Chapter 4

830 93 4
                                    


Satu tahun berlalu, Haechan yang sudah belajar keras pun akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa di Korea. Siap menyusul Mark. Bukan hal yang mudah dan instan, melainkan melalui perjuangan Haechan selama satu tahun. Haechan rela mengurangi jatah bermain untuk belajar, belajar dan belajar.

Tiba saatnya Haechan menyusul Mark ke negeri tempat tinggal Lee Minho. Haechan berangkat dengan beasiswa seni yang menjadi bekalnya untuk terbang mengejar mimpinya dan selalu bersama Mark. Haechan akan terus berada di dekat Mark. Tak akan ada lagi rindu yang menyiksa dirinya.

Perpisahan terjadi antara kanjeng Romo Jong In dan Kanjeng Ibu Kyung-soo dengan anaknya. Begitupun kanjeng Romo Chen dan kanjeng ibu Xiumin yang turut sedih berpisah dengan calon menantunya.

Namun, mereka tak begitu khawatir karena Haechan akan tinggal bersama dengan Mark dalam satu apartmen. Selain lebih terpantau, juga lebih hemat biaya.
...

Sesampainya di bandara Korea, Mark menjemput mate tercintanya. Mereka saling berpelukan, setelah lama tak bertemu. Mark mencium kening Haechan.

Tubuh Haechan mendadak kaku. "Ehmm,"

"Kenapa? Tenang saja, tidak akan ada yang tahu," Mark tersenyum menggoda.

Mereka pun memulai perjalanan menuju apartmen. Mark menyewa taksi yang sudah menunggu mereka di depan bandara.

Tidak membutuhkan waktu lama. Tidak ada macet, perjalanan lancar sampai tujuan. Apartment kelas menengah yang cukup memiliki fasilitas dan menjangkau ke berbagai tempat penting, terutama Kampus mereka dan supermarket.

Hari pertama, Mark mengajak Haechan mengenal kampusnya dan paling penting adalah mengajak makan di tempat murah dan hygienis. Tempatnya tak terlalu jauh. Mereka cukup berjalan kaki untuk sampai di sana.

Beberapa hari kemudian, status Haechan sudah resmi menjadi mahasiswa jurusan seni tahun pertama. Mark dan Haechan selalu terlihat bersama. Kemanapun mereka bersama, seolah dunia milik mereka.

..
Waktu terus berjalan hingga tak terasa satu tahun berlalu. Mark dengan status mahasiswa kedokteran bedah tahun ketiga kini mulai sibuk dengan kegiatan praktik. Mau tak mau, sanggup tak sanggup, tahan tak tahan, dia harus sering meninggalkan Haechan. Maka untuk sekadar memiliki teman berkegiatan, Haechan sering mengajak Jisung makan dan pergi ke tempat-tempat baru selain mengerjakan tugas bersama.

Jisung adalah seorang omega. Riwayatnya, dia belum menemukan matenya. Seorang yang datang dari negara yang sama dengan negara Haechan, hanya berbeda kota. Jadi, wajar saja jika mereka bisa akrab di negara rantau.

Suatu hari yang membosankan, Haechan pergi ke kantin dengan harapan akan bertemu dengan Jisung atau orang lain yang bisa menemaninya. Sungguh, Haechan membenci sendirian. Benar saja, Haechan bertemu dengan teman sekelasnya. Jisung.

"Hey, kamu sendirian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Hey, kamu sendirian." Jisung tersenyum lebar.

"Hey, iya nih. Bosan," jawab Haechan dengan wajah lesu.

5 Dost (Hiatus)Where stories live. Discover now