Chapter 14

330 39 4
                                    

It's special for Taeyong 😘😘

Heechan berlari dan pergi ke tempat di mana dia tak akan mudah untuk ditemukan. Tempat di mana dia hanya butuh sendiri dari semua hingar bingar. Itu adalah alam miliknya yang penuh dengan bunga mekar mewangi dan ditumbuhi hutan tropis. Udaranya sejuk dan begitu menenangkan, meskipun sekarang berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan. Heechan tersedu dalam tangisnya. Seperti diiris oleh mata pisau yang begitu tajam ketika mengingat Jeno berdekatan dengan orang lain.

Amarahnya ingin saja buncah dan meledak, namun dia tak mau menyebabkan bencana. Jelas saja hal itu akan membuat banyak jiwa terluka. Maka, yang bisa dilakukannya saat ini adalah menahan amarahnya dengan tangisan yang mengiris nadi. Perih dan mematikan. Meski begitu, tangisnya tetap menyebabkan hujan lebat di daerah kota Seoul. Hujan yang tanpa petir namun terus mengguyur tanpa henti.
..

Sementara Taeyong tak menyerah meskipun dirinya telah terlempar. Dia bangkit dan berlari mencari Heechan kemanapun yang bisa dijangkau. Namun tak ditemukan. Aneh sekali, radarnya tak bekerja dengan baik saat ini. Bukan karena sistemnya yang mengalami kerusakan, melainkan Heechan telah menutup dirinya dengan serbuk yang mampu menutupi aroma tubuhnya yang khas.

Taeyong mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Kini dia berada di atap sebuah gedung. Kepalanya tengadah dan matanya tertutup merasakan angin yang menerpa. Dia mengingat saat kebersamaannya dengan Heechan. Setetes air mata mengalir di pelupuk mata kanan Taeyong. Hatinya begitu terasa sakit. Saat itulah terbesit sebuah kata di dalam hatinya. “Rindu”

“Aku tahu keberadaanmu, sayang,” bisik Taeyong yang berharap Heechan akan mendengarnya.

Taeyong bergegas berlari menemui Heechan di tempatnya. Sebuah tempat yang pernah Heechan ceritakan sebagai tempat pribadinya. Taeyong menembus pikiran dan imajinasi tentang sebuah aroma yang masih dia hirup sebagai aroma khas Heechan. Sebuah dimensi untuk menembus ruang dan waktu. Demikianlah caranya sebagai Magi untuk menggunakan kemampuan telepotasenya.
..

Sementara di tempat lain, menembus waktu yang sama dengan pencarian yang dilakukan Taeyong, hati Mark tersudut seketika di ruang operasi. Sensasi dingin yang menusuk terasa begitu nyata menembus hatinya.

“Heechan,” gumam Mark.

Mark segera pergi ke tempat konser NCT seusai melakukan praktik. Dia merasakan sesuatu terjadi pada kesayangannya, Heechan.
..

Braaakk !!
Pintu tempat rias yang telah terbanting oleh Heechan sebelumnya kembali benar-benar rusak oleh kedatangan Mark. Mata Mark berubah berwarna merah darah yang gelap. Aura kemarahan menguar di sana. Gelap dan dingin. Terdengar suara petir menggelegar yang memekakkan telinga. Ada semacam angin lembut nan menusuk yang membuat siapapun yang berada di tempat itu merasakan ketakutan.

Johnny menghampiri Mark. “Ada..,” sebelum Johnny menyelesaikan pertanyaannya Mark mengangkat tangannya.

“Di mana Heechan?,”

“Dia pergi tiba-tiba. Sekarang Taeyong sedang mengejarnya,”
Mark terdiam. Sepasang mata tajamnya menangkap pemandangan menarik. Seorang centil sedang sibuk menggoda Jeno.

“Dekap aku, Baby Jeno. Aku takut dan dingin,” ucap Daehwi dengan manja.

Mark kemudian meninggalkan tempat rias itu dengan seringaiannya. Sebelum benar-benar ke luar dari pintu yang telah rusak itu, Mark kembali menoleh dan menatap tajam Jeno.

Deg !!
Hati Jeno tiba-tiba merasakan keanehan. Semacam rasa tak nyaman yang sulit untuk dijelaskan. Dia pun mendorong Daehwi hingga terjatuh.

Lucas yang melihat ekspresi Jeno pun tertawa keras. Wajah Jeno terlihat panik, takut, bingung dan pandangan matanya tak dapat fokus.
..

Kembali pada keluarnya Mark dari tempat rias NCT, dia bergegas mencari Heechan. Sama halnya yang dirasakan Taeyong, radar Mark tak berfungsi saat ini. Maka dia memilih untuk pergi ke apartemennya, mungkin saja Heechan ada di sana. Tapi setelah sampai di apartemen, Mark hanya mendapati pemandangan yang sama seperti tadi pagi.

“Oh shitt!!,” geram Mark dengan tangannya yang mengepal menghancurkan kursi kayu.

Tiba-tiba..
“Aku menemukanmu, sayang,”

Mark segera bergegas menuju tempat yang ada di benaknya. Sebuah tempat yang selalu menjadi tempatnya bertemu dengan Heechan saat berhubungan jarak jauh.

Mark segera pergi menuju tempat Heechan dengan menggunakan kemampuan teleportasenya. Di sana, tempat Heechan yang biasa terhiaskan bunga berbagai jenis yang mekar mewangi, kini jauh berbeda. Yang dilihatnya adalah genangan air yang membuat para bunga tertunduk layu. Langit yang biasa cerah pun saat itu mendung menumpahkan hujan yang deras.

Dia berusaha mencari keberadaan Heechan.  Di balik pendopo, di balik pohon dan di ayunan kesukaan Heechan. Heechan tak ditemukan di sana. Kecuali, aroma yang membuatnya terusik. Aroma Magi lain, yaitu Taeyong.
“Ishh..,” dengus Mark.

Taeyong muncul dari belakang Mark. Sedikit mengejutkan Mark.

5 Dost (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang