Chapter 13

373 35 1
                                    

Hii.. we meet again..☺️☺️

"Kembalilah, Chan. Orang tuamu pasti mengkhawatirkanmu, juga Mark. Dia mungkin sedang mencarimu,"

Heechan menatap mata Jeno. "Apa kau benar-benar sudah baikan?,"

Jeno tersenyum dengan mata berkedip agak lama hingga tampak begitu teduh. "Aku sudah tidak apa-apa,"

Heechan, dengan terpaksa meninggalkan Jeno. Dalam pikirannya, mungkin Jeno masih merasakan sedih. Itu sangat Heechan rasakan, masih ada kesedihan yang tak terkatakan di sana. Karena benar saja saat Heechan pergi, hujan dengan titik-titik air lembut menerpa wajahnya. Hujan yang sendu dan sunyi.

Heechan menoleh sekali lagi sebelum benar-benar meninggalkan Jeno. Terlihat senyum Jeno begitu sejuk tersemat menghiasi wajahnya yang tampan.

Perjalanan pulang yang masih sangat tidak diinginkan Heechan. Hatinya masih khawatir akan keadaan Jeno. Sembari bersenandung untuk menghibur hatinya, Heechan memainkan jemarinya dengan sesekali menari kecil bak penari Jawa. Sungguh, hal kecil yang sangat membantunya memulihkan hati yang sendu.

Tiba-tiba senandung dan tariannya terhenti. Sosok Mark berada di depannya menghadang dengan mata merah darah khasnya. Kali ini aura kemarahan dan kecemburuan memenuhi matanya.

 Kali ini aura kemarahan dan kecemburuan memenuhi matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jantungnya serasa berhenti berdetak. Darahnya mengalir deras dari ujung kaki ke ujung kepala. Ada rasa khawatir dalam hati Heechan bahwa Mark akan marah dan mencelakai Jeno. Dia tak mau itu terjadi. Tidak akan pernah ingin.

Namun Heechan tak hilang akal begitu saja. Itu adalah kelebihan lain dari seorang Magi. Heechan tersenyum riang dan ceria menyambut Mark. Kakinya berjingkrak dan dengan segera menggandeng tangan Mark.

"Mark Hyung, ayo kita pulang. Aku lapar, kau mau kumasakkan apa? Ehm?,"

Seketika itu, bak api yang tersiram air dingin, Mark luluh dengan tatapan manja Heechan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seketika itu, bak api yang tersiram air dingin, Mark luluh dengan tatapan manja Heechan. Aura mata merah darah berubah jinak. Mark menyambut tangan Heechan, namun langsung mendorongnya ke sebuah dinding di tepi jalan.

"Mark, kau baik-baik saja?," mata Heechan berkedip melihat mata merah penuh hasrat milik Mark.

Tanpa menjawab sepatah katapun, Mark menempelkan bibirnya pada bibir Heechan. Penuh dengan hasrat bahwa Heechan adalah miliknya.

5 Dost (Hiatus)Where stories live. Discover now