dulu." Sentuhan tangan Raka di pundaknya, membuat Ziell tersentak. Bibirnya memaksakan untuk tersenyum, menyambut botol air mineral. "Makasi, Rak."

"Ta--tadi.." ucap Ziell yang langsung berhenti ketika Raka memotong ucapannya. "Ssst, kalo masih belum siap cerita, jangan dipaksain. Gimana kalo kita jalan-jalan aja?"

"Kemana?"

"Yuk!" Ajak Raka membantu Ziell berdiri. Pria itu menyampirkan tasnya di pundak kanan, menggandeng tangan Graziell. Sedangkan tangan kirinya menenteng tas gadis itu.

Mereka sekarang sudah sampai di parkiran. Ziell ragu untuk naik ke atas jok motor, karna Raka hanya membawa satu helm. Jujur saja, ini mengingatkannya pada momen dimana saat itu Kenzie juga tidak membawa helm. Dengan santainya dulu Kenzie menjawab, "Tinggal ditilang,"

Graziell tersenyum mengingat potongan kecil memorinya. Namun seketika ekspresinya berubah sedih. Kenyataan bahwa tadi Kenzie berpelukan dengan Elvira, tidak bisa dihindarkan. "Rak, kalo ada polisi gimana? Gue gak pake helm."

"Santuy, terobos aja! Hahaha."

"Terus kalo ditilang?" tanya Ziell panik.

"Tinggal telpon Ayah, kelar." jawab Raka santai. Graziell baru ingat, kalau Ayah Raka adalah seorang polisi.

"Gimana, Kita berangkat?"

"GAS!" Jawab Ziell semangat.

¢•¢•¢

Sementara itu beberapa menit sebelumnya.

Setelah Elvira pulang, Kenzie masih berdiam diri di kursi taman sekolah. Hari ini Graziell ada rapat OSIS, oleh karena itu dia lebih memilih menunggu di taman. Tak disangka, Elvira datang dan menemaninya mengobrol.

Berkali-kali Ia menghubungi gadis itu, tapi sama sekali tidak ada jawaban. Akhirnya pria berjaket kulit itu bangkit dan mulai mencari Graziell di sekitar sekolah.

KENZIELLWhere stories live. Discover now