Kosong

1.1K 47 0
                                    

“ Ketika aku bersiap menjelaskan segalanya padamu, aku baru menyadari kalau aku sudah mendorongmu terlalu jauh hingga aku tak dapat menggapaimu semudah sebelumnya. ”

❇Darel Ivander Baylor

|*|
|*|
|*|

PAKK

Zelline menatap wajah kedua orang di bawahnya tajam. Jika mata bisa membunuh, mereka pasti sudah terbunuh puluhan kali. Giginya bergemeletuk menahan emosi. Rav melihat kondisi emosinya yang sedang tidak stabil segera menahan lengannya, menggeleng pada Zelline, lalu mundur.

“ Jadi? Kalian udah tau kan kalo Cella nggak ada sangkut pautnya dalam kecelakaan itu? ” suara dingin Kenzo membuat suhu disekitar suram. Tangan di kedua sisinya mengepal, sangat gatal untuk memukul keduanya.

Dena menggenggam tangan Kenzo agar tidak lepas kendali. Ia menoleh melihat Rav, memberi isyarat.

Rav mengangguk, mendekati Laras dan Ansel yang duduk bersimpuh di tanah dengan kondisi memalukan, menatap ke atas dengan dendam dan ketidakpercayaan di matanya. Ia membungkuk mengambil berkas, yang tadi dilempar Zelline menampar wajah Laras, “ Kami masih punya kejutan lain kalo lo berdua masih nggak nyerah buat nyakitin Cella. ” ancamnya di depan Ansel lalu kembali berdiri di samping Zelline.

Laras mendongak, menatap Darel yang sudah berada di sisinya selama empat minggu ini dengan tidak percaya. “ Lo udah ngerencanain ini semua dari awal, kan? ” matanya gemetar, menatapnya dengan obsesi.

Darel mendengus acuh, “ Lo punya niat ngancurin orang yang gue sayang, tentu aja gue bales pake cara yang lebih kejam. ” ucapnya tanpa merubah ekspresi.

Wajah Laras memucat. Dia tidak pernah menyangka akhir dari rencana mereka akan seperti ini. Tidak. Dia tidak bisa menerimanya. Laras bergegas ke arah Darel, menahan kakinya. “ Lo bilang lo sayang gue kan, Rel? Rel, ini semua boong kan? Cuma prank kan? Rel—— ”

“ Lucu lo bisa akting pura-pura baik, lembut, dan lemah tapi gabisa akting kayak ga ngerti apa-apa. ” sarkas Darel, menendang Laras hingga menatap meja di sebelahnya dengan jijik seolah cewek itu wabah.

Kenzo ikut maju, masih dengan Dena memegang tangannya, matanya menatap mereka remeh seolah memandang semut. “ Lo lebih baik bersyukur karena kami cuma bikin orang tua lo bangkrut dan sulit buat bangkit lagi sekaligus ngerusak bisnis inti keluarga besar lo, bukannya musnahin keturunan menjijikan kayak lo berdua. ” suara dalam Kenzo mendominasi.

Dena mengeratkan genggamannya pada tangan besar Kenzo. Dia tau Kenzo marah karena baru tau kalau Cella pergi karena kesalahan tak disengaja Darel malam itu. Makanya ia tak mau menunggu lebih lama lagi dan langsung menjatuhkan aset perusahaan Lion dan Reverse dalam semalam. Itu masih agak ringan karena sejujurnya Dena memendam benci karena tak bisa membunuh Laras di tempatnya bahkan saat ini pun ia masih harus menenangkan emosinya. Ia dan Kenzo sudah menganggap Cella seperti saudara, jadi jangan salahkan mereka karena kejam.

Saat Kenzo mengangkat tangan guna memukul Ansel, Devan bergegas maju. Ansel sudah babak belur karena anak buah Kenzo, kalau ditambahi pukulan Kenzo mungkin nyawanya sudah tak tertolong lagi. Dia tidak mau repot dengan pihak berwajib.

“ Udah, Ken. ” Devan beralih menatap lurus ke arah Laras dan Ansel. “ Kita cuma mau nyampein itu. Selama Om Alan sama Bang Deon nggak tau kebusukan kalian, kalian masih aman. Tapi gue nggak bisa jamin mereka nggak nyelidikin kenapa Darel tiba-tiba kasar sama Cella di muka umum. Lo tau maksud gue. ”

My Daisy ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon