Chapter 18

278 20 0
                                    


Jaehyun berbalik arah dengan merangkul mesra Heechan yang mengguratkan senyum bahagia. Tak jarang pula Jaehyun menyentuh dagu dan pipi Heechan dengan gemas. Keduanya sempurna menjadi pasangan yang membuat semua mata yang memandang menaruh kecemburuan. Mereka melangkah tak terasa menuju pemberhentian mobil Jaehyun.

Salju selembut kapas kembali turun bersama aroma mint dan floral khas lavender tercium rendah di indera yang setipis asap

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Salju selembut kapas kembali turun bersama aroma mint dan floral khas lavender tercium rendah di indera yang setipis asap. Memabukkan bagi siapa yang dicandu cinta.

“Mari, kuantar pulang ke apartemen,” ajak Jaehyun dengan senyum lembut.

Heechan tersenyum dan masuk ke dalam mobil Jaehyun. Dia sempat tertegun sejenak melihat indera batinnya melihat betapa tersiksa keempat matenya. Namun Heechan segera menutupi perasaannya. Dia kembali menatap Jaehyun dan tersenyum. Mobil keluaran terbaru dari Huawei itu melesat cepat membelah malam yang bertabur keromantisan. Keduanya terhanyut dalam rasa bahagia hingga mobil melesat perlahan.

Akhirnya mereka sampai di depan apartemen megah. Jaehyun masih menggandeng Heechan seolah tak akan melepasnya. Hingga di depan pintu apartemen. Heechan menekan tombol password masuk ke apartemen. Dia langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa.

Jaehyun mendekat pada Heechan dan hendak mencium keningnya. Heechan dengan matanya yang terpejam memberikan izin. Tanpa menunggu pikirannya mengganggu, Jaehyun mengecup kening Heechan begitu dalam.

“Aku langsung pulang. Di mana Mark?,”

Heechan tertunduk. "Dia sedang pergi. Mungkin akan kembali besok,” jawab Heechan dengan suara lesu.

“Okey, aku akan menemanimu malam ini,” kata Jaehyun dengan menggenggam tangan Heechan.

Heechan bangkit dari rebahannya di sofa meninggalkan Jaehyun yang tak hentinya menatap setiap gerak-geriknya. Langkah kecil Heechan menuju kulkas. Dia kembali dengan membawa gelas berisi setengah air dingin.

“Minumlah, Hyung,”

Jaehyun meneguk minuman segar itu. Terasa melegakan tenggorokannya. Kembali dia menatap Heechan.

“Aku akan menemanimu. Tidak ada penolakan,”

“Huang Di. Sepertinya kita sudah sampai,” kata seorang dengan pedang di tangannya.

Yibo mengedarkan pandangannya. Beberapa salju menyelimuti jalanan, pepohonan dan rumah-rumah bergaya modern. Plang bertuliskan aksara Hangeul berdiri di setiap gang. Baliho besar terpampang menampilkan wajah tampan para member NCT.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
5 Dost (Hiatus)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora