Pernikahan

1.2K 33 0
                                    

“ Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kamu mau berusaha. Entah itu tentang pekerjaan ataupun cinta. ”

❇Darel Ivander Baylor

|*|
|*|
|*|

Sejak pagi rumah Cella sudah sangat sibuk. Banyak tamu menunggu di ruang tamu yang sudah disulap menjadi tempat untuk akad nikah. Di belakang meja yang digunakan sebagai ijab kabul ustadz duduk menunggu pengantin wanita yang belum tiba bersama Darel di seberang meja dan Alan di sebelah ustadz sebagai wali mempelai wanita.

Beberapa saat kemudian Cella, mempelai wanita, tiba dengan Rosa dan Zelline yang menemani. Mereka mendudukkan Cella di setelah Darel. Cella mengenakan kebaya putih yang khusus disiapkan Mutia untuk ijab kabul. Rambut panjangnya digelung dan dihias rangkaian melati putih yang segar di sekitar konde. Di tengahnya ada hiasan mutiara yang sangat indah.

“ Baiklah, mempelai wanita sudah tiba. Sekarang kita bisa memulai. ” ustadz itu berkata lalu mengangkat kedua tangan dilanjutkan dengan basmalah, doa agar acara lancar, membacakan ayat suci al-qur'an kemudian menyampaikan khutbah nikah dengan fasih. Lalu diikuti ijab kabul yang diucapkan wali dengan menjabat tangan mempelai pria.

“ Saya nikahkan engkau ananda Darel Ivander Gerald bin Arnel Gerald dengan Gracella Fawnia Baylor binti Alan Baylor dengan mas kawin dua buah rumah, sebuah vila, dan uang tunai sebesar lima ratus milyar rupiah dibayar tunai. ”

Darel menjawab dengan tegas, “ Saya terima nikahnya Gracella Fawnia Baylor binti Alan Baylor dengan mas kawin dua buah rumah, sebuah vila, dan uang tunai sebesar lima ratus milyar rupiah dibayar tunai. ”

“ Bagaimana saksi, sah? ” tanya ustadz pada para tamu.

“ SAH!! ” jawab semua tamu sebagai saksi langsung.

“ Alhamdulillahirobilalamin... ” ucap ustadz dilanjutkan dengan doa nikah.

Setelah itu Darel dan Cella  menandatangani buku nikah, serah terima mahar, saling memasangkan cincin pernikahan di jari manis lalu Cella mencium punggung tangan Darel dan mempelai pria mencium dahi mempelai wanita. Terakhir mereka mendapat nasihat pernikahan mengenai hak dan kewajiban suami atau istri lalu ditutup dengan pembacaan doa oleh ustadz.

Kedua mempelai bangkit meminta restu pada kedua orang tua mempelai pria dan wanita. Setelah akad nikah disempurnakan dengan menerima restu, keduanya kembali ke ruangan masing-masing dan mengganti pakaian bersiap untuk resepsi pernikahan tiga jam lagi.

“ Ahhh... Gilaaaakkk!!! Lo gak capek apa Zell baru nikah seminggu yang lalu sekarang udah bantu pernikahan gue? ” tanya Cella seraya melihat Zelline dari pantulan cermin di depannya.

Zelline menumpangkan satu kakinya di kaki yang lain, menyeruput teh, “ Nggak. Gue kan udah refreshing selama seminggu sama Rav. ” jawabnya santai.

Cella menaikkan alis, “ Lo gak boong kan? Gimana teknik Rav? Lo puas gak? ” tanyanya tanpa merubah ekspresi wajahnya.

Sedangkan yang ditanyai sudah memerah wajah sampai ke leher. “ Lo kalo nanya liat sikon dikit napa, ada mbak-mbak penata rias disini masih nanya yang aneh-aneh aja. ” rutuknya kesal.

Cella nyengir, “ Ya maap, Zell, gue kan kepo sama yang namanya rasa malam pertama. ” ucapnya dengan wajah tanpa dosa.

Zelline menepuk dahinya, ia melihat Dena dan Freya sudah kembali dari toilet dengan wajah segar dan pakaian baru untuk resepsi. “ Lo berdua yakin gak bakal panas ganti kostum sekarang? ” tanyanya heran.

My Daisy ✔Where stories live. Discover now