Chapter 25

77 3 0
                                    

Mark yang tak mampu lagi membendung kemarahannya, dan memang mustahil untuk menghentikan dirinya, pun menjadi ancaman bagi para penghuni neraka. Sebuah ruangan dengan pintu merah yang gelap itu menjadi sasaran Mark berikutnya. Ia mendobraknya tanpa ampun dan terbukalah bersama angin yang memporak-porandakan seisi ruangan itu.

Brak!
“Kau akan mati, bajingan!,”

Nampaklah Lucas yang telah terlempar dari posisinya semenjak pintu itu didobrak paksa. Segera Mark mendekat dan akan menarik kerah Lucas untuk mematahkan lehernya. Sebuah boomerang dengan tenaga pusaran angin di setiap sisinya siap diarahkan pada Lucas.

“Aaaaaarrggghhhh….,” teriak Mark.

Lucas berusaha mengeluarkan pelindung di depan dirinya untuk menangkis serangan Mark. Tapi percuma karena boomerang Mark telah cepat terlempar ke arah Lucas.

Sebuah cahaya merah yang menyala datang di antara mereka berdua. Tepat di depan Lucas. Satu detik berlalu cahaya itu menghilang dan menampakkan dirinya yang berada di balik cahaya merah menyilaukan itu.

 Satu detik berlalu cahaya itu menghilang dan menampakkan dirinya yang berada di balik cahaya merah menyilaukan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Hal ini tidak ada urusannya denganmu,” ucap Mark.

“Tentu ada. Ayah manapun akan tetap melindungi anaknya,”

“Jika begitu aku akan menyerangmu,”

Chanyeol berdiri dengan posisi kuda-kuda. Ia memanggil senjatanya yang berupa rantai besi api. Di tangannya yang kokoh besi api telah tunduk dan jinak. Di depan Tuan Valentino ini berdiri Mark yang tidak gentar untuk melawan sesepuh bangsa api.

Kekuatan air yang termasuk salah satu elemennya pun Mark gunakan untuk menghadapi lawannya. Dengan kombinasi tenaga angin di dalam elemen air, Mark membuat pusaran. Menyerang dengan cepat dari arah samping lalu bergerak ke atas dan mengubah arahnya ke bawah hingga ia tepat berada di atas kepala Chanyeol. Ia akan menyedot apa yang ada di hadapannya, tak lain dan tak bukan adalah ubun-ubun yang merupakan sumber kekuatan lawan.


Tak sempat melakukannya, pusaran itu ditangkis oleh tangan Chanyeol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tak sempat melakukannya, pusaran itu ditangkis oleh tangan Chanyeol. Secara tidak langsung ia telah mengalirkan api super panasnya ke dalam pusaran itu. Saat ini Mark masih percaya diri dengan menyerang Chanyeol berkali-kali dengan harapan akan melumpuhkannya. Siapa sangka jika sebenarnya keadaan itu membuat posisi Chanyeol diuntungkan dengan berulang kali pula menempelkan bibit api panas.

“Mengapa ia sangat tenang?,” batin Mark.

Mark mulai merasa janggal dengan sikap Chanyeol yang tetap tenang meski terus menerus diserangnya. Ia pikir itu tidak akan mengubah keadaan saat ini, sehingga strategi akan diubah.

“Aku akan menggunakan boomerangku,”
Saat Mark mengangkat tangannya untuk memanggil boomerang miliknya, ia merasakan tubuhnya seperti panas. Awalnya hangat dirasakan yang diabaikan namun dengan cepat menjadi rasa panas yang seperti melumpuhkan ototnya.

Sebuah rahasia yang tidak disadari Mark hingga saat itu adalah tentang neraka yang demikian licik. Ia mampu menyerap energi dan sari-sari kehidupan. Tentu saja kecuali bangsa api yang terpilih untuk mengabdi menjaga neraka. Termasuk dirinya.

“Huhhh,” Chanyeol menghela napas.

Ia pun mengirim Mark ke tempatnya. Setidaknya mengamankan Mark dari energi yang tidak satu frekuensi dengannya. Lalu dia kembali untuk memulihkan keadaan neraka termasuk api yang telah meluber ke luar dari tempat yang semestinya. Menggunakan mantra khusus pemanggil api yang tak tertolak, ia pun berhasil mengembalikan keadaan neraka.

Selanjutnya adalah hukuman untuk Lucas yang telah menjadi penyebab semua kekacauan ini. Ia memenjarakan anaknya di neraka bawah lantai dengan diawasi Spinx peliharaannya. Lucas diberi hukuman degnan waktu yang belum ditentukan.

“Sampai kapan aku akan dikurung di sini, pa?,”

“Jika aku ingat, maka aku akan kembali untuk membebaskanmu kembali,”

“Pa!! Kumohon ampuni aku!!,”

“Keputusanku seperti waktu yang tidak bisa kembali, nak. Sementara nikmati saja bergaul dengan Sphinx,”

5 Dost (Hiatus)Where stories live. Discover now