BAB 35

14.9K 1.9K 50
                                    

Alyena terbangun di pagi hari. Ia hampir mengira hari masih malam karena ruangannya yang sangat gelap. Ia melakukan peregangan ringan sebelum turun dari tempat tidur.

"Ah ya, aku semalam tidur di kamar Finn," Monolog Alyena. Ia berjalan ke arah jendela, menyibak tirai itu agar cahaya matahari bisa masuk.

Ia melirik ke arah Finn yang tidak terganggu sama sekali. Alyena mengangkat bahunya, lalu bergerak pergi dari sana.

Alyena sadar akan suatu hal, ia lebih tenang ketika sendirian. Dan lebih senang saat bersama Finn. Ia tersenyum membelakangi pintu.

Alyena mendongakkan kepalanya. Lorong istana haru ini terlihat lebih sepi. Kemudian ia menatap ke depan. Di luar sana sedang berkabut, dan cuacanya terasa lebih dingin. Ada apa gerangan dunia hari ini?

Alyena mengedikkan bahunya, berjalan menuju dapur dengan waspada. Waspada jika saja ia bertemu dengan Hugo.

"Grace!" Panggil Alyena sambil melambai-lambaikan tangannya. Grace kaget. Rasanya seperti sudah lama sekali tidak melihat wajah Alyena seceria itu.

"Selamat pagi, Putri," sapa Grace tersenyum kecil. Ia meletakkan keranjang yang ada di tangannya, berkacak pinggang dan kembali tersenyum.

"Anda ingin sarapan? Atau mandi? Saya sudah menyiapkan air hangatnya."

"Tidak, tidak," Tolak Alyena menggelengkan kepala pelan. Grace mengangkat kedua alisnya.

"Aku ingin Kau memasak sup, aku ingin memberikannya kepada Finn."

"Baiklah, Putri."

Sesudah mengatakan itu, Grace pergi ke dapur. Alyena tersenyum  simpul, ia berencana untuk mengambil beberapa bunga untuk mengganti bunga yanh ada di kamar Finn.

Ia berjalan dengan riang menuju rumah kaca.

Setelah mendapatkan apa yang ia mau. Alyena kembali menemui Finn dengan sebuah vas bunga di tangannya.

"Grace! Biar aku saja yang membawanya." Alyena merebut troli yang dipegang Grace. Pelayan itu terkejut, ia mengelus-elus dadanya.

"Terima kasih!" Alyena pergi berlalu menuju kamar Finn.

Alyena membuka pintu kamar Finn perlahan, memeriksa apakah Finn sudah bangun atau belum. Tapi sepertinya, Finn masih tertidur dengan sangat pulas.

Gadis itu mendorong troli tersebut dengan pelan, agar tidak menimbulkan suara. Alyena melangkah, mengikis jarak antara dirinya dan ranjang Finn.

Alyena menggoyangkan pundak Finn dengan hati-hati. "Finn, ayo kita sarapan," Ajak Alyena.

Tak ada pergerakkan, Alyena menggerakkan tubuh Finn sekali lagi.

"Finn?"

Anak lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan pergerakkan. Ia hanya tertidur dengan tangan berada di atas dadanya. Alyena menyingkirkan helai rambut yang menutupi setengah wajah Finn.

"Fin-"

Alyena membekap mulutnya.

Tubuh Finn tampak sangat putih, putih yang tidak wajar, wajahnya benar-benar pucat. Bibirnya membiru dengan mata yang terkatup rapat.

"Finn ... " Alyena memanggil nama Finn beberapa kali. Menggoyangkan tubuh Finn dengan kuat, dan Alyena tidak melihat pergerakan darinya sedikit pun.

"Tidak ... tidak," Gumam Alyena mencoba menghapus pikiran negatif dari kepalanya. Alyena meraih tangan Finn, kulitnya terasa sangat dingin. Alyena membeku di tempat. Ia menggelengkan kepala, mencoba untuk memeriksa denyut nadi Finn.

ASRAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang