Makan Siang

1.2K 79 44
                                    

" Kamu adalah orang yang paling menjengkelkan di hidupku. "

❇Freya Kalila Pradipta

|*|
|*|
|*|

Sinar matahari bersinar tidak cukup ramah pagi ini. Embun pagi menempel di setiap benda yang dikelilingi udara dingin dan sedikitnya mengembun karena suhu rendah matahari. Benda yang dihinggapi beragam termasuk jendela dan pintu kelas yang terasa dingin menusuk hingga ke tulang.

Derap langkah terdengar pelan dan teratur menapaki lantai dingin hingga terhenti di depan pintu kelas menampilkan sosok Cella dalam balutan seragam di balik hoodie maroonnya. Cella mengerutkan bibirnya tanpa sadar ketika tangannya sudah menggenggam knop pintu. Ia menahan rasa dingin yang merambati pori kulitnya lalu membuka pintu dan masuk begitu saja. Segera ia meletakkan tas di atas meja kemudian mengeluarkan novel.

Membaca lebih baik daripada harus menahan hawa dingin ini yang membuat kulitku rewel meminta lapisan tambahan -ia membatin seraya membuka novel di tangannya.

Jarum jam yang lebih pendek masih berada di angka lima dengan jarum panjang menunjuk di antara angka sebelas dan dua belas. Suara jarum jam menghidupkan suasana dengan detakannya mengisi kesunyian yang timbul karena tak ada sosok lain selain cewek berambut hitam sepinggang yang dihias jepit mungil dengan mata berlian kecil itu.

Matanya terlalu fokus pada buku di tangan dan pikirannya terlalu jauh mengenal alur fiksi yang disajikan novel itu. Wajahnya tak menunjukkan emosi apa pun. Tapi, jika dilihat dengan jeli akan ada sedikit guratan emosi pada wajah dinginnya. Geli, emosi, sedih, dan sukacita, semua ditampilkan sesuai dengan alur cerita yang ia baca.

Sepasang sepatu converse putih masuk mengendap-endap mendekati Cella. Ia berhitung dalam hatinya.

" BAAAAAAA!!! "

" AKHHH!! FREYA! " pekik Cella kaget. Novel yang tadi dipegangnya sudah terlempar jatuh mencumbu lantai kelas.

Mata Cella melotot menatap Freya yang malah cengar-cengir tanpa dosa padanya dan bahkan duduk di bangkunya tanpa mengucap maaf.

Freya menepuk bahu Cella pelan, " Cemberut amat neng, masih pagi juga. " tegurnya lalu terkikik-kikik sendiri.

Cella mendengus sebal, malas menanggapi cewek jelmaan kunti di depannya ini. Ia membungkuk mengambil novelnya lalu kembali membaca tanpa peduli pada Freya yang cemberut tak suka.

" Ihhh Celll lo kok nyuekin gue si. Gue kan mau cerita, " rengek Freya sembari menggoyangkan lengan Cella berkali-kali, membuyarkan konsentrasi cewek itu.

Cella terpaksa menutup novel yang ia pegang padahal sedang ada di tengah klimaks. Raut mukanya terlihat sangat berat tapi Freya mengacuhkannya dan memulai kisahnya.

" Cell lo tau gak-- "

" Gak tau lo belom cerita. " jawab Cella malas.

Freya menoyor kepala Cella sebal. " Diem dulu! Ini gue baru mau cerita dodol! "

Cella merapatkan bibirnya. Tapi hingga lima menit berlalu Freya tak kunjung membuka mulutnya padahal teman sekelas mereka sudah ada beberapa yang tiba dan menyapa yang dibalasnya dengan anggukan dan senyuman. Ia menatap Freya dengan satu alis terangkat.

" Lo jadi cerita apa enggak? Lama amat. " ketus Cella kesal karena merasa waktunya terbuang sia-sia.

Seolah habis ditarik dari alam bawah sadar Freya agak tersentak dan memandang wajah Cella di depannya dengan bodoh. " Lo gak nanggepin omongan gue jadi gue diem. "

My Daisy ✔Where stories live. Discover now