O4 | τέσσερα

3K 625 105
                                    

:.。o○ Given Taken ○o。.:

"Sumpah, vampir itu kelelawar atau nyamuk sih? Pan kalo kelelawar dia gak ngehisap darah, sedangkan hewan penghisap darah itu nyamuk, dibawahnya ada lintah sama kutu." Monolog Jay yang hanya dibalas deheman oleh Niki. Karena lelaki itu sibuk mengoceh sejak tadi sampai-sampai semua yang ada disana berusaha menulikan indera pendengarannya karena bosan akan omelan angry bird itu.

Saking merasa geram, Jungwon mengencangkan volume lagu yang terpasang ke earphonenya. Lalu disebelahnya ada Niki yang sedang menutup telinganya menggunakan bantal. Mereka sedang jam kosong, jadi tidak ada jadwal untuk latihan dance hari ini. Namun keenam lelaki itu sengaja datang ketempat les hanya untuk sekedar berkumpul.

"Disini siapa aja yang tau tentang vampir? Ayo jawab, biar kita gampang nyari vampirnya." Ucap Jay yang berdiri menatap teman-temannya secara bergantian. Sementara itu, yang lain hanya duduk sambil bermalas-malasan di lantai. Jay menghela napas seraya memijit pangkal hidungnya karena merasa terkacangi.

"Emang buat apa sih, kak?" Tanya Jungwon melepas earphone berwarna hitamnya, ia menatap Jay dengan kening berkerut.

"Kalau emang bener Heeseung mati karena vampir, kita harus nyari buktinya lah! Ga mungkin kita bisa mutusin kalau Heeseung mati karena vampir cuman gara-gara luka di leher sama darahnya habis doang." Balas Jay menahan emosinya. Sungguh, Jay belum bisa merelakan kepergian Kakak tingkatnya itu. Bahkan Jay tak habis pikir kalau di jaman seperti ini ada makhluk haus akan darah yang masih berkeliaran. Bersamaan dengan itu, Jungwon kembali menyumpel telinganya menggunakan earphone lalu memejamkan matanya untuk tidur siang.

Sunghoon yang sedari tadi tidur tengkurap pun mengubah posisinya menjadi duduk sila menghadap ke arah lelaki berhoodie hijau itu. "Jay, lo mau nyari vampirnya?" Kini giliran Sunghoon yang bertanya.

Jay menganggukkan kepalanya dengan gestur lumayan cepat. "Ya iyalah! Masa kita mau diem aja waktu temen kita mati karena makhluk aneh gak jelas gitu?" Jawabnya. Namun yang dilakukan Sunghoon adalah memiringkan kepala sembari mengangkat sebelah alisnya ke atas.

"Vampir itu bahaya loh, manusia bukan tandingannya. Emang lo mau nasibnya sama kayak Kak Heeseung?" Ucapan Sunghoon membuat Jay sedikit terperanjat. Spontan mereka yang ada disana menoleh ke arah Sunghoon.

"Maksud lo apa, Hoon? Lo mau si Jay ikut-ikutan mati kayak Heeseung?" Kata Jake yang membulatkan matanya, Sunghoon hanya menatap dia datar. Tak lama kemudian ia terkekeh pelan sambil mengalihkan pandangan ke arah Jay.

"Gak gitu, lo jangan salah paham dulu. Gue tau lo itu belum bisa nerima kematian Kak Heeseung yang disebabin ulah makhluk penghisap darah itu. Tapi lo harus tau Jay, bukan lo doang yang belum bisa nerima kepergian dia. Gue juga masih mencoba untuk mengikhlaskan, tapi bedanya gue ga gegabah kayak lo. Gue ga terburu-buru, tenangin hati lo baru kita selesaiin masalah ini bareng-bareng." Perkataan Sunghoon memang ada benarnya, Jay terdiam di tempat sambil terus mencerna omongan Sunghoon dengan baik agar ia tidak salah paham.

"Kok gue jadi curiga sama lo ya, Kak? Apa ini cuman perasaan gue doang atau gimana. Tapi yang jelas, gue ngerasa kalo Kak Sunghoon itu vampirnya."

Setelah kalimat itu mengudara, sontak Sunoo menjadi pusat perhatian sekarang. Sunoo mengatakan hal tersebut hanya untuk melakukan sesuai kemauan hatinya, karena belakangan ini ada sesuatu yang terus menghantui pikiran Sunoo, membuat lelaki itu terus menerus negative thinking.

"Lo ngomong apa sih, Sun? Ga usah mikir yang aneh-aneh deh." Balas Sunghoon agak sewot. Ya kalian harus mengerti ketika kalian merasa tersinggung dengan omongan teman kalian sendiri, itu yang dirasakan Sunghoon. Ia tidak ingin dituduh sebagai dalang, bahkan dengan ucapan Sunoo yang 'Asal ceplos' itu bisa menyebabkan timbulnya kerusakan pada hubungan Sunghoon dengan semua teman-temannya.

Jake menghela napas seraya memejamkan mata. "Jangan cuman gara-gara Heeseung yang udah gak ada, hubungan pertemanan kita hancur karena saling mencurigai satu sama lain. Justru yang harus kita lakuin itu adalah mempererat tali pertemanan supaya kita gak kehilangan temen lagi, kita udah kehilangan Heeseung. Gue gak mau ada temen gue yang jadi target vampir itu untuk kedua kalinya, cukup satu aja, jangan lagi!" Gumam Jake, detik kemudian mereka terdiam cukup lama. Merenung dengan pikiran masing-masing yang terus bergelut tiada henti. Tentang kematian Heeseung yang disebabkan oleh vampir, itu cukup membuat mereka stress. Bahkan beberapa dari mereka tidak bisa tidur karena selalu kepikiran.

"Setelah kematian Heeseung, gue jadi lebih terjaga. Karena yang gue tau tentang vampir itu, mereka tidur di siang hari terus beraktivitas di malam hari buat nyari mangsa. Makanya gue gak bisa tidur semaleman. Kalian... jangan pernah lengah ya!" Ucap Jay. Sebagai yang paling tua dikelompoknya, ia harus bertanggung jawab atas teman-temannya yang lebih muda dan menggantikan posisi Heeseung yang sudah tiada.

"Kak, lo bisa menjamin keselamatan kita dari bahaya makhluk itu?" Tanya Niki kemudian Jay mengangguk dengan gerakan yang kikuk. Ia ragu karena tidak yakin. Pasalnya, Jay bisa saja pergi lebih dulu menyusul Heeseung tanpa ia ketahui waktu dan tempat dimana ajalnya datang.

"I-iya, gue bakal kasih keselamatan buat kalian supaya gak jadi target vampir selanjutnya. Yang penting jangan misah! Kita harus selalu bareng-bareng kayak gini terus." Jawab Jay dengan penekanan di setiap kata-katanya. Niki tersenyum, lebih tepatnya tersenyum miring pada Jay.

"Gue pernah baca novel, dan gue nemuin quotes ini." Entah mengapa Jay merasakan aura tak enak dari Niki, juniornya itu tampak berbeda hari ini. "Kalau dia ngasih lo sesuatu, maka kita ga akan tau niat dia yang bakal mengembalikan apa yang udah dia kasih ke kita." Ucap Niki masih bertahan dengan senyum miringnya. Bahkan Jake yang melihat itu sudah overthinking, Niki itu一ah, apakah dia mempunyai kepribadian ganda? Mengapa sikapnya jauh lebih berbeda?

"Jadi, kalau lo ngasih kita jaminan keselamatan dari kejaran vampir, bisa jadi lo ngambil jaminan itu untuk menyelamatkan diri lo sendiri. Manusia itu egois, cuman mengutamakan diri sendiri dibanding orang lain. Gue tau, disaat kita ketemu vampir pasti kita bakalan menyelamatkan diri sendiri, kita bakal bersifat egois pada masanya." Lanjut Niki yang membuat semua yang ada disana lagi dan lagi terdiam. Diumur yang jauh di bawah itu, Niki sudah berpikir lebih luas dibanding teman-temannya yang umurnya berjarak lumayan jauh darinya. Niki tersenyum penuh kemenangan. "Tadi Kak Jay bilang apa? Jangan sampai misah? Berarti kita harus terus bareng-bareng gini dong?" Gumam Niki yang tampak berpikir sejanak.

"Bentar, ada satu hal yang pengen gue ucapin ke kalian semua," Niki menjeda omongannya, retina nya menelisir seisi ruangan. Menatap satu persatu temannya secara bergantian. Ia rasa.. ada yang sedikit janggal.





















































"一Jangan sampai misah? Tapi kalau ternyata vampir itu temen kita sendiri gimana?"

















***

Aku oleng ke Sunoo entah kenapa :(

Given Taken || Enhypen [√]Where stories live. Discover now