Orang Spesial

443 25 0
                                    

“ Keluarga belum tentu menjadi yang terbaik untukmu, tapi orang yang selalu melakukan yang terbaik untukmu bisa menjadi orang spesial di hatimu. ”

❇Freya Kalila Pradipta

|*|
|*|
|*|

Begitu Darel dan Cella sampai di bawah pasangan itu melihat meja depan tv terdapat gelas-gelas dan seteko es lemon. Di tengah meja kue black forest dengan lilin yang sudah raib. Mereka berjalan mendekat karena perhatian semua orang disana jatuh padanya.

“ Lo jalan apa ngesot si Cell lama amat turunnya. ” gerutu Freya begitu mereka tiba di depan meja.

Cella nyengir dengan wajah tak bersalah, “ Ya maap, jalan kan juga butuh proses. Lagian nggak usah buru-buru kan kuenya nggak bakal lari kemana-mana. ” Ia mengambil pisau kue di atas meja lalu mulai memotongnya menjadi beberapa bagian di bawah mata teman-temannya dan Rosa.

Potongan pertama Cella berikan pada Rosa, “ Ini buat Bunda... ” ucapnya sambil tersenyum.

Rosa mengelus rambutnya penuh kasih, “ Makasih sayang... ”

“ Yang kedua... Sebenernya buat Papa, tapi karena Papa nggak ada—— ”

“ Siapa bilang Papa nggak ada? ” Alen memotong ucapan Cella.

Mendengar suara yang sangat akrab di telinga Cella berbalik dengan ekspresi terkejut. Ia bergegas lari dengan mata berkaca-kaca menuju Alen sambil memekik senang, “ PAPA!!! ”

Alen menangkap putrinya ke dalam pelukan dan mengangkat tubuh mungilnnya membawanya berputar di udara sekali. Melihat putrinya tertawa bahagia rasa lelahnya tadi langsung sirna tak berbekas. Alen menurunkan Cella sambil menggigit kue di tangan putri bungsunya.

Deon mendekat, mencium punggung tangan Alen seraya memanggil, “ Pa. ”

Alen tersenyum melihat putra tertuanya, menepuk bahunya beberapa kali. Ia kembali menatap putrinya, “ Selamat ulang tahun putri Papa... ” ucapnya hangat.

Cella tertawa riang, “ Makasi Papa! ” pekiknya.

“ Hahahaha bahagia sekali putri Papa, nggak kayak abangnya yang ga ada ekspresi gini. ” sindir Papa.

Deon menatap papanya protes, “ Hmph! ” dengusnya.

Rosa dan seluruh remaja ikut mendekat. “ Aku kira kamu lupa sama putrimu, Len. ”

Alen beralih menatap adik perempuannya, mengetuk dahi Rosa, “ Kepalamu itu isinya apa aja kok sempet mikir yang kayak begituan? ” sinisnya.

Rosa mengerutkan alis, “ Ya kan Bang Alen tipe hardwork bahkan pulang aja jarang jadi kan ga salah aku ngomong begitu. ” cibirnya.

Alen malas berdebat dengan adiknya di hari ulang tahun putri kesayangannya lalu menepuk kepala Cella, “ Ayo lanjutin potong kuenya, kasian temen-temen kamu pada nunggu bagian, apalagi abang kamu tuh yang paling laper. ”

“ Papa! ” tegur Deon kesal.

Papa tidak menggubrisnya malah menarik Cella kembali ke meja dimana kue menubggu dengan sabar untuk dimakan.

Darel, Kenzo, Rav, Devan, Theo, Dena, Zelline, Freya, Deon, dan Rosa dengan patuh membuntuti mereka. Setelah semuanya berkumpul di meja Cella mengambil dua potong kue.

“ Potongan ketiga ini buat... ” ia berjalan pertama menuju Darel karena berada tepat di samping papanya. Cella mengangkat tangannya yang dengan senang hati digigit oleh Darel setengah lalu mengarahkan sisa kue masuk ke dalam mulut Cella sampai pipi tirusnya mengembung tebal. Darel tersenyum puas membuat Cella tak bisa berkata-kata menatap cowok itu kesal dan dengan segera menelan kue di mulutnya. Setelah itu ia berjalan menuju Deon, menyuap abangnya cepat lalu bergegas kembali ke sisi Papa setelah meletakkan paksa sepotong kue di tangan Deon.

My Daisy ✔Where stories live. Discover now