BAB 25

18.8K 2.7K 46
                                    

Mulut Alyena terbuka lebar. Takjub dengan pemandangan indah yang ada di depannya. Satu tangan menggenggam pembatas, dan tangan satu lagi menahan topinya yang akan terbang.

Di kehidupan sebelumnya, Alyena tidak pernah melihat lautan. Alasan pertama, karena ia terlalu sibuk dan alasan kedua karena ia tidak punya uang untuk naik kapal atau pun pergi ke pantai.

Angin laut menyapu wajahnya, mencoba untuk menyadarkan Alyena akan apa yang terjadi.

Alyena merenung, hanyut dalam pikirannya.

Alyena belum pernah berpikir seperti ini sebelumnya. Tapi, apakah ia bisa kembali ke dunia lamanya? Saat ia masih menjadi Agatha.

Jika ia bisa, dengan senang hati ia akan kembali. Lagi pula, ini bukanlah tubuhnya, ia mencuri tubuh ini dari seorang gadis yang tak bersalah.

Ia masih ingat, segala perjuangan yang ia lakukan ketika masih menjadi Agatha. Sayangnya, perjuangan itu harus hilang karena ia terbawa ke dunia ini.

Alyena menggelengkan kepala.

Ia kembali mengingat-ingat. Seseorang pernah berkata. "Kami tidak memerlukan sebuah kenangan."
Mengatakan bahwa kita tidak boleh terpaku akan masa lalu, kita harus fokus terhadap rintangan yang akan datang di masa depan.

Untuk saat ini, Alyena akan berfokus pada segala sesuatu yang akan menimpanya di hari ini maupun esok hari.

Seseorang menepuk pundak Alyena, membuat gadis itu melompat kaget. Sedangkan pelakunya tertawa terbahak-bahak.

Eugene memegangi perutnya yang sakit, lalu melahap es krimnya tanpa sisa. Ya, Eugene juga ikut untuk mengawal Alyena selama perjalanan.

"Jantungku serasa ingin meledak!" Kesal Alyena.

"Memangnya kenapa?" Tanya Eugene merasa tidak bersalah.

"Sudahlah, pergi sana!"

Tawa Eugene kembali pecah, ia sangat puas dengan reaksi Alyena setiap ia menjahili gadis itu.

Alyena merasa makin kesal, ia melepas sepatunya, memukuli lengan Eugene menggunakan sepatu itu. Eugene merintih kesakitan kala sepatu itu mengenai lengannya.

"Oke! Oke! Maafkan aku." Eugene menahan tubuh Alyena. Namun setelah itu ia kembali tertawa. Alyena memanyunkan bibirnya kesal.

"Ketawa lagi, aku lempar Kau ke laut!" Teriak Alyena sambil bersedekap dada.

"Coba saja! Memangnya Kau kuat?"

Alyena sudah naik pitam. Ia mengangkat kedua tangannya, melihat itu, Eugene menjadi bingung.

Tiba-tiba, tubuh lelaki itu terangkat, ia tidak lagi menyentuh tanah. "Hei!" Panik Eugene. Alyena tertawa sinis, tanpa ragu, ia melempar tubuh Eugene ke laut.

Suara cipratan air saat laki-laki itu terjatuh terdengar sangat kuat. "Oops, kepeleset."

Kepala Eugene timbul ke permukaan air, menyemburkan air dari dalam mulutnya. "Alyena!"

Sambil cekikikan, Alyena membawa Eugene naik menggunakan kekuatannya. Raut wajah Eugene terlihat sangat masam. Pakaian Eugene sangat basah, sebagian rambutnya menutupi matanya.

Memakai kekuatan elemennya, angin, Eugene bisa mengeringkan diri hanya dalam beberapa detik.

"Tidak lucu." Ucapan itu membuat Alyena semakin tertawa. Bahkan suaranya hampir terdengar oleh semua orang.

Lama-kelamaan raut wajah kesal Eugene itu berubah menjadi ceria. Ia tersenyum kecil seraya mengacak-acak rambut Alyena. "Nakal," Ujarnya sambil terkekeh.

"Apa yang Kau lakukan?" Tangan Eugene ditepis begitu saja oleh Hugo yang datang dari arah berlawanan.

"Woah, santai, teman." Alyena terkejut dengan kedatangan Hugo.

ASRAR [TERBIT]Where stories live. Discover now