Semester Baru

182 14 0
                                    

" Hal yang paling nyeremin itu bukan hantu, monster, zombie atau yang semacemnya, tapi yang paling nyeremin itu ketemu guru killer di siang bolong. "

❇Aarav Brian Kusuma

|*|
|*|
|*|

" ZELLINE BANGUN!! UDAH SIANG SAYANGG!! " teriakan Rosa menggelegar ke seluruh lantai dua, membangunkan cewek yang masih bergelung di balik selimut tebalnya.

Zelline menyibak selimutnya, " IYA MA! " setelah menjawab ia kembali memeluk gulingnya dan tidur.

Tak berapa lama suara Rosa kembali terdengar, " ZELLINE BANGUN! RAV ADA DI BAWAH!! "

Zelline melempar selimut dan gulingnya menjauh dengan kesal. " IYA MAAAA!!! " Dengan setengah hati ia memisahkan diri dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Si Rav ngapain si pagi-pqgi dateng ke rumah! Gatau gue masi enak-enaknya pelukan sama calon suami masa depan di dalem mimpi apa!? -gerutu Zelline dalam hati.

Karena terlalu kesal dan juga dicampur dengan keinginan kuat untuk kembali berguling di atas tempat tidur, Zelline dengan sengaja berlama-lama di kamar mandi dan keluar setengah jam kemudian.

Ketika Zelline turun dengan seragamnya matanya menangkap sosok Rav duduk di meja makan bersama dengan Papa Mamanya. Ia mengerutkan kening.

" Rumah lo ga ada makanan sampe minta makan di rumah gue? " tanya Zelline sinis melampiaskan kekesalannya.

Rosa memukul tangan Zelline mengingatkan, " Zelline kamu kok gitu, dia temen kamu juga loh. Lagian Mama kok yang maksa Rav buat ikut sarapan sama kita. Ya kan, Pa? " Rosa memandang Rega meminta persetujuan.

Rega mengangguk dengan patuh tanpa memberikan perlawanan karena dipelototi istrinya. Bukannya dia tidak melawan, tapi taruhannya adalah tidur di ranjang atau di teras jadi dia hanya bisa patuh.

Zelline mencebikkan bibirnya melihat kepatuhan Rega. Dia menarik kursi di sebelah Rav, duduk lalu mengambil sepiring nasi goreng.

Rav tersenyum tipis melihat wajah sebal Zelline. Ia jadi semakin ingin menggodanya. Tangan Rav di bawah meja bergerak ke tangan kiri Zelline yang ada di atas pahanya. Ia menggenggam tangan kecil itu erat. Rav berbisik, " Tangan lo dingin biar gue bantu angetin. " kata-kata Rav terdengar ambigu di telinga Zelline menyebabkan wajah cewek itu memerah.

Tangan Zelline bergerak-gerak ingin lepas dari genggaman Rav tapi genggaman itu terlalu erat meskipun tidak kasar sampai melukai tangannya. " Lepasin Rav, " bisik Zelline dengan gigi terkatup.

Rav menaikkan sebelah alisnya dengan tampan, " Lepas? Lo kasih apa sebagai gantinya? " Rav menyeringai. " Tapi gue suka megang tangan lo, lembut kayak tahu sampe ga berani gue apa-apain. "

" Ya makanya lepasin. " geram Zelline melotot pada Rav.

Rav menggeleng seperti anak kecil, " Tapi gue suka megang tangan lo. " tolaknya.

Zelline mengerang dalam hati dan bersumpah akan memukul Rav nanti. Dia membuang muka kembali menatap piringnya dan fokus memakan nasi gorengnya.

" Kamu nanti berangkat sama Rav, Papa mau ke luar kota pagi ini jadi mobil kamu Papa pinjam. " ucap Rega di ujung meja.

Zelline mendongak, " Kok pake mobil Zelline? Mobil Papa kemana? " Zelline mengernyit heran. Bukannya dia pelit, tapi dia hanya tidak mau satu mobil dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki, khususnya bernama Aarav Brian Kusuma.

" Mobil Papa di bengkel. " Papa menyeruput kopinya sebelum melanjutkan, " Minggu lalu kan Papa lupa bawa ke bengkel buat ganti ban jadi semalem Papa tinggal disana. "

My Daisy ✔Where stories live. Discover now