Tahap Awal

910 57 7
                                    

“ Bukan cuma cewek yang bisa curhat ke sahabat, cowok juga bisa kok. Kan cowok juga manusia. ”

❇Kenzo Haidar

|*|
|*|
|*|

Kamar Rav sore ini riuh oleh teman-temannya yang sedang main ps. Tentu saja Darel tidak termasuk ke dalamnya karena dia sedang asyik membaca-baca buku bisnis milik Papa Rav yang ia pinjam dari perpustakaan rumah cowok itu.

“ Aaahhhh kok gue kalah mulu, si?! ” teriak Devan frustasi. Ia membanting stick ps dan beralih duduk di Sofa seperti Darel.

Rav sedikit melirik ke arah Devan yang seperti orang tak memiliki semangat hidup. “ Lo mainnya kurang serius. Mikir apaan lo sampe ga fokus? Jangan bilang lo mikirin kenapa gue jomblo? ”

Mendengar perkataan Rav yang agak menyindir membuat Devan melempar bantal sofa ke arah pemilik kamar. Tapi dengan gesit Rav menghindar beralih ke sisi Kenzo menggantikan Devan.

Mereka memulai permainannya lagi sementara Devan mulai kepo dengan apa yang tengah dibaca Darel karena raut wajahnya sangat serius hingga tak bergeming sekeras apa pun dia berteriak mengganggu. Devan mengintip sedikit pada tulisan di depan mata Darel namun tidak sampai satu paragraf habis dibacanya, kepala Devan sudah seperti akan pecah. Bacaannya terlalu berat untuk otak TK seperti dia.

Karena bosan memandangi Darel yang serius membaca ia pindah ke kasur dan berbaring disana menghadap layar tv yang masih menampilkan game. Tangannya terulur mengambil kacang di meja lalu membuka kulitnya dan memasukkannya ke dalam mulut.

“ Yahhh kok gue ikutan kalah si anying!? ” protes Rav sebal.

Kenzo tidak membalas, bangkit dan bergabung dengan Darel di sofa. Devan melempar kulit kacang pada Rav, “ Makanya gausa sok jadi orang. ” ucap Devan sedikit mencibir.

Rav mendelik. “ Ayo lawan gue kalo gitu! ” tantangnya.

“ Taruhannya apaan? ” Devan menaikkan alisnya bertanya.

Rav sedikit berpikir sebelum membuka mulut, “ Kalo lo menang gue traktir makan di kantin selama seminggu. ”

Devan menggeleng. “ Sebulan ”

Sontak Rav menunjukkan aksi protes, “ Lo niat meras gue?! Kalo sebulan jajan gue ya abislah dodol! ” ucapnya tidak santai.

“ Serah lo. Kalo lo menang gue yang bakal traktir lo sebulan. Adil kan? ” balas Devan santai padahal asilnya agak takut juga kalo kalah.

Rav mengerutkan keningnya menimbang baik-buruk menerima hal yang akan ditanggung jika kalah.

Devan kembali melempar kulit kacang, “ Lama banget lo! Cepet, keburu malem anjir! ”

“ Iya-iya, gue terima! ” ketus Rav sebal karena sedari tadi dilempari kulit kacang, yah meskipun nggak sakit kan tetep rugi.

Devan bangkit dari posisinya meninggalkan kacang dan kulit kacang disana sembari berkata dengan semangat, “ Siplah ayo! ”

“ Ck. Kek anak kecil aja. ” gumam Kenzo. Dia melirik Darel yang masih fokus pada bacaannya kemudian bertanya, “ Lo sudah ngomong sama bokap lo? ”

My Daisy ✔Where stories live. Discover now