17 | δεκαεπτά

1.7K 434 133
                                    

Kali aja ada yang bingung sama alurnya. Ada yang mau ditanyakan? Komen ya.

:.。o○ Given Taken ○o。.:

"Sumpah gue gak ngapa-ngapain!" Sunghoon membela dirinya saat berkali-kali dituduh oleh Jay dan juga Jungwon kalau dirinya adalah orang yang telah membuat Jake kehilangan nyawa. "Oke fine, terserah kalian mau percaya apa enggak yang penting gue udah ngomong sejujur-jujurnya."

"Ada bukti kuat biar kita bisa percaya kalau lo bukan pelakunya? Ayo tunjukkin." Pinta Jay dengan wajah serius. Lima belas menit yang lalu ketika Jungwon mengetahui kondisi Jake yang sudah tak lagi bernapas, ia buru-buru menelpon Jay dan menyuruh perawat untuk membawa Jake ke ruangan dimana seharusnya ia ditempatkan.

Sunghoon tidak memiliki apapun untuk dibuktikan, ia hanya bisa mengatakan kejujuran yang ia punya. Namun disisi lain Sunghoon tau, mereka tidak akan mudah percaya dengan segala perkataan yang ia lontarkan. Bagaimana mereka bisa saling percaya jika sekelompok lelaki itu sudah mengetahui salah satu temannya adalah vampir?

"Nih, kalau misalkan gue vampir, mulut gue pasti berdarah-darah karena abis ngegigit Jake. Lagian waktu gue nyusul Jake dia udah lesehan di lantai dengan keadaan berdarah. Gue curiganya kalau vampir itu ngegigit terus kulit Jake di tarik paksa sampe sobek, makanya darah dia berceceran di lantai. Soal masalah vas bunga yang pecah, gue gak sengaja nyenggol karena bertepatan waktu gue nemu Jake, dia lagi dikelilingin gas yang bikin pandangan gue burem." Sunghoon hanya bisa pasrah kalau pembelaan dirinya sama sekali tidak mempan. Karena ia sudah berkali-kali mengatakan hal tersebut pada kedua orang yang ada di depannya namun mereka tidak percaya.

"Cuman kalimat aja gak cukup buat bikin gue percaya sama lo. Sedangkan bukti yang gue punya buat nuduh lo sebagai pelaku ada banyak. Lo sama Jake cuman berdua di rumah sakit, Jake yang terkapar di lantai dengan keadaan berdarah, vas bunga jatuh, darah berceceran di lantai, dan lo yang ada di samping Jake waktu Jungwon nemuin lo di lorong rumah sakit. Kalau misalkan Jake mati bukan karena vampir gimana? Doi bisa aja dibunuh sama seseorang, dan orang pertama yang gue curigai itu lo, Sunghoon..."

Score= 1 - 0

Sungguh, Sunghoon tidak dapat mengelak lagi sekarang. Kalaupun ia kembali berbicara, pasti Jay sudah menganggap segala perkataannya itu hanya sebuah 'Alasan yang klasik'. Jay memang jago berdebat, sama halnya ketika ia berdebat dengan orang tua Niki. Dengan mudahnya ia mencari kalimat uang membuat lawan bicara tak bisa berkata apapun lagi, Jay tersenyum kemenangan ketika berhasil membuat Sunghoon bungkam. Skakmat.

"Tapi, Kak Sunghoon ada benernya juga." Gumam Jungwon dengan kepalanya yang menunduk sejak Jay dan Sunghoon berdebat. "Bisa jadi juga yang bikin Kak Jake meninggal itu vampir, soalnya pas gue liat Kak Sunghoon sama Kak Jake di lorong ada gas yang semakin lama semakin tipis. Vampir kan bisa berubah jadi gumpalan gas sebelum dia teleportasi, dan katanya gas itu bakal hilang setelah beberapa menit kemudian." Kali ini Jungwon mendongakkan kepalanya, menatap Kakak tingkatnya secara bergantian.

"Kok lo bisa tau?" Sial, pertanyaan yang sana sekali tak bisa Jungwon jawab keluar begitu saja dari mulut Jay. "Dan kenapa lo kayak ngebelain Sunghoon? Lo lebih mihak dia? Ohh.. apa jangan-jangan lo bersekongkol sama si Sunghoon一"

"Kenapa sih Kak? Gue cuman ngeluarin pendapat, bukan berarti membela atau lebih memihak yang mana. Dari tadi gue diem nyimak acara debat kalian, dan gue punya usulan sendiri buat kasus ini. Apa gue salah buat mengusulkan pendapat?" Sela Jungwon sebelum Jay melanjutkan kalimatnya. Ia berbicara dengan nada yang sedikit ditingkatkan dengan sengaja hingga suaranya menggema di lorong tersebut.

Ingat, ini sudah tengah malam hihihi.

Jungwon tak peduli jika ia nantinya akan di cap sebagai anak yang tidak memiliki sopan santun terhadap yang lebih tua. Bahkan Jay dan Sunghoon pun terkejut dengan suara Jungwon yang begitu nyaring ketika masuk ke dalam telinga.

Mereka berdebat sampai-sampai melupakan Jake yang sudah selesai setelah dua jam berlalu hanya untuk melakukan pembersihan. Mayat Jake dibersihkan dari darah dan juga kulitnya yang memiliki banyak sobekan dengan ukuran yang lumayan besar. Tidak hanya itu, cakaran besar dan dalam yang berasal dari kuku runcing juga ikut menghiasi sekujur tubuh Jake. Kondisinya mengerikan, karena kulit Jake hampir seluruhnya terkelupas.

"Akting lo bagus juga ya, belajar darimana?" Jay tersenyum kecil menatap Jungwon. Bagaimana tidak kesal? Sekali mereka bertindak, Jay hanya menyebut itu dengan 'Alasan' ataupun 'Akting'. "Pinter ngerangkai kata-kata juga buat dijadiin alesan, lo mau jadi pembohong kayak Sunghoon?"

"Kak! Udah dong, jangan begini..." mata Jungwon memandang Jay dengan wajahnya yang memelas. Melihat hal itu, Jay berdecih sambil memberikan smirk pada Sunghoon. Kalau boleh jujur Jungwon bingung. Apa Jay yang sekarang telah berubah?

"Kita selesaiin masalah ini besok, sekarang udah malem, semua balik ke rumahnya, Jake biar ditanggung sama perawat biar besok bisa langsung dimakamin." Setelah mengatakan itu Jay menghela napas seraya mengalihkan pandangan kesekitarnya. Hanya lorong ini yang lampunya masih menyala, sedangkan lorong lainnya yang kosong sudah gelap karena lampu sengaja dimatikan. Jay mengusap tengkuk, hawa dingin tiba-tiba melintas di dekat telinganya.

"Gue takut bilang ke ibunya Jake. Nanti kalau misalkan ibunya udah sadar terus gue ngasih tau keadaan anaknya, ntar yang ada beliau pingsan lagi." Ujar Sunghoon sambil melirik jendela ruangan khusus yang terdapat Jake di dalamnya, tetapi yang ia lihat hanyalah tirai jendela yang sengaja dipakai untuk menutupi kaca. Dasar.

"Ya jangan bilang dulu lah goblok, nunggu ibunya dulu sampe bener-bener pulih. Ck!" Jawab Jay dengan ketus. Sebenarnya Sunghoon dan Jungwon sedikit terkejut, baru kali ini Jay mengatai temannya sendiri dengan nada serius. Biasanya ia mengatakan hal itu di dalam candaannya, namun kali ini tidak. Jungwon jadi heran deh.

"Dahlah, gue mau pulang. Inget ya, Hoon, urusan kita belum selesai." Final Jay sebelum ia melangkahkan kaki untuk pergi dari sana, meninggalkan teman-temannya dalam keheningan.

Detik kemudian Jay sudah benar-benar menghilang dari pandangan mereka. Hubungan pertemanan lelaki itu sudah tak sama lagi seperti dulu, jauh lebih berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kepergian mereka secara bertahap.

Tak perlu dijelaskan pasti kalian sudah tau arti dari 'kepergian' yang dimaksud, yang pasti mereka pergi disebabkan ulah vampir yang berkeliaran di sekitar mereka.

Bicara tentang vampir, setelah keheningan menyelimuti kedua lelaki itu selama kurang lebih dua menit, terdengar suara tawaan kecil yang berasal darinya.

"Akting gue bagus juga ya hahaha." Kalau boleh jujur, si vampir itulah yang baru saja berbicara.



***

sejauh ini udah curiga sama siapa? jawab ya

Given Taken || Enhypen [√]Where stories live. Discover now