BAB 15

30.6K 4.3K 82
                                    

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.

Hari debutante Alyena dan pesta penyambutan putra mahkota. Suasana istana Dahlia berbeda dari biasanya. Semua pelayan berlari sana-sini hanya untuk menyiapkan Alyena di pagi-pagi buta.

Bahkan matahari belum beranjak dari persembunyiannya, para pelayan itu memangunkan Alyena dengan paksa. Rasanya ia sangat ingin berteriak dan menyuruh para pelayan itu keluar dari kamarnya.

Lagi pula, pesta itu akan dimulai saat matahari kembali tidur. Ini sangat berlebihan.    

“Putri, tolong lemaskan wajah anda.” Pelayan itu mengoleskan sesuatu yang cair dan dingin di wajah Alyena.

Itu adalah masker wajah tradisional turun temurun untuk keluarga kerajaan Grissham, dan Alyena berkesempatan untuk memakai masker tersebut.

“Anda harus tidur selama dua jam, setelah itu Putri harus mandi bunga mawar.” Alyena mengangguk kecil. Akhirnya ia bisa tidur.

Dua jam sudah terlewat, cahaya matahari memasuki pengelihatan Alyena, ia terbangun sebelum pelayan membangunkannya. Salah satu pelayan membantu Alyena berdiri dan menuntunnya menuju bak mandi yang sudah diisi dengan bunga mawar.

Alyena selesai dengan acara mandinya, kini ia berdiri di depan patung dengan gaun berwarna biru seperi gaun milik Cinderella tetapi warnanya lebih muda dan dadanya lebih tertutup.

Gaun itu sangat bersinar, Alyena ingin cepat-cepat memakainya kemudian berlenggak-lenggok di depan cermin. Membayangkannya saja sudah membuatnya senang, membayangkan wajah cantik miliknya ini memakai gaun yang indah itu pasti sangat mengagumkan. Ia akan terlihat anggun, ya ia adalah penjahat yang anggun.

Gaun biru tersebut sudah tertempel di tubuh Alyena. Dengan petticoat berlapis-lapis dan korset yang diikat cukup kuat tiak membuat Alyena merasa risih sedikit pun, sebaliknya ia merasa nyaman.

Tubuhnya yang berbentuk seperti jam pasir itu sangat cocok dengan gaun tersebut. Para pelayan memuji Alyena yang terlihat luarbiasa cantik. Mereka yakin, tidak ada yang bisa menandingi kecantikan Alyena di aula nanti.

“Oh, lihatlah, Putri terlihat sangat cantik!”

“Saya merasa sangat terharu.”

Pujian dilayang oleh para pelayan dengan bertubi-tubi.

Alyena tersenyum tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang sudah meriasnya.

Gadis itu mendongakkan kepalanya, melihat jam besar yang berada di pojok ruangan. Jam tersebut menunjukkan pukul enam malam, tersisa dua jam lagi sebelum pesta dimulai.

Karena bosan, Alyena keluar dari kamarnya, berlari kecil keluar dari kamarnya. Ia berencana untuk menemui calon adik iparnya.

Langkah Alyena melambat, ia membuka pintu besar itu dengan senyuman. Mata Alyena membulat melihat Finn yang terbaring di kasur, dari kejauhan Alyena bisa melihat wajah anak kecil itu memerah dan ia menggigil kedinginan.

“Yang mulia, apa yang terjadi dengan Finn?” Tanya Alyena dengan nada khawatir. Ratu yang duduk di pinggir ranjang menolehkan kepalanya. Dengan tersedu-sedu wanita itu menjawab.

“Tubuh Finn sangat panas. Membuka mata pun susah, aku tidak bisa.” Wanita itu kembali menangis di balik sapu tangannya. Alyena bisa saja menyembuhkan Finn seperti saat ini, tetapi Ratu masih berada di dekat Finn.

ASRAR [TERBIT]Where stories live. Discover now