Chapter 12

353 41 0
                                    

Heechan melihat kedua lelaki cetar penuh dengan pesona, berdiri anggun lengkap dengan kipas yang menjadi aksesori di tangan mereka. Senyum mereka mengembang saat Heechan membuka pintu.

"Kanjeng ibu?!!," teriak Heechan sangking terkejutnya.

Seketika itu, Heechan memeluk kanjeng ibu Kyung-soo dengan dekapan yang amat erat. Tak tahu lagi betapa rindunya Heechan pada Kanjeng ibunya, justru kini berada di depannya. Sedang dipeluk.

"Le, piye kahananmu?," Kanjeng ibu Kyung-soo menepuk pundak anak tersayangnya.

"Kabar Heechan baik, Bu,"

Heechan melepas pelukannya. Melihat kanjeng ibu Xiumin, Heechan memberi hormat dengan melakukan sungkem.

Heechan mempersilakan kanjeng ibu kedua masuk ke dalam apartemen. "Kanjeng ibu tidak bersama kanjeng Romo?,"

"Romomu itu menyusul. Ibu ndak sabar pengen bertemu kamu, Le," jawab kanjeng ibu Kyung-soo sambil mengibaskan kipasnya di paha kanjeng ibu Xiumin yang duduk di sebelahnya dan disusul tawa yang tak bersuara.

"Mark di mana, Nak Heechan?," tanya kanjeng ibu Xiumin.

"Oo.. Mark masih tidur, kanjeng ibu," jawab Heechan disusul dengan tawa kecut.

"Owalah, anak bujang koq bangunnya siang. Ndak takut opo, rejekinya dipatok ayam?," kanjeng ibu Xiumin mengomel sendiri.

"Memang kamarnya di mana tho, Nak Heechan?," lanjut Kanjeng ibu Xiumin.

Heechan melangkah menunjukkan lokasi kamar mereka berdua pada calon mertuanya. Di sana terlihat Mark yang tertidur pulas seperti kucing. Terlihat tenang dan tetap manis.

 Terlihat tenang dan tetap manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Owalah, Le. Ibu wes rindu tenan Karo awakmu. Ibu rindu ngelus kepalamu, Le," kata Kanjeng ibu Xiumin sambil mengelus kepala anaknya.

Tiba-tiba suasana berubah mellow. Setetes air mata menitik di kening Mark saat kanjeng ibu Xiumin menciumnya. Seketika Mark memegang tangan ibunya, masih dengan mata terpejam.

"Mark pun rindu pada Kanjeng ibu," kata Mark disusul dengan matanya yang terbuka.

Mark bangkit dari tidurnya dan memeluk kanjeng ibu. Kanjeng ibu Kyung-soo yang melihat adegan drama itu bersama Heechan menangis.

"Ibu terharu, Le," kata Kanjeng ibu Kyung-soo sambil mengelus rambut Heechan yang menyandarkan kepala di pundaknya.

Isak melepas rindu pun pecah. Mark berusaha tegar dan menepuk-nepuk pundak ibunya.

Kreeekk ..
Tiba-tiba bunyi suara pintu terdengar. Kanjeng Romo Chen dan Kanjeng Romo Jong in datang. Keduanya langsung karena memang pintu apartemen terbuka. Mereka mendengar suara tangis dari dalam ruangan, sehingga menimbulkan kepanikan.

"Lho, lho.. Ono opo iki?," tanya Kanjeng Romo Chen panik.

"Sabar, kangmas. Saya periksa dulu," Kanjeng Romo Jong in berjaga-jaga dan berjalan di depan calon besannya.

5 Dost (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang