1O | δέκα

2K 493 39
                                    

:.。o○ Given Taken ○o。.:

Disini lah mereka sekarang. Panti asuhan tempat tinggal Sunoo sejak lelaki itu masih dalam usia dua bulan. Padahal Sunoo bisa saja mencari pekerjaan dan hidup sendiri dengan menyewa tempat untuk ia tinggali sementara waktu, lalu ketika ia mempunyai penghasilan lebih, Sunoo membeli rumah pribadinya sendiri. Tapi Sunoo tidak akan semudah itu untuk meninggalkan panti asuhan tersebut, karena terlalu banyak kenangan yang tidak bisa ia lupakan disana.

Entah itu kenangan dimana pada saat itu Sunoo berkenalan dengan teman yang sebaya dengannya, berebut pakaian, bantu-membantu untuk membersihkan panti di setiap hari libur, atau duduk melingkar di dalam satu ruangan seraya menikmati makan siang bersama. Bahkan Sunoo sendiri sudah dianggap keluarga oleh mereka. Sunoo tidak akan mempunyai niat untuk meninggalkan panti asuhan itu, kecuali ketika dirinya yang tengah menentukan masa depan.

Satu jam yang lalu Jay sudah memesan beberapa makanan siap saji untuk dimakan bersama-sama, begitu juga Jake yang ikut membantu dirinya dengan membeli minuman serta cemilan untuk di bagi ke penghuni panti asuhan lainnya. Kini keberadaan mereka terpisah. Jay, Jake, dan Niki berada di lantai bawah. Sedangkan Sunghoon, Jungwon, dan Sunoo bersinggah seraya menikmati pemandangan sore hari di lantai atas, tepatnya di rooftop.

Jungwon iseng menyenggol tangan Sunoo hingga lelaki itu tampak terhuyung, kalau saja Sunoo tidak berpegangan pada tiang, ia pasti sudah bersimbah darah di bawah sana dengan keadaan tubuh yang patah-patah. Karena ketiga orang itu sedang duduk di pinggir一di perbatasan antara tanah dan udara. Sunoo yang merekomendasikan. Menurutnya, tempat itu adalah spot ternyaman dibanding hanya sekedar duduk di kursi.

Seperti ini saja Sunoo sudah bahagia. Sering kali ia pergi ke rooftop hanya untuk menyendiri. Mengayun-ayunkan tungkainya yang tidak menyentuh tanah, menghirup udara sore yang khas, menatap ke arah langit berwarna jingga yang dihiasi oleh gumpalan awan, dan kembali mengingat memori masa lalu yang membuatnya berkeluh kesah tanpa ada yang menjawabnya. Sesederhana itu bagi seorang Sunoo untuk mendapatkan kebahagiaan.

"Kak Sunoo," panggil Jungwon pada lelaki yang ada di sebelahnya, sontak Sunoo pun menoleh ke arah Jungwon. "Hal apa aja yang selama ini lo sembunyiin dari kita?" Tanya Jungwon. Mendengar itu, Sunghoon yang tadinya sedang asik memandang langit pun mengalihkan atensinya. "Lo gak mau jujur gitu? Kita ini temen." Lanjut Jungwon.

Sunoo mengerutkan kening saat Jungwon menanyakan itu. "Maksudnya?" bukannya menjawab, Sunoo menanya balik pada Adik kelasnya itu. Jungwon pun menghela napas kasar sembari menatap malas Kakak tingkatnya itu.

"Kebohongan apa yang lo tutupi dari kita? Gue tau lo sering menutupi masalah hidup lo cuman biar lo terus kelihatan bahagia." Kata Jungwon lagi. Kenapa tiba-tiba banget?一batin Sunoo. "Ayo jujur, Kak." Melihat wajah Jungwon yang tampak memohon, Sunoo jadi tak tega. Ia pun menarik napas dalam untuk mulai bercerita.

Apa arti teman jika tidak bisa memberi kepercayaan terhadap satu sama lain? Teman berhak untuk tau kehidupan temannya, agar ia bisa menghindari topik sensitif ketika mereka sedang berbincang.

"Kata pemilik panti ini,dia nemuin gue tepat di depan pintu masuk dengan keadaan gak wajar. Gue cuman berbalut kain dan di masukkin ke dalam kardus bekas, pakaiannya juga sama sekali gak layak pakai. Dari situ gue sadar, kalau gue adalah anak yang terbuang. Karena waktu gue masih umur 7 tahun, gue kira kalo gue itu anak dari salah satu ibu-ibu yang dititipin kesini. Ternyata bukan." Sunoo mendongak untuk menahan air matanya, ia tidak ingin menangis di depan temannya. Cukup sekali saja ia menangis di hadapan Sunghoon, sekarang jangan.

"Gue merasa... kalo gue anak yang gak diharepin sama orang tua. Seburuk-buruknya seorang anak, orang tua mana mungkin tega buat nyakitin anaknya. Anak itu anugerah, mereka harus tumbuh menjadi dewasa dengan didikan orang tuanya. Yang masih punya orang tua, seharusnya mereka merasa beruntung." Ketika Sunoo berhenti bicara, Jungwon mengusap punggungnya karena ia tau kalau Sunoo sedang menahan rasa sesak di dada.

"Selama gue temenan sama kalian, gue selalu berusaha nyembunyiin ini dan gak cerita sama orang lain. Gue berusaha buat keliatan terus bahagia di depan kalian biar gak ada yang curiga tentang gue. Karena gue gak mau dibully, dikata-katain kalau gue ini anak buangan, makanya dari dulu gue selalu tutup mulut." Sunoo kembali menjeda ucapannya. Ia menarik napas seraya memukul dada pelan yang terasa seperti ada sesuatu sedang mengganjal ulu hati nya. "Tapi semenjak gue kenal kalian, semua berubah." Lelaki itu menatap Jugwon dan Sunghoon secara bergantian.

"Kalian seakan-akan menghargai keberadaan gue. Bahkan orang tua gue sendiri sama sekali gak mengharapkan kehadiran gue di dalam keluarga nya. Berkali-kali gue dikritik sama Kak Heeseung, itu bikin gue semangat buat berusaha sebaik mungkin supaya kalian bisa terus menerima gue di kelompok. Karena gue selalu inget kalimat ini, lupakan yang lalu dan jalani yang sekarang. Gue gak mau bawa-bawa masa lalu di hidup yang lagi gue jalani saat ini, itu cuman bikin gue down." Lelaki itu tersenyum miris, Jungwon dan Sunghoon menunduk setelah mendengar cerita Sunoo.

Setelah Jungwon mendengar seluruh kisah yang di ceritakan oleh Sunoo, ia memiliki fakta baru yang ia dapat. Kejujuran yang terus menerus Sunoo tutupi dan kebohongan yang juga terus menerus Sunoo tunjukkan pada orang yang berada di sekitarnya. Kalau Sunghoon? Tak perlu ditanya dan diragukan lagi, karena Sunghoon adalah orang yang serba tau tentang kisah hidup teman-temannya.

"Mungkin itu aja inti dari masalah gue, perlu gue ceritain tentang gue yang lagi kenalan sama anak-anak panti一"

"Enggak-enggak, udah gak usah, segitu aja cukup kok." Potong Jungwon sebelum Sunoo menyelesaikan perkataannya. Lelaki itu tersenyum kecil memandang Jungwon yang tengah terdiam setelah dirinya selesai bercerita.

"Ngomong-ngomong, ada apa lo nanya kehidupan gue? Tiba-tiba banget." Tanya Sunoo pada Jungwon. Jujur, pertanyaan ini lah yang sejak tadi Sunoo tahan agar tidak terlihat terburu-buru. Jungwon kembali menatap Sunoo, kali ini dengan senyum manis di wajahnya.

Senyuman yang juga memiliki makna tersendiri baginya.

Sungguh, Sunoo tak mengerti apa arti senyuman Jungwon. Lelaki yang lebih muda satu tahun darinya itu terlihat berbeda daripada biasanya. Sunoo tambah dibuat bingung oleh Jungwon saat kalimat yang dilontarkan Jungwon mengudara begitu saja.

"Karena, setelah lo ngasih tau satu kebohongan dan satu kejujuran yang lo punya一hidup lo bakal terus bahagia, Kak Sunoo." Percaya atau tidak, semua akan dibuktikan oleh Jungwon pada keesokan harinya.





***

mau ngasih clue

Sunghoon adalah orang yang serba tau, tapi ia tidak segalanya tau tentang satu orang di antara teman-temannya.

selamat berbingung ria~

Given Taken || Enhypen [√]Where stories live. Discover now