13 | δεκατρείς

1.8K 466 114
                                    

:.。o○ Given Taken ○o。.:

"Gue nitip ini ya, Kak." Ucap Jungwon pada Sunghoon, memasukkan sesuatu pada tas lelaki itu. Benda pipih yang berukuran lebih kecil daripada ponsel anak milenial jaman sekarang, Jungwon tersenyum seraya mengacungkan jempol pada Sunghoon. Sedangkan si pemilik tas hanya menatap Adik kelasnya itu dengan datar. "Itu一perekam suara." Katanya lagi setelah menyadari kalau dibalik wajah datar Sunghoon terdapat hati yang tengah bertanya-tanya tentang benda yang dimasukkan oleh Jungwon.

Mendengar itu, Sunghoon menaikkan sebelah alisnya. "Perekam suara? Buat?" Tanya lelaki itu pada Jungwon.

"Sekarang lo mau pulang bareng Jake ya kan? Nah, lo tanya-tanyain tentang masalah hidup dia. Apalagi waktu kita makan siang, Jake nunjukkin sayatan di tangannya. Dia punya masalah kan? Lo pikir lo doang yang mau tau tentang personal problemnya Jake? Gue juga mau tau lah!" Jungwon mengerucutkan bibirnya, setelah itu Sunghoon terkekeh seraya mengusak rambut Jungwon hingga acak-acakan.

"Kalo mau tau tentang kehidupannya Jake, gak perlu nunggu gue buat pulang bareng dia. Lo bisa tanya masalahnya Jake ke gue kapan aja." Jawab Sunghoon untuk membalas ucapan Jungwon tadi, sedangkan Jungwon yang masih belum mengerti hanya terdiam di tempat sambil terus menatap manik mata Sunghoon. "Karena gua tau masalah kalian, Jungwon..." lanjutnya, namun yang dilakukan Jungwon hanya tersenyum miring.

"Lo tau masalah kita semua, Kak? Semua yang lo lihat, semua yang lo tau, itu semua belum tentu bener. Jangan menyimpulkan sesuatu hanya dari satu kejadian, untuk memastikan kalo itu bener-bener dialamin sama dia, lo harus ada bersama dia disaat kejadian itu berlangsung. Dengan begitu lo bisa tau dengan jelas masalahnya Kak Jake." Jelas Jungwon masih dengan senyum miringnya, Sunghoon hanya diam tanpa bergeming.

"Gue gak sengaja denger obrolan lo sama Kak Jake, disitu Kak Jake cerita ke lo tentang masalahnya. Denger-denger dia punya masalah ekonomi, terus ibu nya yang cuman bisa diem di rumah karena kondisinya lagi sakit. Dan baru aja kemarin dia nunjukkin beberapa luka ditangannya. Pertanyaan gue sekarang adalah, dimana Ayahnya? Darimana dia dapet luka-luka itu? Apa itu masuk akal? Lo bisa menyimpulkan masalah dia dari situ? Apa yang lo tau itu belum tentu sepenuhnya bener Kak, dan gak terlalu spesifik juga." Jungwon melanjutkan perkataannya setelah jeda untuk mengambil satu tarikan napas.

Lagi-lagi Sunghoon terdiam, mencerna segala ucapan dari temannya yang berusia dua tahun lebih muda darinya itu. Dewasa tidak dipandang dari angka kelahiran, dan umur hanyalah angka. Kebijakan seseorang tidak dipandang melalui usia, tetapi dari pola pikir dan perasaan.

Sampai saat ini Sunghoon masih saja diam sambil memandang kosong ke depan, sementara itu Jungwon menunggu jawaban dari Sunghoon untuk mengetahui respon apa yang akan diberikan lelaki tersebut untuknya.

"Y-yaudah gue simpen perekam suaranya buat lo." Jawaban ini yang sangat Jungwon nantikan. Lelaki itu mengangguk sebagai balasan dari ucapan Sunghoon, tungkainya melangkah, berbalik badan untuk segera membiarkan Sunghoon pergi dengan Jake. Tetapi tangan Jungwon tertahan, membuat lelaki itu menghentikan langkahnya. "Jadi, maksud lo yang mau tau tentang masalah Jake itu apa? Bukan Jake doang sih, gue liat kemaren Sunoo juga lo tanya-tanyain tentang masalahnya. Tujuan lo itu apa?" Dua kalimat bertanda tanya Sunghoon lontarkan untuk Jungwon.

Sementara itu Jungwon hanya membuat bibir dan kembali berbicara untuk menjawab pertanyaan Sunghoon. "Tujuan gue cuman satu. Mengetahui sisi lain dan masa kelam yang temen-temen gue punya, dari situ gue mulai tau arti pertemanan yang real. Seorang teman bakal memberi kepercayaan ke kita buat ngasih tau semua masalahnya tanpa merasa takut kehilangan teman akibat dijauhi karena masalah pribadinya itu." Jungwon melepaskan tangan Sunghoon yang sedari tadi mencengkram pergelangan tangannya. Kemudian ia berjalan secara perlahan, memangkas jarak antara Sunghoon dan dia.

"Lo tau? Beberapa orang selalu nyembunyiin masalah pribadinya karena malu kalau privasinya selama ini diketahui orang lain selain Tuhan dan diri dia sendiri. Mereka nyembunyiin masalahnya karena takut dibully, dijauhi, atau bahkan kehilangan orang terdekatnya. Nyatanya semua gak sepenuhnya benar. Karena setelah mereka cerita tentang masalahnya, hatinya bakal tenang. Dan beberapa dari mereka akan pergi setelah menemukan kebahagiaannya di tempat lain, meninggalkan masalalunya yang gak begitu menyenangkan kemudian mendatangi dunia baru yang bisa membuat mereka nyaman. Semua orang berhak untuk bahagia bukan?" Setelah Jungwon menyelesaikan perkataannya, Sunghoon mengangguki. Semua yang diucapkan Jungwon ada benarnya.

Namun yang membuat Sunghoon bingung adalah, topik pembicaraan yang seketika berubah. Sebenarnya... Jungwon sedang membahas apa?

Akhirnya Sunghoon menghela napas, kembali memandang Jungwon dengan wajah tanpa ekspresi. "To the point aja." Sunghoon langsung meminta inti dari percakapannya antara dia dan Jungwon. Lelaki itu manggut-manggut mendengar permintaan dari Sunghoon.

"Masih inget Kak Heeseung sama Kak Sunoo?" Tanya Jungwon dan Sunghoon mengangguk. "Setelah mereka cerita tentang masalahnya masing-masing, mereka pergi gitu aja ninggalin kita. Meninggalkan segala kisahnya yang suram lalu mencari kebahagiaannya di tempat lain. Lo sebenernya sadar hal itu gak sih?" Jungwon kembali bertanya, tetapi kali ini membuat perasaan Sunghoon menjadi sedikit tak enak.

"T-tapi kan, yang bikin mereka pergi itu vampir." Ucapan Sunghoon membuat Jungwon terkekeh pelan. Dangkal banget pemikirannya一batin Jungwon yang tengah merendah-rendahkan Kakak tingkatnya tersebut.

"Setelah tau tentang personal problem dari Kak Heeseung dan Kak Sunoo, dan besoknya mereka langsung menjadi target vampir buat dihisap darahnya. Anehnya, vampir cuman menghisap darah orang-orang yang abis cerita masalah pribadinya aja." Jungwon kembali melangkah mendekati Sunghoon, reflek lelaki itu memundurkan posisinya saat Jungwon berjalan maju. "Apa lo sama sekali gak curiga sama itu? Kenapa vampir cuman ngincer orang yang baru ngumbar masalah pribadinya aja?"

Pada saat itu juga Sunghoon berlari ke arah yang berlawanan untuk segera menemui Jake yang tengah menunggu di parkiran. Bukan apa-apa, Jake tidak masalah untuk menunggu Sunghoon yang sedang berbincang dengan Jungwon. Hanya saja Sunghoon berlari karena terkejut.

Jantungnya berdetak tak karuan setelah melihat perubahan dari Jungwon. Sedangkan Jungwon tertawa kecil menatap punggung Sunghoon yang semakin lama semakin tak nampak dari pandangannya, lelaki itu berlari ketakutan saat menyadari sesuatu.

Tepat saat Jungwon bertanya pada Sunghoon, manik mata lelaki itu berubah menjadi merah cerah. Itu yang membuat Sunghoon berlari hingga napasnya terengah-engah.

***

rasanya pengen triple up lagi deh
semoga aku sanggup bikin 3 chapter sekaligus kayak kemaren ya :(

Given Taken || Enhypen [√]Where stories live. Discover now