14 | δεκατέσσερα

1.9K 456 91
                                    

:.。o○ Given Taken ○o。.:

Jake berjalan santai sembari menenteng tasnya di pundak menggunakan satu tangan. Diikuti oleh Sunghoon yang sejak tadi mengekori lelaki itu sampai ke tempat tujuan. Sebenarnya rencana 'pulang bareng' ini Sunghoon yang meminta, mau tak mau Jake harus berjalan beriringan dengan lelaki itu.

Apa kah Jake risih? Y-ya bisa dibilang seperti itu. Ia takut kalau setelah ini Sunghoon akan merasa heran dan kebingungan dengan gelagat Jake yang berubah seketika. Jake tidak ingin jika seseorang mengetahui tentang privasinya. Bahkan ibunya sendiri tidak tau hal ini, karena Jake benar-benar menutupi jadwal kesehariannya selama ini untuk pergi ke tempat penuh dengan alkohol setiap malam.

Jangan berpikiran aneh, Jake pergi ke sana hanya untuk mencari penghasilan. Tidak lebih. Ia terpaksa bekerja disana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar pengobatan ibunya yang ditagih setiap bulan. Namun di sisi lain ibunya Jake sama sekali tidak menyukai jika anaknya pergi ke tempat dimana botol-botol alkohol selalu tersusun rapi di rak, maka dari itu Jake selalu berusaha untuk menyembunyikan pekerjaannya selama ini sebagai bartender.

"Sunghoon, lo bisa pulang sendiri kan? Gue mau beli barang dulu di minimarket." Jake membuka percakapan terlebih dahulu antara dia dan juga Sunghoon. Merasa di ajak bicara, Sunghoon pun menoleh ke arah Jake dengan wajah bertanya-tanya.

"Lo mau beli apa ke minimarket? Gue ikut." Rasanya Jake ingin menyelam kelaut dan tinggal bersama ikan-ikan saja. Jake sudah kehilangan akal untuk menghindari beberapa pertanyaan yang nantinya akan dilontarkan oleh Sunghoon karena rasa penasaran. Sudahlah, Jake pasrah. Apakah ia bisa mempertahankan dinding kebohongan yang selama ini telah dibangun olehnya?

"Lo gak perlu nemenin gue ke minimarket, gue sendiri aja bisa kok. Lagian rumah kita searah, jadi lo pulang duluan aja." Walaupun beberapa kali Sunghoon meminta, tetap saja Jake mengelak. Sunghoon jadi penasaran, batinnya mengatakan kalau Jake sedang menutupi sesuatu darinya. Lelaki itu mendekatkan dirinya pada Jake, berjalan lebih dekat kemudian merangkul bahu Jake dengan sengaja.

"Udah, gue ikut aja. Jangan nolak." Lalu Sunghoon tersenyum sambil terus merangkul Jake selama di perjalan menuju minimarket terdekat. Jake hanya bisa diam, kalau ia mengatakan sesuatu lagi untuk mengelak permintaan Sunghoon, pasti Jake sudah dicurigai oleh lelaki itu dan ditanya-tanya hingga dirinya kehabisan kata-kata.

Beberapa menit kemudian, mata Sunghoon sudah menangkap sebuah minimarket yang letaknya tak jauh dari posisi mereka sekarang. Ia pun menurunkan tangannya dari bahu Jake lalu menarik tangan lelaki itu untuk menghampiri bangunan tersebut. "Ayo kesitu." Ajak Sunghoon, namun dengan cepat Jake melepaskan tangan Sunghoon yang menggenggam pergelangan tangannya. Membuat sang empu menatap aneh Jake dengan kepala yang dimiringkan.

"Loh, katanya mau ke minimarket. Gak jadi apa gimana?" Tanya Sunghoon. Dengan cepat Jake menggelengkan kepala seraya mengibaskan tangan, secara tidak langsung Jake sedang mengatakan 'tidak' untuk menolak pergi ke minimarket. Lagipula jika Jake ke minimarket ia ingin membeli barang dengan apa? Bahkan di dompetnya sama sekali tidak ada selembar uang yang tersisa. Terlebih lagi ini akhir bulan, yang berarti Jake harus menunggu tanggal pembagian gaji di bulan depan.

Jake mulai melangkah mundur, ia sudah tidak mempunyai pilihan lain. Daripada hanya diam untuk menghindari pertanyaan Sunghoon, lebih baik pergi meninggalkannya sendiri dan langsung pulang ke rumah. Itu yang ada di pikiran Jake saat ini. "G-gue pergi." Jake berlari ke arah rumahnya. Sunghoon yang terkejut karena Jake yang tiba-tiba berlari pun mengejar lelaki itu.

Given Taken || Enhypen [√]Where stories live. Discover now