BAB 14

29.8K 4.2K 85
                                    

Hari ini, Alyena sedang mengamati bunga-bunga di rumah kaca yang telah ia rawat sejak dulu. Senang, bisa melihat bibit yang dulu ia tanam telah berubah menjadi bunga dengan bentuk dan warna yang beragam. Sudut bibir Alyena terangkat saat ia mendengar suara lelaki itu.

“Alyena, lama tak bertemu.” Teman masa kecilnya, Aaron.

“Ada keperluan apa, anda datang berkunjung, tuan penyihir menara?” Alyena berjalan mendekati Aaron yang mematung.

“Saya ingin mengajak anda untuk berduel.”

Tak lama, sebuah pedang muncul di tangan Aaron, ia sudah siap dengan kuda-kudanya. Begitu pun Alyena, pedang yang hampir sama seperti milik Aaron muncul dengan sendirinya. Mereka berdua sudah siap untuk berduel di rumah kaca itu.

“Pfft.” Alyena menahan tawanya.

“Oh, ayolah aku juga tidak ingin serius, Alyena.” Aaron menjatuhkan pedangnya ketanah, merentangkan tangan hendak memeluk Alyena. Dengan cepat, Alyena menyambar Aaron dengan pelukan yang erat dan hangat.

“Aku merindukanmu,” Ujar Alyena tersenyum.

Perut Alyena terasa seperti penuh dengan kupu-kupu bersinar yang sedang berterbangan. Alyena merasa lebih bahagia bertemu dengan Aaron dibandingkan dengan ia bertemu dengan Hugo kemarin.

Alyena dan Hugo tidak bertemu setelah beberapa tahun, dan Alyena tidak terlalu merindukannya, karena kenyataannya Alyena atau Agatha tidak begitu dekat dengan Hugo.

Berbeda dengan Aaron, selama Hugo berada di medan perang, Aaron yang selalu menemani Alyena kemana pun ia pergi selayaknya seorang teman.

“Ah iya, aku membawakanmu sesuatu.” Aaron mengayunkan tangannya, sebuah kotak berwarna putih dengan pita emas yang diikat dengan manis di atasnya. Aaron memberikan kotak tersebut kepada Alyena.

“Selamat ulang tahun, Alyena.”

Aaron tersenyum, membuat Alyena tak bisa menahan senyumannya. Pita kotak itu ditarik oleh Alyena, membiarkannya jatuh dengan halus ke tanah. Alyena membuka tutup kotak tersebut, terlihat sebuah kunci berwarna perak dengan lambang penyihir menara.

“Apa ini?”

Sebelum Aaron membalas pertanyaan Alyena, gadis itu dengan cepat menyela Aaron.

“Oh, aku tau! Ini kunci menuju peti harta karun, benar bukan?”  Dengan percaya dirinya Alyena berucap. Aaron terkekeh, ia mengelus puncak kepala Alyena dengan gemas.

“Kurang lebih seperti itu, temui aku esok setelah debutantemu di labirin Istana, mengerti?” Tegas Aaron dengan nada santai. Alyena mengangguk imut mendengar pernyataan Aaron.

“Kau akan memberikanku hadiah yang lebih banyak?”

“Bisa saja.”

Alyena melompat kecil kegirangan, ia berharap Aaron akan memberikan setumpuk gaun cantik.

Pasalnya, walk in closet milik Alyena masih banyak tempat yang kosong. Alyena berjalan meninggalkan Aaron di dalam rumah kaca, tanpa alasan yang jelas.

Dengan gaunnya yang besar itu mengembang, Alyena terlihat seperti ia sedang terbang, membuat Aaron terkekeh. Tak lama setelah itu, Aaron ikut keluar dari rumah kaca tersebut.

Di sisi lain, Hugo baru saja keluar dari ruangan pertemuan dengan para dewan kerajaan, Hugo menghembuskan napasnya.

Ia merasa pertemuan tadi hanyalah ajang para dewan untuk menaikkan diri mereka masing-masing. Jika salah satu dewan mengatakan sesuatu yang baik dari kehidupan mereka, maka dewan yang lainnya tidak mau kalah.

Saat hendak berjalan, Hugo merasa seperti ada yang menabrak kakinya, lelaki muda itu menunduk mencoba untuk melihat sosok tersebut.

Hugo sedikit terkejut karena yang ia lihat adalah seorang anak kecil yang terduduk di lantai sambil mengusap keningnya yang terasa nyeri. Hugo tertawa kecil melihat anak itu.

“Kau, tidak apa-apa?” Tanya Hugo. Bocah itu mendongak dengan muka yang masam.

“Tidakkah Kau lihat? Ini sangat sakit!” Protesnya.

Hugo mengerjapkan matanya saat ia tahu dengan siapa ia sedang berhadapan sekarang.

“Kau menyalahkan aku, begitu?” Hugo mencoba untuk terlihat seram. Anak laki-laki tersebut mulai ketakutan setelah melihat wajah Hugo yang cukup mengerikan baginya. 

“A-apa yang ingin Kau lakukan? Pergi!” Ia menutup kedua matanya, berharap akan ada yang datang untuk membantunya.

“Oh! Finn!” Teriak Alyena. Kedua orang itu menoleh ke sumber suara, kemudian saling menatap satu sama lain.

“Aku sudah mencarimu kemana-mana, dan ternyata Kau berada disini.”

Alyena berkacak pinggang dengan raut wajah kesal. Ia belum menyadari kehadiran Hugo yang mencoba untuk mendapatkan perhatian Alyena.

“Hugo?” Hugo tersenyum tipis namun hatinya seakan melayang ke udara. Finn menatap Alyena dengan sorot mata tak percaya, seolah-olah ia tak percaya orang yang di depannya ini adalah kakaknya sendiri.

Finn mendelik tajam kearah mata merah  milik Hugo. Tatapannya tak pernah lepas sampai-sampai ia mengabaikan panggilan Alyena.

“Finn, ayo!” Alyena menggoyangkan tubuh Finn, membuat bocah itu tersadar dari lamunannya.

Gadis itu menggenggam tangan Finn kemudian menariknya menjauh dari Hugo, tatapan tajam bocah itu tak junjung lepas, ia masih kekeuh untuk menatap Hugo dengan aura permusuhan yang sangat lekat.

Alyena dan Finn sudah berada jauh dari pandangannya, seorang lelaki datang menghampiri Hugo dengan setumpuk berkas di tangannya.

Sorot mata Hugo berubah menjadi dingin dan datar, berbeda dengan sorot matanya beberapa menit yang lalu.

“Saya mendapatkannya,” Ujar lelaki di depannya ini, ia menyodorkan salah satu berkas berwarna putih kepada Hugo. Tanpa ragu, Hugo membuka berkas tersebut, hanya dengan membaca beberapa halaman saja sudah membuat ia ingin tertawa kencang.

“Hanya ini?” Hugo menyeringai. Lelaki itu membalasnya dengan anggukan serta tatapan mata yang kosong. Hugo menjentikkan jarinya pelan, namun suara yang dihasilkannya cukup nyaring.

“Kerja bagus, Dante. Beritahukan hal ini kepada Theo untuk menyiapkan segalanya, mengerti?”

Sekali lagi lelaki yang dipanggil Dante tersebut menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia mengerti apa yang diucapkan oleh Hugo.

Dengan berkas yang sudah berada ditangannya itu, Dante berbalik badan membelakangi Hugo, ia berjalan menjauh dan tubuhnya seketika menghilang atau lebih tepatnya berubah menjadi kepulan asap hitam kemudian hilang.

ASRAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang