Ⴆσɳƈԋαρ

2.5K 426 220
                                    

Udah berapa lama aku ga update yaampun. Tiga minggu lebih adakah? Penghuni story ini masih nungguin bonchapnya gak? Sorry, mianhe, maaf, duibuqi, gomennasai, hampura pisan T_T

But, ini bonchap terakhir, okay?
Let's get started and let's end this story!!!

:.。o○ Given Taken ○o。.:

Cheers!

Suara gelas yang bersentuhan memulai awal dari semua rencana mereka untuk menghabiskan malam dengan bahagia. Siapa lagi kalau bukan vampir-vampir yang tengah meneguk satu gelas berisi darah di rooftop ini?

Mereka juga sempat menghiasi rooftop sedemikian rupa. Menyalakan beberapa lilin api yang ditaruh di sekitar sana, memutar musik yang tenang agar tidak terlalu sunyi, menata meja makan, lalu menyusun semua makanan serta minuman yang mereka beli.

Perut kenyang = bahagia.

Oke.

Sebenarnya yang merencanakan ini adalah Jungwon. Lelaki itu yang awalnya bercerita tentang kehidupan vampir, ternyata vampir juga bisa mabuk, Jungwon juga merekomendasikan untuk melakukan hal konyol ini. Dan bodohnya mereka setuju. Gak habis pikir aku.

Bayangkan saja mereka ini adalah nyamuk. Jika nyamuk terlalu banyak menghisap darah, tubuhnya akan semakin gemuk karena yang ada di dalam perutnya hanyalah darah. Mungkin itu akan sama seperti mereka. Perutnya nanti akan membuntal, bulat, dan penuh. Ditambah kulit vampir akan sedikit memerah di sekitar area wajah.

Manusia biasa pun kalau mereka meminum terlalu banyak alkohol wajahnya akan memerah. Itu yang menyebabkan para vampir menyebut mabuk darah ketika mereka meminum terlalu banyak darah. Berbeda dengan manusia yang mabuk karena alkohol, sedangkan vampir tidak bisa meminum alkohol, bisa keriput dia.

"Pertama kali gue minum darah, ternyata seenak ini." Gumam Jake, ia memasukkan lebih banyak darah ke gelasnya yang sudah kosong.

Ah, mungkin Jake sudah lupa kabar ibunya di dunia manusia. Melupakan masa lalu bukan berarti harus melupakan orang-orang yang pernah berkesan di waktu itu bukan?

"Iyalah, kita ngambil darahnya juga pilih-pilih dulu kali." Jawab Jungwon tampak terkekeh, menampilkan sepasang gigi taringnya yang tajam. Gigi yang pernah Jungwon sembunyikan dari teman-temannya saat dua puluh enam tahun yang lalu.

"Emang darahnya darah siapa?"

"Darah bayi, darah yang masih seger, masih suci, belum punya darah kotor soalnya."

Sunghoon terdiam ketika Jay menjawab pertanyaannya, ia menaruh gelasnya kembali di atas meja. Apa dia bilang? Darah bayi? Entah kenapa Sunghoon merasa kasihan pada target yang dipilih mereka, tapi darahnya memang beneran enak. Gimana dong?

"Kenapa harus bayi?" Tanya Sunghoon

"Kenapa harus nanya? Kita kan vampir, bebas dong mau ngambil darah siapa aja." Balas Niki cepat, lagi dan lagi Sunghoon terdiam. "Udah nikmatin aja yang ada sekarang, Kak. Masalah darah bayi atau bukan lupain aja, yang penting malam ini kita harus bahagia, jangan ada yang dipikirin." Sambung Niki kemudian ia menghabiskan seluruh darah yang tersisa di gelasnya.

Tak lama Jake membisikkan sesuatu kepada Sunghoon. "Gue juga sebenernya lagi coba buat lupain tentang ibu, kita habisin waktu ini buat bahagia sebelum hari-hari berikutnya datang. Oke?" Kurang lebih seperti itu yang Sunghoon dengar. Ia pun menghela napas lalu mengukir senyuman kecil.

Given Taken || Enhypen [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang