BAB 2

71.1K 8.5K 162
                                    

Awali harimu dengan ocehan. Saat ini, Agatha atau  Alyena, sedang diceramahi oleh seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba datang kekamarnya dipagi-pagi buta.

Wanita itu adalah Nyonya Bella, guru etiket Alyena. Tiga hari yang lalu, Alyena telat datang ke pelajaran Nyonya Bella, yang menyebabkan ia mendapatkan pelajaran tambahan serta ocehan yang ‘sangat bermanfaat setiap paginya’.

Mana mungkin Alyena mau mendengarkannya, ia lebih memilih untuk membersihkan kandang kuda dibandingkan mendengarkan Nyonya Bella.

“Ibu anda adalah orang yang sangat beretiket, dia juga tidak pernah telat dalam pelajaran apapun.” Nyonya Bella melipat kedua tangannya di depan dada, Ia masih berdiri di depan pintu kamar Alyena, di balik celah kecil.

“Itu ibuku bukan aku,” Ucap Alyena malas. Grace segera menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

“NONA ALYENA! BUKA PINTUNYA,” Pekik Nyonya Bella. Alyena menarik selimutnya, masa bodoh dengan Nyona Bella. Toh, nanti juga dia pergi.

“Dia siapa? Nyuruh,” Celetuk Alyena. Grace menghela napas, sebentar lagi nyonya besar akan datang. Nyonya Bella takkan diam saja, dia pasti akan mengadu kepada Grand Duchess atau ibu kandung Alyena.

Untung saja, tidak ada yang datang ke kamarnya. Alyena bisa melanjutkan tidurnya. Saat menjadi Agatha, dihari liburnya Agatha akan tidur seharian, tak peduli apa yang terjadi di luar rumahnya.

“Nona, anda ingin tetap tidur seperti itu?” Grace melirik Alyena sedang berguling-guling.

“Ya.” Alyena menarik selimutnya lebih tinggi hingga menutupi wajahnya.

“Anda tidak ingin membeli gaun hari ini?” Alyena dengan cepat bangun dari tidurnya.

Sebenarnya, satu hal yang paling ia sukai setelah masuk ke dunia ini adalah, gaun-gaun yang sangat cantik. Di dunia sebelumnya, Agatha benar-benar menyukai gaun besar yang wanita bangsawan jaman dulu pakai dan akhirnya mimpinya terwujud untuk mempunyai satu saja gaun itu. Well, sekarang ia punya lebih dari satu gaun.

“Ayo siap-siap, tunggu apa lagi?” Ajak Alyena, ia sangat tidak sabar untuk melihat-lihat gaun cantik hanya untuk dirinya sendiri.

***

“Pinggang anda benar benar mengecil, nona.” Wanita itu sedang mengecek alat ukurnya lagi. Alyena tak mendengarkannya, dia masih fokus melihati buku katalog yang penuh dengan gaun untuk anak berumur sepuluh tahun.

Alyena merasa kecewa, gaun seorang anak kecil cukup berbeda dengan gaun remaja ataupun dewasa.

“Kau ingin yang mana Alyena?” Grand Duchess menyesap tehnya lagi. Walaupun sudah lebih dari dua jam, namun teh itu belum habis juga.

“Aku sudah memilih.” Alyena meletakkan bukunya di atas meja.

“Bagus nona, akan saya antarkan setelah selesai.” Si perancang baju itu bertepuk tangan. Grand Duchess terlihat terkekeh dan meminum tehnya lagi.

Jika diperhatikan lagi, Grand Duchess Caldwell atau ibu kandung Alyena terlihat sangat mempesona, mungkin ini yang namanya ‘Pesona seorang wanita kelas atas’.

Alyena tak ingin berlama-lama berada di dalam satu ruangan bersama dengan seorang wanita cantik, ia merasa tersaingi.

Alyena tak langsung kembali ke kamarnya, ia merasa jenuh terus berada di kamar. Keluar dari persembunyian sepertinya tidak buruk juga. Tapi ia harus kemana?

“Grace, tempat yang tidak membosankan ada dimana?” Tanya Alyena.

“Ya? Taman nona. Itu adalah tempat favorit anda bukan?” Sahut Grace. Alyena sempat melihat tempat yang kemungkinan saja sebuah taman, dari jendela kamarnya.

ASRAR [TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें