Harus Percaya

716 50 5
                                    

“ Kepercayaan itu dangkal kalo nggak dibarengi kepercayaan hati karena mata bisa nipu tapi mata hati gak akan pernah nipu kita kalo keyakinan kita kuat. ”

❇Adena Grizelle Vincent

|*|
|*|
|*|

Entah sudah ke berapa kalinya Cella melihat Talia dan Darel selama beberapa hari terakhir ini. Rasanya seperti mereka ada dimana-mana karena kemana pun Cella pergi pasti ujung-ujungnya melihat pasangan itu. Yah, setidaknya dia tidal akan bertemu mereka di rumah.

Seperti siang ini saat ia ada di lapangan basket lantaran kelasnya sedang melaksanakan pelajaran olahraga, ia melihat kedua remaja itu duduk berteduh di bawah pohon. Cella hanya mendengus tak melontarkan komentar apa-apa.

“ Cell, giliran lo. ” Dena menepuk pundak Cella membuat pandangan cewek itu beralih padanya.

Cella mengangguk. Tanpa banyak komentar lagi ia menerima lemparan bola basket dari Freya dan mulai mendribblingnya menuju ring sesuai jarak yang direntukan. Dengan sekali shoot ia berhasil memasukkan bole ke dalam ring. Dalam lima percobaan ia gagal sekali karena tak salah perhitungan saat akan melempar.

Cella berlari menghampiri ketiga temannya. “ Capek banget gue huwaaaahhh ” pekik Cella sambil mengipas-ngipas dengan kedua tangannya.

Zelline tertawa, “ Payah lo, gitu aja capek. ” ia melempar handuk kering pada Cella yang langsung ditangkap dengan baik.

“ Kan wajar gue bilang capek, lo sendiri kan tau gue jarang olahraga. ” Cella memberikan alasan yang logis sebelum menenggak air mineralnya.

“ Aahhhh segarrrrrrr ”

Freya melempar botol kosong pada Cella sambil tertawa, “ Lebay lo, ”

Dena ikut tertawa, “ Selama dia lebaynya sesuai aturan aja ga bakal tambah pusing gue gegara dua cewek gak waras nambah satu lagi. ”

Freya dan Zelline melotot pada Dena, “ SIAPA YANG LO BILANG GAK WARAS HAH?! GUE? ” tanya mereka bersamaan.

Dena mengedikkan bahu, “ Gue gak ngomong gitu, ”

“ Tapi kalian sendiri yang bilang! ” sambung Cella. Tawanya pecah melihat wajah protes mereka yang sumpah demi apa lucu bangetttt.

“ CELLA! KOK LO IKUT-IKUTAN SIH!? ” Freya dan Zelline merengut kesal tapi tak bisa berkata-kata karena malu jadi pusat perhatian.

Cella tidak memperhatikan sekitar dan tetap tertawa lepas. Ia menyisakan tawa kecil di akhir, merangkul Freya di sebelahnya “ Becanda Frey. ” ucapnya.

Freya masih merengut kesal. Tak merespon.

Cella menarik Zelline mendekat dan merangkulnya juga. “ Ish, kalian kok jahat banget gamau maafin gue. Janji deh gak lagi. ”

Dena menyentil hidung Cella, “ Mereka bukannya marah sayangggg tapi anak-anak pada nontonin tuh, lo gak malu? ”

Cella menggeleng polos, “ Kan bukan gue yang teriak. ” ucap Cella tak berdosa.

Zelline dan Freya jadi mau marah tapi apa yang dikatakan Cella juga tidak salah jadi mereka bingung apa yang bisa disalahkan.

Cella berdecak, “ Udahlah, ngapain juga dipikir sampe segitunya. Penyimpanan otak tinggal beberapa mb aja masih mikirin kayak begituan, mending dimanfaatin buat mikirin pelajaran. ”

“ Kok nyelrkit ya? ” respon Freya dramatis sambil memegang dada kirinya.

Zelline mengangguk, “ Kayak nyindir tapi juga nyerempet nasehat. ” ucapnya kemudian.

My Daisy ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora