BAB 36 (END)

30.7K 2.4K 137
                                    

Hugo berlarian ke seluruh penjuru Istana Dahlia. Membuka dan memasuki setiap ruangan yang ada di Istana itu.

"DIMANA ALYENA?!" Teriakan Hugo menggelegar ke seluruh lorong. Pelayan yang tadinya berkerja, berlari menghadap Hugo. Grace berdiri paling depan, bertanya kepada Hugo.

"Ada apa, Yang Mulia?"

"Dimana Alyena?!" Tanya Hugo tidak santai.

"Putri Alyena? Saya melihat Putri pergi bersama Tuan Aaron-" Sebelum Grace menyelesaikan kalimatnya, Hugo lebih dulu menyela.

"Aaron?! Cepat cari dia! Jauhkan Alyena dari Aaron!" Perintah Hugo demgan urat leher yang menonjol. Hugo meraup wajahnya gelisah.

"Eugene!"

"Hugo, ada apa?" Eugene bertanya seraya berlari ke arah Hugo. Raut wajah Hugo nampak panik, Eugene menelengkan kepalanya bingung.

"Alyena! Aaron! Aaron! Dia Si Zotikos!" Ujar Hugo tergesa-gesa. Eugene mengerutkan keningnya tambah bingung, tak mengerti ucapan Hugo.

"Eugene, kerahkan seluruh pasukan! Cari Alyena!" Hugo tak peduli lagi, ia harus sebisa mungkin memisahkan Alyena. Ia tidak mau kehidupan kali ini berakhir tragis lagi. Biarkan ini menjadi kehidupannya terakhirnya.

"Baiklah." Eugene berlari ke arah yang berlawanan masih dengan kebingungan yang melanda.

Dengan sorot mata yang menggebu-gebu. Hugo memanggil bawahan bayangannya. "Cari Alyena," Ucap Hugo dengan nada yang dingin.

"Siap, Yang Mulia." Orang-orang tadi seketika berubah menjadi bayangan hitam seperti asap, pergi meninggalkan Hugo.

Hugo tertunduk, menatap lantai dengan mata melotot. Seharusnya ia memisahkan kedua orang itu dari dulu.


***


Aaron mengadahkan kepalanya, menatap langit yang lama-kelamaan mulai berubah menjadi jingga. Dikelilingi oleh hamparan bunga liar berwarna-warni tak berujung. Siapa pun yang melihatnya pasti kagum.

Aaron memandangi salah satu tangannya dengan hampa. Warna merah pekat, darah milik Alyena.

Ia sedang terduduk di tanah, memangku tubuh Alyena yang lemas. Dengan hati-hati, ia menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah cantik milik Alyena.

Napas Alyena sudah sangat lemah, ia kesulitan bernapas. Mulutnya sedikit terbuka, dengan darah yang keluar dari sana.

Aaron mengambil tangan Alyena, meletakkan tangan yang lembut itu ke pipinya. Meresapi rasa hangat yang tersisa. Alyena menatap Aaron dengan mata yang sayu. Bertanya-tanya dalam hati, kenapa Aaron melakukan ini.

"Maafkan aku. Aku sangat kotor," Tuturnya dengan mata yang tak memiliki binar hidup lagi.

"Alyena, aku harus melakukan ini, demi kita berdua."

Aaron mengeluarkan sapu tangannya. Mengelap sisa darah yang keluar dari mulut Alyena. Setelah itu tangannya beralih ke dada Alyena yang dipenuhi dengan darah. Menutupi tempat itu dengan sapu tangan tadi.

"Awalnya, aku hanyalah seorang biasa. Aku menjalani hidupku dari nol sampai akhirnya aku bisa bahagia. Di saat-saat yang bahagia itu, tiba-tiba aku terdampar di dunia antah-berantah ini. Menjadi seorang anak kecil yang bahkan tidak kuketahui namanya."

ASRAR [TERBIT]Where stories live. Discover now